Kasus PMK Meluas, Bali Hentikan Pergerakan Ternak Sapi
Pemerintah di Bali menutup sementara pasar hewan untuk menanggulangi penyebaran penyakit mulut dan kuku di Bali. Kasus PMK di Bali ditemukan meluas.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kasus penyakit mulut dan kuku di Bali bertambah luas. Sedikitnya 128 ekor sapi di empat kabupaten di Bali dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku. Sekitar 110.000 dosis vaksin sudah diterima Bali.
Jumlah wilayah yang ditemukan kasus positif penyakit mulut dan kuku (PMK) juga bertambah. Setelah ditemukan di Kabupaten Buleleng, Gianyar, dan Karangasem, kasus PMK juga ditemukan di Kabupaten Bangli.
Mengantisipasi penyebarannya meluas, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menghentikan sementara pergerakan ternak sapi di Bali, termasuk dengan menutup sejumlah pasar hewan di Bali hingga dua pekan ke depan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mengatakan, hasil pemeriksaan ke lapangan dan koordinasi bersama Balai Karantina Pertanian Denpasar, Balai Besar Veteriner Denpasar, dan Dinas Pertanian di kabupaten menemukan sejumlah kasus positif PMK di beberapa daerah di Bali. Setelah ditemukan di tiga kabupaten, Buleleng, Gianyar, dan Karangasem, menurut Sunada, kasus positif PMK juga ditemukan di Bangli.
”Hingga Senin (4/7/2022), total ditemukan 128 kasus PMK,” kata Sunada dalam keterangan persnya di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kota Denpasar, Selasa (5/7/2022).
Sudana menambahkan, sebanyak 62 ekor ternak dari 128 ternak yang positif PMK sudah dimusnahkan atau dipotong bersyarat. Adapun sisanya, sebanyak 66 ekor, juga akan dimusnahkan atau dipotong bersyarat.
Lebih lanjut Sudana menyatakan, Bali sudah menerima sekitar 110.000 dosis vaksin PMK. Vaksin PMK tersebut akan didistribusikan ke daerah, yang sudah ditemukan kasus PMK, dan juga ke daerah yang masih zona hijau, atau bebas dari PMK, tetapi memiliki risiko karena berada di perbatasan Bali.
”Jembrana dan Buleleng akan diberikan vaksin karena berdekatan dengan Jawa. Begitu pula di Karangasem karena berdekatan dengan Nusa Tenggara Barat,” ujar Sunarta.
Upaya penanggulangan penyebaran PMK juga ditempuh dengan menutup sementara pasar-pasar hewan di Bali. Hal itu mengacu Surat Edaran Menteri Pertanian tentang daerah wabah dan penutupan dalam upaya memutus penyebaran wabah PMK.
Karena itu, kami berharap agar vaksin segera dibagikan kepada peternak.
Penutupan sementara pasar hewan dan penghentian transaksi jual beli ternak sapi itu dimulai Selasa (5/7/2022) hingga Selasa (19/7/2022).
Pasar Hewan Beringkit di Kabupaten Badung termasuk pasar hewan yang ditutup sementara untuk transaksi ataupun penerimaan dan pengeluaran ternak sapi. Penutupan sementara transaksi sapi di Pasar Hewan Beringkit diatur dalam surat Sekretaris Daerah Kabupaten Badung yang dikeluarkan pada hari Senin (4/7/2022).
Selain menghentikan transaksi sapi dan pergerakan ternak, penutupan pasar hewan itu juga diikuti dengan penyemprotan disinfektan di kawasan pasar tersebut.
Penutupan pasar hewan dan penghentian transaksi sapi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung, ditanggapi peternak ataupun pedagang sapi di Pasar Hewan Beringkit. Mereka membagikan informasi perihal penutupan pasar hewan itu kepada rekan-rekannya sesama peternak dan pedagang sapi lain.
”Hari ini masih diberikan waktu untuk mendatangkan dan mengirimkan sapi, tetapi terbatas untuk pasar lokal,” ujar seorang pedagang sapi di Pasar Hewan Beringkit, Badung, Selasa (5/7/2022).
Peternak sapi asal Kintamani, Bangli, Jero Made Suda (60), menyatakan, tidak semua wilayah di Bangli terserang wabah PMK. Jero Suda menyebutkan, belum ditemukan ternak sapi yang terserang PMK di Kintamani.
”Karena itu, kami berharap agar vaksin segera dibagikan kepada peternak,” kata Jero Suda di Pasar Hewan Beringkit, Badung, Selasa (5/7/2022).
Secara terpisah, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali I Ketut Puja menyatakan, penghentian pergerakan hewan ternak, termasuk pemindahan ternak keluar kandang, menjadi langkah penting dalam menanggulangi penyebaran PMK.
Puja mengatakan, vaksinasi diharapkan mempercepat upaya penanggulangan wabah PMK. Selain itu, penerapan prosedur biosekuriti yang ketat benar-benar dijalankan.
”Memang akan ada dampaknya, terutama secara ekonomi,” kata Puja yang dihubungi pada hari Selasa (5/7/2022). Puja mengimbau peternak agar tidak panik menghadapi persoalan PMK.
Menurut Puja, pembatasan-pembatasan tersebut bertujuan memutus penyebaran PMK dan menghindari kerugian yang lebih besar. ”Kami juga menyarankan aparatur pemerintah agar lebih intensif menjalankan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada kalangan peternak,” ujar Puja kepada Kompas.