Empat Kecelakaan Laut di Selatan Papua, 27 Orang Hilang
Sebanyak 27 orang hilang akibat empat kecelakaan laut di perairan selatan Papua selama sepekan terakhir. Kondisi ini dipicu cuaca buruk yang melanda perairan tersebut sejak awal bulan Juli.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dalam sepekan terakhir, terjadi empat kali kecelakaan laut di tiga kabupaten yang masuk dalam kawasan perairan selatan Papua. Hingga saat ini, tim SAR masih berupaya mencari 27 orang yang hilang dalam tiga peristiwa kecelakaan tersebut.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika, George Randang, saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (10/7/2022), memaparkan, terdapat empat kecelakaan laut yang terjadi di perairan selatan Papua yang menyebabkan 27 orang belum ditemukan. Tim SAR Timika menangani tiga kejadian kecelakaan dan tim SAR Merauke satu kejadian.
Tiga kejadian kecelakaan yang ditangani tim SAR Timika terjadi di wilayah Kabupaten Mimika dan Kabupaten Asmat. Kecelakaan pertama terjadi saat sebuah perahu motor yang mengangkut enam penumpang dari Timika menuju daerah Potowaiburu hilang kontak sejak Senin (4/7/2022).
Dari hasil pencarian tim SAR Timika ditemukan perahu tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan karena cuaca buruk. Semua penumpang dalam kondisi selamat dan masih berlindung di Kampung Amar.
Kejadian yang kedua adalah tenggelamnya Kapal Motor Usaha Baru yang bermuatan kayu 30 kubik dan 18 penumpang di Perairan Timika pada Selasa (5/7/2022). Tujuh orang berhasil diselamatkan nelayan setempat setelah terombang-ambing selama berjam-jam di perairan tersebut, sedangkan 11 orang lainnya belum ditemukan hingga kini.
Peristiwa yang ketiga adalah tenggelamnya perahu motor yang mengangkut delapan orang di daerah Samendoro, Asmat, Rabu (6/7/2022). Perahu motor tersebut membawa penumpang dari daerah Primapun. Tujuh orang berhasil diselamatkan dan satu orang masih hilang hingga kini.
Sementara satu kejadian kecelakaan laut yang ditangani pihak SAR Merauke adalah tenggelamnya Kapal Motor Setia Makmur 06 ketika mencari ikan di Perairan Arafuru, pada 2 Juli 2022. Adapun 10 awak kapal berhasil diselamatkan dan 15 orang lainnya masih dalam pencarian hingga hari ini.
”Kami masih berupaya mencari para korban dari dua kejadian di Timika dan Asmat yang belum ditemukan hingga kini. Kami menerjunkan tim SAR gabungan dengan melibatkan nelayan setempat di sekitar lokasi kejadian untuk menemukan para korban,” kata George.
Ia pun mengungkapkan, tinggi gelombang laut di Perairan selatan Papua yang melebihi 1 meter sangat berbahaya bagi pelayaran tradisional dan kapal nelayan. Hal ini dipicu kondisi cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.
Kawasan perairan selatan Papua meliputi wilayah perairan sejumlah kabupaten di Papua. Daerah-daerah tersebut antara lain Merauke, Mimika, dan Asmat.
”Kami telah menyampaikan informasi kondisi perairan selatan Papua kepada berbagai pihak unsur maritim di Kabupaten Mimika. Tujuannya pemerintah setempat bisa mengambil upaya pencegahan agar kasus kecelakaan laut tidak terulang lagi,” tutur George.
Sementara itu, Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke Susanto Masita mengatakan, pihaknya sementara telah mengeluarkan larangan berlayar bagi kapal nelayan yang biasanya berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke. Keputusan ini dilatarbelakangi adanya informasi cuaca buruk yang memicu tinggi gelombang laut di perairan selatan Papua hingga melebihi 2 meter dan kecepatan angin 35 kilometer per jam.
”Total sekitar 100 kapal nelayan yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke dengan kapasitas tonase 10 hingga 30 gros ton. Kami mencabut izin larangan jika kondisi cuaca telah membaik,” papar Susanto.
Kepala Stasiun Meteorologi Mopah Merauke Gatot Rudiantoro mengatakan, diperkirakan terjadi pola angin dengan kecepatan 5 sampai 22 knot atau 9,26 hingga 40,74 kilometer per jam untuk beberapa minggu ke depan. Kondisi ini menyebabkan tinggi gelombang laut di sejumlah wilayah perairan selatan Papua mencapai 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Ia pun memaparkan perairan yang terdampak akibat pola angin yang mencapai 40,74 kilometer per jam meliputi Merauke, yakni sebagian Perairan Arafuru bagian timur dan sebagian Perairan Arafuru bagian selatan, sedangkan di Mimika adalah sebagian bagian barat Perairan Timika.
”Kecepatan angin hingga 22 knot yang memicu tinggi gelombang. Tiga wilayah perairan tersebut masuk dalam kawasan perairan selatan Papua,” papar Gatot.