Penutupan sementara aktivitas dan transaksi ternak hewan, khususnya sapi, masih dihentikan di Bali untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku. Satgas Penanganan PMK juga mengintensifkan vaksinasi PMK di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bali mempertimbangkan memperpanjang durasi penutupan pasar hewan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku. Selama penutupan dilakukan, Bali fokus melakukan vaksinasi hingga eliminasi ternak yang bakal dipotong bersyarat.
Hingga Senin (18/7/2022), Bali masih bergelut dengan potensi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Wabah PMK tercatat ada di tujuh dari sembilan kabupaten dan kota. Jumlah ternak yang terjangkit PMK mencapai 526 ekor dan 302 ekor sapi sudah dipotong bersyarat. Untuk meminimalkan penularan, pasar-pasar hewan ditutup sementara. Dimulai Selasa (5/7), kebijakan itu direncanakan rampung Selasa (19/7).
Penutupan, misalnya, dilakukan di Pasar Beringkit di Kabupaten Badung. Tidak ada lalu lintas hewan keluar masuk di pasar itu. Direktur Utama Perumda Pasar Mangu Giri Sedana I Made Sukantra menyatakan, penutupan pasar hewan Beringkit sesuai surat Sekretaris Daerah Kabupaten Badung tanggal 4 Juli 2022. Penutupan dilakukan hingga 19 Juli 2022.
Pasar Hewan Karangasem juga masih tutup. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karangasem Ida Bagus Putu Suastika mengatakan, penutupan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Dia masih menunggu arahan dari Satuan Tugas Penanganan PMK dari pemerintah pusat dan provinsi.
Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra, selaku Ketua Satgas Penanganan PMK Bali, mengatakan, sesuai dengan rencana, penutupan sementara pasar hewan dijalankan selama 14 hari. Namun, jika dinilai masih rawan, kebijakan itu terbuka untuk diperpanjang.
”Selama penutupanpasar hewan, pihaknya fokus menjalankan vaksinasi PMK dan eliminasi ternak dengan pemotongan bersyarat,” katanya.
Vaksinasi PMK
Sejauh ini, Dewa menyatakan telah menerima sekitar 112.000 dosis vaksin PMK. Jumlah itu disebutkan masih jauh dari populasi ternak di Bali mencapai 558.000 ekor.
”Agar vaksinasi PMK efektif, penyuntikan vaksin PMK fokus pada daerah terjangkit yang menjadi zona rawan PMK dengan radius 3 kilometer,” katanya.
Selama vaksinasi, sebut dia, dibantu Persatuan Dokter Hewan Indonesia Bali dan Universitas Udayana. Dalam sehari ada 4.000 sapi yang divaksin. ”Setelah zona terinfeksi dalam radius 3 kilometer tuntas, akan ditingkatkan ke radius 10 kilometer,” katanya.