Kisah Pilu Kebakaran Rumah di Sleman yang Tewaskan Tiga Orang
Kisah pilu terjadi dalam peristiwa kebakaran rumah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (2/9/2022) dini hari. Akibat kebakaran itu, tiga orang yang berasal dari satu keluarga meninggal.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kisah pilu terjadi dalam peristiwa kebakaran rumah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (2/9/2022) dini hari. Akibat kebakaran itu, tiga orang yang berasal dari satu keluarga meninggal.
Kebakaran itu terjadi di Padukuhan Kocoran, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, sekitar pukul 02.00. Lokasi rumah yang terbakar tersebut berada di gang sempit yang padat penduduk.
Kepala Seksi Operasional dan Investigasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Sleman Nawa Murtiyanto mengatakan, kebakaran melanda tiga rumah di Padukuhan Kocoran. Dua rumah mengalami kerusakan berat, sementara satu rumah lainnya rusak ringan.
Berdasarkan laporan UPT Damkar Sleman, kebakaran diduga disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik (korsleting).
Setelah itu, warga tersebut langsung membangunkan penghuni rumah lainnya. Dia juga berusaha menyelamatkan diri bersama beberapa penghuni lainnya.
Namun, Nawa menyebut, tiga orang meninggal dalam peristiwa kebakaran tersebut. Ketiganya berasal dari satu keluarga. Para korban meninggal itu adalah Subono (64), Rani Istiyani (38), yang merupakan putri dari Subono; dan Mora Putri (6), yang merupakan putri dari Rani.
Putra dari Subono, Dedi Cahyono Putro (29), mengatakan, dirinya mengetahui kebakaran setelah terbangun dari tidur akibat kepulan asap yang masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua rumah. Begitu bangun, Dedi langsung membuka pintu kamar dan melihat kepulan asap yang tebal.
Setelah itu, Dedi langsung keluar kamar dan mencari sumber api yang menyebabkan kebakaran. Dia kemudian berusaha membangunkan anggota keluarganya yang masih terlelap di beberapa kamar yang ada di lantai dua.
Dedi lalu berhasil membangunkan ibunya dan langsung meminta sang ibu untuk loncat dari lantai dua agar bisa menyelamatkan diri. Setelah itu, Dedi membangunkan istrinya. ”Istri saya juga langsung saya minta loncat,” tuturnya.
Menurut Dedi, di lantai dua rumah tersebut ada tiga kamar. Satu kamar berisi ayah dan ibunya, satu kamar berisi Dedi dan istrinya, dan satu kamar lainnya diisi oleh kakak perempuan Dedi dan anaknya.
Setelah berhasil menyelamatkan ibu dan istrinya, Dedi berhasil naik lagi ke lantai dua rumahnya. Namun, saat hendak menuju kamar ayahnya, dia terhalang oleh api.
”Saya bisa lagi manjat ke lantai dua. Tapi mau ke tempat ayah, sudah panas. Jadi enggak bisa. Lalu akhirnya saya loncat ĺagi sambil teriak-teriak,” ungkap Dedi.