Pemerintah Targetkan Buah Sawit di Atas Rp 2.000/Kg
Selain meniadakan pungutan pajak ekspor dan bea keluar yang berlaku hingga 31 Agustus, pemerintah mulai membuka keran ekspor lebih besar bagi eksportir CPO.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
BATANGHARI, KOMPAS — Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan harga tandan buah segar sawit akan mencapai Rp 1.800 per kilogram dalam dua hari dan akan di atas Rp 2.000/kg hingga dua pekan ke depan. Petani diminta melapor bila harga masih di bawah target pemerintah.
”Ini arahan Bapak Presiden, TBS harus di atas Rp 2.000,” katanya, dalam kunjungan kerjanya di Jambi, Selasa (2/8/2022).
Tiga upaya dilakukan, yakni meniadakan pungutan pajak ekspor dan bea keluar hingga 31 Agustus mendatang. Upaya lainnya membuka keran ekspor lebih besar bagi eksportir. Namun, saat ditanyakan langkah yang akan diambil setelah 31 Agustus, Zulkifli hanya menyebut hal itu masih dikaji.
Dalam kunjungan kerjanya di Jambi, Zulkifli singgah di Pasar Angso Duo untuk memantau perkembangan harga minyak goreng, Lalu, ia bertolak ke Kabupaten Batanghari untuk meletakkan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit PT Nusantara Green Energy yang digadang-gadang akan mengaplikasikan teknologi pengolahan sawit tanpa uap (steamless).
Kepada petani dan jajaran pemerintah daerah di Jambi ia meminta agar perkembangan harga buah sawit terus dipantau. ”Kalau belum mencapai Rp 1.800 dalam satu atau dua hari ini, petani boleh komplain karena pemerintah sudah dua minggu ini tidak memungut pajak ekspor lagi,” katanya.
Ia pun meminta pemerintah di daerah terus mengawasi perkembangan harga. Jika harga di tingkat petani belum juga terdongkrak, pemda harus memanggil dan menegur para pengusaha industri minyak kelapa sawit.
Ia menjelaskan, pungutan ekspor yang besarannya 200 dollar AS per ton telah dihapus hingga 31 Agustus. Selain itu, bea keluar yang nilainya 288 dollar AS, dipotong menjadi 50 dolar AS.
Selisih nilai dari pembebasan pungutan ekspor dan bea keluar inilah yang diharapkan mendorong terjadinya percepatan ekspor. Dengan demikian, tangki-tangki minyak sawit mentah di pabrik tak lagi menumpuk. Buah sawit dari petani juga dapat terserap lebih cepat dan dengan harga yang lebih baik.
Untuk memulihkan pasar CPO yang sempat beralih dari Indonesia, Zulkifli menyebut sudah dilakukan berbagai negosiasi. Hasilnya, China sudah kembali memesan CPO asal Indonesia sebanyak 1 juta ton. Ia pun berencana ke India untuk membuka pasar yang sama.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Kabupaten Batanghari, Mashuri menyesalkan tindakan pabrik-pabrik di daerah menekan pembelian buah sawit ke petani. ”Padahal, kalau dua minggu tidak panen, buah sawit busuk,” katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal menambahkan, akan mengumpulkan para pengusaha pabrik kelapa sawit agar mereka menyerap buah sawit petani dengan harga yang sesuai.
Bebas limbah
Dalam peletakan batu pertama pabrik sawit tanpa uap PT Nusantara Green Energy, Zulkifli mendorong agar teknologi itu bisa diterapkan meluas. Sebab, selain teknologinya disebut-sebut bebas limbah, menghasilkan pula minyak premium.
Wakil Presiden Direktur NGE, Petrus Tjandra menyebut pabrik sudah akan beroperasi pada Juni 2023. Pemanfaatan teknolog tanpa uap, lanjutnya, dapat menekan biaya produksi dan juga mengurangi pembuangan limbah.