Keluarga dan Pemuda Batak Bersatu bergantian menjaga makam Brigadir J di Jambi. Mereka hendak memastikan makam tetap aman hingga otopsi ulang dilakukan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Setelah mendapatkan persetujuan Kepala Polri untuk menggelar otopsi ulang jenazah, keluarga Nofriansyah Yosua atau Brigadir J berjaga di sekitar makam. Mereka hendak memastikan tidak ada kejadian yang tak diinginkan hingga penggalian dilakukan.
Ayah Nofriansyah, Samuel Hutabarat, mengatakan, anggota keluarganya bergantian menjaga makam. Penerangan dipasang di sekitar makam di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
”Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya, Kamis (21/7/2022).
Pada Rabu (20/7/2022) malam, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengumumkan memenuhi permintaan keluarga Nofriansyah agar dilakukan ekshumasi atau otopsi ulang. ”Pak Kapolri (Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo) mendengarkan seluruh aspirasi masyarakat,” tuturnya.
Ekshumasi, kata Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir (Pol) Jenderal Andi Rian Djajadi, akan melibatkan unsur-unsur di luar kedokteran forensik Polri. Polisi berkoordinasi dengan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia dan Komisi Kepolisian Nasional. Jadwal otopsi ulang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Roslin, bibi dari Nofriansyah, mengatakan, keluarga belum mengetahui jadwal otopsi. ”Kita sama-sama lihat di berita saja,” katanya.
Kamis siang, Pemuda Batak Bersatu (PBB) menyambangi makam Nofriansyah. Salah satu pengurus PBB, Royanto Situmorang, mengatakan, penjagaan dilakukan bergantian keluarga bersama anggota PBB. Pihaknya mendukung otopsi ulang dapat dilangsungkan secepatnya karena publik sangat menantikan hasilnya.
Otopsi ulang sangat diharapkan keluarga. Mereka meragukan penjelasan penyidik atas insiden yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri nonaktif Inspektur Jenderal Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Penyidik menyebut Brigadir J tewas akibat luka tembak.
Rohani, misalnya, melihat banyak luka pada tubuh jenazah. Sewaktu keluarga akan menambahkan cairan formalin ke tubuh korban, tampak darah segar mengalir pada kelingking. Sewaktu diperiksa, kelingking dan jari manisnya patah. Rohani juga menyebut ada dua lubang seperti bekas tembakan di dada. ”Yang lebih besar (lubangnya) di dada kanan,” katanya.
Selain itu, juga ada bekas tembakan di tangan kiri, luka sayatan di bagian mata dan bibir, serta jahitan di hidung. Ada juga luka di kaki kanan serta sisa memar di kiri dan kanan perut. ”Jadi kalau hanya tembakan, tidak mungkin sampai ada memar,” tambahnya.