Perbaikan Jalan Provinisi di Sentra Pertanian Sumut Dipercepat
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengunjungi kabupaten sentra pertanian untuk percepatan pembangunan jalan provinsi. Daerah itu memasok hasil bumi untuk Medan. Perbaikan jalan penting untuk perekonomian daerah pertanian.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengunjungi beberapa kabupaten sentra pertanian untuk percepatan pembangunan jalan provinsi. Sentra pertanian itu memasok hasil bumi untuk kawasan aglomerasi Medan, Binjai, dan Deli Serdang. Perbaikan jalan sangat penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah pertanian.
Edy mengunjungi Kabupaten Pakpak Bharat, Dairi, dan Karo pada Rabu hingga Sabtu (20-23/7/2022). Pembangunan di tiga kabupaten itu bagian dari program perbaikan jalan provinsi dengan anggaran tahun jamak 2022-2023 sebesar Rp 2,7 triliun. ”Perbaikan jalan ini agar distribusi hasil pertanian lancar dan ongkos produksi bisa ditekan,” kata Edy.
Di Karo, Edy menyebut sudah menyiapkan Rp 114,8 miliar. Karo menjadi salah satu yang diprioritaskan untuk pembangunan jalan provinsi dan drainase. Hal itu karena Karo merupakan salah satu pemasok utama bahan pangan untuk Sumut, khususnya untuk Medan, Binjai, dan Deli Serdang.
Ada beberapa ruas jalan yang akan diperbaiki, antara lain Simpang Tongkoh-Simpang Sinaman (5 kilometer) dan Kuta Rakyat-Batas Kabupaten Langkat (12,67 kilometer) yang merupakan jalan alternatif untuk Medan-Berastagi. Drainase sepanjang 4 kilometer juga akan dibangun di Karo.
Di Dairi, Pemprov Sumut menyiapkan anggaran Rp 61 miliar untuk pembangunan jalan provinsi dan drainase. Pembangunan di daerah tersebut diharapkan bisa meningkatkan hilirisasi produk pertanian.
Edy pun membawa calon investor yang berniat membangun pabrik pengolahan minyak serai wangi (citronella) di Dairi. Pembangunan jalan diharapkan menambah minat investor untuk membangun pabrik di Dairi. Selama ini, Dairi dan Pakpak Bharat menghasilkan serai wangi, tetapi pabrik pengolahannya dilakukan di daerah lain.
”Dairi bisa mengolah serai wangi menjadi minyak sehingga daerah bisa mendapat nilai tambah yang lebih besar. Penyerapan tenaga kerja pun akan lebih banyak,” kata Edy.
Di Pakpak Bharat, Edy melihat ladang jagung dan serai wangi. Dia juga meninjau Jalan Salak-Pagindar dengan kondisi cukup rusak di Kecamatan Pagindar yang hanya bisa dilewati mobil berpenggerak empat roda. Daerah itu masih tertinggal dan berbatasan langsung dengan Kota Subulussalam, Aceh.
Warga Kecamatan itu bahkan lebih sering menjual hasil pertaniannya ke Subulussalam karena jalannya lebih baik. Di Pakpak Bharat, Edy menyebut akan memperbaiki 57 kilometer jalan provinsi. ”Ini sangat tidak wajar memang. Kami akan memikirkan bagaimana membangun jalan ini supaya akses masyarakat lebih mudah,” ujarnya.
Jalan provinsi di Sumut total panjangnya 3.005 kilometer, tetapi 25 persen di antaranya rusak. Sumut juga punya 880 jembatan provinsi yang sebagian juga rusak. Dalam dua tahun ke depan, Sumut menyiapkan Rp 2,7 triliun untuk pembangunan 450 kilometer jalan, 389,2 meter jembatan, dan 71.000 meter drainase.
Ini akan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu mengatakan, pembangunan jalan provinsi di kabupaten mereka akan meningkatkan daya saing daerah. Investor pun akan tertarik membangun pabrik-pabrik untuk hilirisasi produk pertanian.
”Dairi saat ini mengembangkan pertanian serai wangi. Kami siapkan 6.000 hektar lahan untuk pengembangan pertanian, antara lain, untuk penanaman serai wangi,” kata Eddy.
Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor mengatakan, mereka berfokus mengembangkan serai wangi dan jagung. Daerah hasil pemekaran Kabupaten Dairi itu menghasilkan 180.000 ton jagung per tahun. ”Kami sangat mengharapkan Pemprov Sumut bisa membangun ruas jalan di daerah kami. Ini akan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat,” katanya.
Menurut Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, pembangunan Jalan Medan-Berastagi sangat penting mengingat jalur itu saat ini sangat padat. Jalan alternatif melalui Kabupaten Langkat yang dibangun Pemprov Sumut bisa menjadi pilihan untuk pengangkutan hasil pertanian, tetapi kondisinya perlu diperbaiki.