Tersangka Pembunuh Wahid di Magelang Sempat Memalsukan Identitas
I (15) diketahui sempat menyamarkan wajah dan menutupi identitasnya saat menjemput korban.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tersangka pembunuh Wahid (13), siswa SMP di Magelang, I (15), berusaha memalsukan identitasnya saat menjeput korban. Ia menutupi wajahnya dengan masker dan memberikan nama palsu kepada orangtua Wahid saat berpamitan keluar.
Berdasarkan informasi keluarga korban, Kepala Desa Baleagung Nur Muhammad Sholikin mengatakan, Wahid dijemput seorang teman, yang wajahnya tidak terlihat dengan jelas. Sosok teman tersebut memakai masker dan juga menutupi wajahnya dengan tutup kepala.
”Kepada keluarga korban, dia juga mengaku bernama Fahrudin,” ujarnya, Selasa (9/8/2022). Ketika itu, pelaku meminta izin kepada keluarga dan menerangkan bahwa mereka berdua akan memfotokopi lembaran tugas sekolah.
I, warga Dusun Citran, Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, juga mengaku sebagai warga Dusun Manggung, Desa Sumurarum.
Saat korban dilaporkan hilang pada Rabu (3/8/2022), sejumlah warga, perangkat Desa Baleagung dan aparat, mencari-cari sosok Fahrudin sesuai keterangan dari keluarga Wahid.
Warga juga mencari Fahrudin ke Dusun Manggung, tetapi sosok yang dicari tidak dikenali. Pelaku I akhirnya diketahui setelah aparat dan perangkat desa melacak sepeda motor yang dipakai pelaku saat berboncengan dengan korban.
Setelah berhasil ditemui, I juga berbelit memberikan keterangan tentang keberadaan korban. ”Dia hampir menjadi amuk massa warga karena terus-menerus berbohong dan berbelit-belit,” ujarnya. Demi mencegah amuk warga, Rabu tengah malam, I kemudian dititipkan di Kepolisian Sektor (Polsek) Grabag.
Kini, I, yang sudah berstatus sebagai tersangka pembunuh berencana terhadap Wahid, sudah ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Magelang. Sholikin mengatakan, hingga saat ini banyak warga masih mengikuti perkembangan penyidikan. Mereka ingin memastikan agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
”Tersangka harus dihukum berat sehingga putusan hukuman tersebut nantinya benar-benar menimbulkan efek jera dan meredam kemungkinan orang lain untuk menirunya,” ujarnya.
Pembunuhan terhadap Wahid, menurut dia, masih membuat warga emosi. Beberapa waktu lalu, sebagian warga bahkan hendak marah dan meminta pertanggungjawaban dari keluarga pelaku. Namun, niat itu berhasil diredam.
Kepala Polres Magelang Ajun Komisaris Besar Sajarod Zakun mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kemungkinan ada pelaku lain yang turut membantu tersangka untuk melaksanakan pembunuhan berencana ini. Polisi juga masih mencari celurit yang menjadi senjata menganiaya korban.
”Pelaku mengaku dengan sengaja membuang senjata tajam tersebut di sekitar tempat kejadian perkara,” ujarnya. Diduga, pisau tersebut sengaja dibuang, masuk ke dalam sungai yang ada di sebelah kebun kopi tempat pelaku menghabisi nyawa korban.
Tersangka dan korban adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Grabag. Tersangka adalah pelajar SMP terbuka, sedangkan korban adalah siswa yang diterima melalui program penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP Negeri 2 Grabag. Mereka baru bertemu sekelas dan menjalani aktivitas belajar bersama pada 11 Juli lalu.
Ide membunuh korban ini muncul karena tersangka sakit hati dan marah. Tersangka dilaporkan mencuri telepon selular milik Wahid. Pencurian telepon seluler tersebut dilaporkan korban ke sekolah pada Senin (1/8/2022).