Diperlukan Langkah Cepat Menanggulangi PMK
Penyebaran penyakit mulut dan kuku meluas di Indonesia. Pemerintah didesak segera menanggulangi PMK sebelum dampaknya meluas.
”
DENPASAR, KOMPAS — Penyebaran penyakit mulut dan kuku di Indonesia meluas. Hingga Senin (4/7/2022), kasus hewan ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku ditemukan di 21 provinsi, termasuk Bali. Kerugian ekonomi membayangi peternak sapi di Bali.
Keterangan di laman siagapmk.id, yang diakses Senin (4/7/2022), menunjukkan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah meluas ke 21 provinsi. Bali sudah termasuk dalam 21 provinsi yang ditemukan kasus PMK.
Kondisi tersebut memancing kekhawatiran peternak dan pedagang hewan ternak sapi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Kabupaten Badung. Peternak sapi asal Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Komang Sudiana (42), menyatakan waswas terhadap penyebaran PMK.
”Saya sudah merugi sekitar Rp 2 juta karena tiga ekor sapi, yang sebelumnya saya beli seharga Rp 44 juta, hanya laku terjual seharga Rp 42 juta,” kata Sudiana ketika berada di Pasar Hewan Beringkit, Badung, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Sebanyak 63 Sapi Terjangkit PMK, 55 Ekor Dimusnahkan
Pedagang sapi di Pasar Hewan Beringkit Made Arta mengungkapkan, harga ternak sapi menurun dan penjualannya pun berkurang sejak wabah PMK menyebar di Indonesia, terutama di Jawa Timur.
Arta juga menyatakan, peternak sulit mendapatkan harga jual sapi yang baik akibat berkurangnya perdagangan sapi.
Baik Sudiana maupun Arta mengungkapkan kekhawatiran mereka jikalau penyebaran PMK di Bali terus meluas. Sudiana menambahkan, dirinya dan peternak sapi di wilayah yang masih bebas dari temuan PMK juga mengalami kesulitan untuk menjual sapinya.
Sudiana berharap pemerintah dapat segera mendistribusikan vaksin PMK ke Bali dengan harapan dapat membantu peternak lokal untuk menjaga ternak sapi mereka dari penularan virus PMK.
Menurut dia, upaya yang dapat dijalankan peternak saat ini adalah dengan menjaga kebersihan kandang ternak sapinya masing-masing.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar Hewan Beringkit I Made Budayasa mengatakan, transaksi ternak sapi di Pasar Hewan Beringkit terpantau menurun menyusul merebaknya wabah PMK di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Sampai sekarang mitra kami di luar negeri belum sampai menanyakan isu kesehatan hewan tersebut. (Putu Winastra)
Budayasa menyatakan, perdagangan ternak sapi di Pasar Hewan Beringkit biasanya meningkat menjelang hari besar keagamaan, tetapi belakangan ini justru terpantau tidak terlalu ramai.
”Memasuki masa Idul Adha ini, hari pasaran dibuka setiap hari. Adapun pada kondisi normal, hari pasarannya pada Rabu dan Minggu,” kata Budayasa.
Dampak
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Meningkat, Ekonomi Bali Diproyeksikan Bertumbuh
Merebaknya kembali PMK di Indonesia mendapat perhatian serius dari Pemerintah Australia. Dalam laman Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Department of Agriculture, Fisheries, and Forestry/DAFF) Australia tanggal 9 Mei 2022, yang diakses Minggu (3/7/2022), disebutkan, DAFF sudah mendapatkan informasi terjadinya wabah PMK di Indonesia.
PMK dinyatakan sebagai penyakit yang ditularkan virus dan menimbulkan konsekuensi yang berat.
Dalam laman www.agriculture.gov.au/about/news/media-releases/media-statement-foot-and-mouth-disease-detected-indonesiadisebutkan, DAFF sudah menyarankan industri peternakan untuk waspada dan meningkatkan kewaspadaannya.
DAFF sudah meninjau izin impor untuk produk hewani dari Indonesia yang dapat membawa PMK. Disebutkan pula bahwa Australia juga sudah menawarkan bantuannya kepada Indonesia untuk memerangi dan mengatasi wabah yang terjadi di Jawa dan Sumatera.
Terkait hal itu, ahli virologi dari Universitas Udayana, Bali, I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyatakan, Australia sangat wajar memberikan perhatian serius terhadap merebaknya PMK di Indonesia.
Dihubungi Senin (4/7/2022), Mahardika mengatakan, Australia berkepentingan menjaga keamanan peternakannya agar tetap bebas dari PMK karena Australia merupakan negara produsen sapi, daging, dan produk turunannya.
Mahardika mendesak pemerintah di Indonesia agar serius dan segera menanggulangi penyebaran PMK di Tanah Air, termasuk di Bali. ”Kerugian yang diakibatkan PMK akan sangat besar apabila tidak serius dan tidak segera ditangani,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Putu Winastra juga meminta penanganan PMK di Indonesia mendapat perhatian serius sehingga persoalan kesehatan tidak menjadi isu yang dipermasalahkan calon wisatawan ke Indonesia. Terlebih periode Juli dan Agustus ini akan menjadi periode puncak (peak season) kunjungan wisatawan mancanegara.
”Sampai sekarang mitra kami di luar negeri belum sampai menanyakan isu kesehatan hewan tersebut,” ujarnya.
Berdasar laporan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tentang perkembangan pariwisata Provinsi Bali periode Mei 2022, yang diumumkan awal Juli 2022, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali selama Mei 2022 mencapai 115.611 kunjungan atau meningkat 98,18 persen dibandingkan periode April 2022.
Secara kumulatif, jumlah wisman yang langsung ke Bali sejak Januari 2022 sampai Mei 2022 mencapai 189.879 kunjungan.
Dari laporan BPS Bali tersebut, wisman asal Australia paling banyak berkunjung ke Bali pada Mei 2022. Jumlah wisman dari Australia ke Bali pada Mei 2022 mencapai 31.601 kunjungan. Setelah Australia, kunjungan wisman terbesar ke Bali selama Mei 2022 adalah dari India, Inggris, Singapura, dan Perancis.
Besarnya jumlah wisman dari Australia ke Bali juga didukung penerbangan langsung dari Australia ke Bali dan sebaliknya, dari Bali ke sejumlah kota di Australia.
Dalam jawaban tertulis kepada Kompas, Senin (4/7/2022), General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan menyatakan, frekuensi penerbangan rute Australia dan Bali mencapai 18 penerbangan per hari.
Penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai dari Australia saat ini dilayani setiap hari. Jumlah penumpang dari Australia ke Bali pada Juni 2022 dinyatakan mencapai 128.415 atau meningkat dibandingkan periode Mei 2022.
Sementara itu, pelancong asal Melbourne, Australia, Wayne, membenarkan bahwa Pemerintah Australia memberikan anjuran perjalanan bagi warga negara Australia ke luar negeri terkait isu kesehatan. Meski demikian, Wayne bersama keluarga mengaku tidak mempermasalahkannya dan tetap bepergian ke Bali.
”Dalam situasi masih pandemi Covid-19 ini, kami merasa pergi ke Indonesia justru lebih aman karena Pemerintah Indonesia mewajibkan pelancong dari luar negeri harus sudah vaksinasi,” kata Wayne ketika ditemui di Seminyak, Kuta, Badung, Senin (4/7/2022).