Hermanto Dardak, Tokoh Penting dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Atas segala pengabdiannya untuk profesi dan pemerintahan, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2014.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wakil Menteri Pekerjaan Umum era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Achmad Hermanto Dardak, meninggal akibat kecelakaan di Jalan Tol Batang-Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (20/8/2022) pagi. Ia menjadi salah satu tokoh penting di balik sejumlah pembangunan infrastruktur vital di negeri ini.
Hermanto meninggal di Pekalongan dalam perjalanan seusai menghadiri seminar mengenai pemindahan ibu kota negara di Semarang. Hermanto meninggalkan seorang istri, Sri Widayatie, dan 3 orang anak; Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Amila Alistiawati, dan Eron Ariodito. Putra ketiga Hermanto, Eril Arioristanto Dardak, telah meninggal tahun 2018.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengenang ayahnya tersebut sebagai tokoh yang berperan besar dalam kariernya. Emil mengenang segala kebaikan ayahnya melalui unggahan story di akun Instagram. Emil mencantumkan foto ayahnya dan menuliskan, ”Farewell my lifelong inspiration. I'm so proud to have you as my father. This is your favorite song.”
Dalam unggahan itu terlantun lagu yang mendunia, yakni ”My Way” oleh Frank Sinatra disertai kemunculan tulisan berupa petikan akhir lirik ”My Way”, yakni the record shows i took the (blows) and did it my (way).
Emil juga menyampaikan permohonan doa untuk almarhum ayahnya. ”Insya Allah amal baik almarhum Bapak Hermanto Dardak diterima di sisi Allah SWT dan dosa-dosa diampuni-Nya,” katanya melalui pesan singkat.
Ayah yang menguatkan saya untuk terjun ke dunia politik. (Emil Dardak)
Emil pernah mengatakan, ayahanda merupakan sosok yang amat penting bagi perjalanan karier politiknya. Sebelum menjabat Wagub Jatim, Emil adalah Bupati Trenggalek, pesisir selatan Jatim, yang juga kampung kelahiran ayahnya. Kemenangan politik di Trenggalek itu amat mungkin juga terkait kenyataan bahwa Emil keturunan tokoh masyarakat setempat.
”Ayah yang menguatkan saya untuk terjun ke dunia politik,” kata Emil kepada Kompas saat masih menjabat Bupati Trenggalek dan diwawancarai pada 2017 di sela Festival Prigi.
Achmad Hermanto Dardak, putra kelahiran Trenggalek, 9 Januari 1957, dari pasangan KH Mochamad Dardak dan Siti Mardiyah. Hermanto menempuh studi di Trenggalek hingga lulus dari SMA Negeri 1 Trenggalek, dan selanjutnya diterima di Jurusan Teknik Sipil ITB.
Menurut Emil, seusai lulus Hermanto meniti karier sebagai PNS di Kementerian Pekerjaan Umum. Karier Hermanto melesat hingga menjadi Kepala Biro di usia 38 tahun, dan selanjutnya menjadi Dirjen Penataan Ruang dan berperan melahirkan UU Penataan Ruang 2007.
Hermanto kemudian diamanahi sebagai Dirjen Bina Marga dan di antaranya berperan menuntaskan pembangunan Jembatan Suramadu, mengatasi banjir Tol Bandara Soekarno-Hatta dengan pembangunan jalur tol elevated.
Hermanto mencapai puncak kariernya saat diamanahi sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode 2009-2014. Hermanto berperan menginisiasi berbagai rintisan infrastruktur strategis seperti bendungan, Jalan Tol Trans-Sumatera melalui konsep penugasan (Hermanto menjabat Komisaris Utama Hutama Karya periode 2007-2014).
Setelah menjabat wakil menteri, Hermanto mendapat tugas khusus untuk merintis pendirian Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) di bawah Kementerian PUPR.
Prestasi Hermanto yang merupakan lulusan doktor dari University of New South Wales Australia telah mendapat pengakuan internasional. Hermanto menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan bergengsi Professional of the Year dari International Road Federation.
Hermanto Dardak juga menjadi ketua organisasi permukiman internasional EAROPH, dan memimpin Road Engineering Association for Asia and Australiasia (REAAA).
Di dunia keinsinyuran, Hermanto mendapat amanah memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015-2018, dan turut membidani lahirnya UU Keinsinyuran dan pembangunan menara Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Atas segala pengabdiannya untuk profesi dan pemerintahan, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2014.
Hingga akhir hayatnya, tambah Emil, Hermanto Dardak dipercaya sebagai ketua tim pengarah pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian PUPR dan turut berperan menentukan titik nol IKN.
Hermanto meninggal dalam kecelakaan di Kilometer 341+400 Tol Batang-Pemalang jalur B atau arah Jakarta. Kecelakaan terjadi pada Sabtu pukul 03.25. Sebelum kecelakaan, mobil yang ditumpangi olehnya dikemudikan oleh Angga Saputra (30), warga Tajurhalang, Bogor.
Dalam perjalanan menuju Jakarta melalui jalan tol, mobil Toyota Innova itu menabrak bagian belakang truk Hino yang dikemudikan Siswoyo (31), warga Margoyo, Pati, Jateng.
Jenazah Hermanto Dardak kemudian dibawa ke rumah duka di kompleks Binamarga Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.