Gelombang Tinggi Kembali Landa Pantai Selatan Kebumen, 100 Warung Rusak
Sekitar 100 warung semipermanen di Pantai Suwuk dan Setrojenar, Kebumen, Jawa Tengah, rusak diterjang gelombang tinggi. Masyarakat diimbau waspada.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KEBUMEN, KOMPAS — Gelombang tinggi antara 4-6 meter kembali melanda pesisir Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah, Selasa (30/8/2022) pagi. Ratusan kios semipermanen yang terbuat dari bambu dan terpal milik pedagang rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Masyarakat, nelayan, serta wisatawan diminta waspada.
”Gelombang tinggi terjadi sekitar pukul 09.00 pagi dan sampai siang ini juga masih tinggi. Warung-warung di Pantai Suwuk dan Pantai Setrojenar terkena ombak. Kursi dan dagangan hanyut,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kebumen Munadi saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Munadi mengatakan, pada pukul 11.00 dirinya memantau kondisi di Pantai Setrojenar. Di jarak sekitar 15 meter dari pantai, dirinya juga terkena gelombang tinggi. ”Ini saya tadi di pinggir pantai dengan jarak sekitar 15 meter dan terkena ombak sampai sepinggang. Karena masih tinggi, masyarakat diminta waspada. Mungkin baru besok akan dikerahkan personel untuk kerja bakti membersihkan lokasi yang terkena gelombang tinggi,” ujarnya.
Menurut Munadi, gelombang tinggi setinggi 4-5 meter menerjang masuk ke daratan hingga sejauh sekitar 20 meter sehingga menerjang lapak dan kios para pedagang. Ada lebih dari 100 pedagang terdampak gelombang ini. Kerugian diperkirakan sebesar Rp 100 juta. ”Tidak ada korban jiwa, tapi kerugiannya lumayan karena barang dagangan hanyut. Totalnya masih dalam pendataan,” ujarnya.
Untuk wisatawan, kami mengimbau agar tidak bermain, berenang, atau mandi di laut terlebih dahulu. (Rendy Krisnawan)
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendy Krisnawan mengatakan, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk wilayah pesisir selatan Jawa pada 29 Agustus 2022 dan berlaku hingga 31 Agustus 2022. Gelombang tinggi ini disebabkan oleh adanya embusan aliran angin timuran dengan kecepatan cukup tinggi, antara 5-20 knot. Angin timuran itu berembus dari Benua Australia ke Benua Asia.
Angin timuran ini, lanjut Rendy, biasanya terjadi saat Juni, Juli, dan Agustus. Umumnya angin ini menyebabkan wilayah Indonesia bagian selatan memasuki musim kemarau. ”Karakteristik angin timuran biasanya kecepatannya kencang dan membawa masa udara dingin serta kering,” paparnya.
Atas fenomena itu, Rendy mengimbau para nelayan dan operator kapal yang melintas di selatan Jawa Tengah untuk berhati-hati. Jika kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya tidak berlayar terlebih dahulu karena ketinggian gelombang laut maksimum 4-6 meter sangat berbahaya bagi semua jenis kapal.
”Untuk wisatawan, kami mengimbau agar tidak bermain, berenang, atau mandi di laut terlebih dahulu karena ketinggian gelombang laut termasuk dalam kategori sangat tinggi sehingga sangat berbahaya bagi wisatawan yang beraktivitas di pantai,” ujarnya.
Gelombang tinggi juga pernah terjadi di Pantai Suwuk pada 1 Agustus 2021. Saat itu, puluhan warung semipermanen dan 10 unit motor tersapu gelombang tinggi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gelombang tinggi tersebut (Kompas.id, 1/8/2021).