Kebakaran Ungkap Tambang Minyak Ilegal Kembali Marak di Jambi
Aktivitas gudang penampungan hasil minyak ilegal sempat berhenti setelah ditertibkan aparat penegak hukum. Kebakaran menunjukkan tambang minyak liar itu kembali marak.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Kebakaran yang melanda penampungan hasil tambang minyak ilegal di Jalan Lingkar Barat, Kenali Besar, Kota Jambi, Senin (15/8/2022), menunjukkan belum tegasnya penegakan hukum. Usaha tersebut diketahui pernah terjaring operasi aparat kepolisian, tetapi pemiliknya kembali leluasa beroperasi.
Kebakaran berlangsung sekitar pukul 09.30 di sebuah gudang liar yang menampung hasil tambang minyak ilegal. Kejadian berawal dari bunyi ledakan di dalam gudang. Dalam sekejap, api dan asap hitam membubung tinggi ke udara. Kebakaran menghanguskan 56 drum dan 70 wadah lainnya berisi minyak mentah. Hangus pula 3 truk tangki minyak dan sebuah truk batubara yang tengah terparkir di depan gudang.
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Kota Jambi Feriadi mengatakan, kebakaran awalnya diduga akibat hubungan pendek arus listrik yang kemudian menyambar minyak dalam gudang itu. Percikan api dalam sekejap menimbulkan ledakan. Kebakaran itu turut merembet ke sejumlah bangunan di sekitarnya. ”Mobil pemadam langsung kami kerahkan untuk menjinakkan api,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi Komisaris Besar Eko Wahyudi menyebut pemilik gudang itu berinisial P. Pihaknya masih berupaya mencarinya. Adapun tiga pekerja di gudang itu telah dibawa ke Markas Polresta Jambi untuk dimintai keterangan.
Eko menambahkan, gudang minyak tersebut ilegal. Tahun lalu pihaknya bersama tim Polda Jambi menggelar operasi ke sejumlah gudang minyak ilegal di Kota Jambi.
Kalau siang sering truk-truk minyak masuk ke dalam gudang dan memang tidak ditutup-tutupi.
Gudang tersebut salah satu yang dioperasi. Pihaknya mengetahui aktivitas di gudang sempat berhenti. Namun, kebakaran menjadi bukti usaha ilegal itu aktif kembali. ”Waktu itu aktivitasnya sudah berhenti. Ternyata sekarang beroperasi kembali,” katanya.
Warga yang bekerja di sekitar gudang, Silalahi, mengatakan, masyarakat setempat mengetahui aktivitas masuk keluar angkutan yang membawa hasil minyak curian. ”Kalau siang sering truk-truk minyak masuk ke dalam gudang dan memang tidak ditutup-tutupi,” ujarnya.
Musibah ledakan dan kebakaran menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Pasalnya, lokasi gudang berimpitan dengan bangunan-bangunan di sekitarnya. ”Di balik pagar gudang ini, kami pun sedang membangun. Pekerjaan langsung berhenti waktu kami lihat kebakaran besar,” katanya.
Aktivitas tambang dan pengangkutan minyak ilegal kembali meresahkan karena dampaknya pada bencana dan kecelakaan. Juli lalu, sebuah truk modifikasi yang memuat minyak mentah hasil curian juga meledak di tengah Jalan Raya Palembang-Jambi, Kabupaten Muaro Jambi. Kejadian itu menimbulkan kemacetan panjang.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Komisaris Besar Christian Tory tengah mengevaluasi penegakan hukum terkait dengan tambang minyak ilegal. Pihaknya akan kembali meningkatkan operasi, termasuk mengejar para aktor di balik bisnis liar itu.