Konsumen Pertalite dan B30 Wajib Daftar, Publik Manado Skeptis
Penerapan sistem pendaftaran pengguna pertalite dan solar bersubsidi melalui sistem MyPertamina disambut pegiat transportasi umum dan nelayan di Manado dengan skeptisisme. Namun, tahap awal ini hanya sebatas uji coba.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·5 menit baca
MANADO, KOMPAS — Penerapan sistem pendaftaran bagi pengguna pertalite dan solar bersubsidi melalui sistem MyPertamina per Jumat (1/7/2022) disambut pegiat transportasi umum dan nelayan di Manado dengan skeptisisme. Namun, penerapan ini masih sebatas uji coba untuk mendapatkan gambaran pengguna dua jenis bahan bakar minyak tersebut.
Dihubungi Kamis (30/6/2022), Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sulut Terry Umboh mengatakan, kewajiban mendaftarkan diri di sistem MyPertamina ini bagus untuk ketersediaan BBM di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Menurut pengamatannya, SPBU sering kehabisan, sementara BBM eceran melimpah.
”Selama ini Pertalite, kan, bisa dibeli siapa pun secara bebas, kemudian dijual lagi dengan harga yang sudah di atas, Rp 10.000 per liter dibandingkan kisaran Rp 7.650-Rp 7.850 per liter di SPBU. Kalau ada pendaftaran, ini jelas akan mengganggu pedagang eceran,” katanya.
Pendaftaran pengguna melalui Sistem Subsidi Tepat MyPertamina bertujuan memastikan solar B30 yang disubsidi pemerintah dan pertalite yang sebagian biayanya ditanggung Pertamina diterima oleh kelompok yang berhak. Pengusaha angkutan umum, nelayan kecil, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk di antaranya.
Kendati begitu, Terry berpendapat, kendaraan angkutan umum yang berpelat kuning seharusnya dibebaskan dari kewajiban ini. ”Kan, kendaraan pelat kuning tidak mungkin berbohong, beli BBM pasti untuk angkutan umum. Beda dengan kendaraan pelat hitam, bisa saja bilang untuk angkutan daring, padahal untuk pribadi,” katanya.
Ia juga khawatir akan terjadi kebingungan massal di kalangan sopir angkutan kota karena kebanyakan mobil angkutan tidak dimiliki sendiri oleh sopir. ”Kalau nomor KTP dan nomor HP saya sudah terdata, terus saya berhenti jadi sopir untuk bos saya, bagaimana? Seharusnya Pertamina memprioritaskan kendaraan pelat kuning, tidak usah mendaftar,” ujar Terry.
Sementara itu, Sonny Broo, Ketua Kelompok Nelayan Firdaus Manado, menilai sistem pendataan ini akan menyulitkan nelayan. ”Banyak nelayan tidak mengerti cara daftar online. Banyak yang tidak punya handphone juga. Jadi harusnya ada sosialisasi lebih dulu,” ujarnya.
Akan tetapi, Sonny tidak terlalu khawatir sebab mayoritas anggota kelompoknya tidak pernah membeli pertalite di SPBU. Sebab, para nelayan kecil hanya membutuhkan sekitar 2 liter bensin untuk menangkap ikan tude (kembung) dan deho (tongkol) dari sore hingga pagi hari di perairan Teluk Manado.
”Jadi beli eceran saja, cuma Rp 10.000 per liter. Tidak repot, daripada ke SPBU, harus naik mobil. Itu lebih memudahkan, tidak perlu daftar,” katanya.
Ketua Ikatan Pengusaha Perikanan Sulut Budi Wahono juga tidak yakin penggunaan aplikasi ataupun sistem daring bisa menyelesaikan masalah mendasar distribusi solar bersubsidi yang dibutuhkan nelayan skala besar ataupun tradisional. Hal itu adalah ketersediaan kuota dan stabilitas harga.
Di samping itu, ia menilai keberadaan aplikasi tak akan banyak membantu jika tidak terhubung dengan sistem penerbitan surat rekomendasi dari dinas kelautan dan perikanan setempat. ”Mungkin dalam praktiknya beli BBM akan lebih cepat. Tetapi, kalau cari surat rekomendasi masih manual, ya sama saja,” kata Budi.
Di lain pihak, Senior Supervisor Communication and Relations Pertamina Marketing Operation Region VII Taufiq Kurniawan mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir dengan penerapan Sistem Subsidi Tepat MyPertamina per Jumat. Itu bagian uji coba sistem yang dilaksanakan di 11 kota di Indonesia.
”Sebelas kota ini adalah sampel yang dipilih secara acak. Manado dipilih karena dianggap mewakili Indonesia bagian timur. Namun, sejak 1 Juli ini, sifatnya masih sosialisasi. Siapa pun yang tidak terdaftar masih bisa transaksi solar ataupun pertalite,” katanya.
Taufiq pun tak bisa memastikan sampai kapan uji coba itu akan berlangsung dan kapan solar B30 dan pertalite hanya dapat dibeli oleh pengguna kendaraan yang telah terdaftar. ”Intinya kami hanya ingin mendapatkan gambaran profil konsumen sehingga bisa memetakan siapa saja yang memakai,” ujarnya.
Sasaran dari uji coba dan program pendaftaran ini, jika jadi diberlakukan, adalah kendaraan roda empat untuk pertalite dan roda empat atau lebih untuk solar bersubsidi. Sepeda motor tidak dikenai kewajiban ini. Harapannya, hanya orang yang berhak bisa mengakses dua jenis BBM ini.
Taufiq menegaskan, masyarakat tak perlu khawatir soal pendaftaran. Masyarakat yang tidak memiliki ponsel tetap bisa mendaftar melalui laman MyPertamina. Kemudian, pemilik kendaraan dapat mendaftarkan para sopirnya. Dengan demikian, ia dapat memonitor pembelian bahan bakar secara daring.
Sistem ini juga diyakini akan dapat mengatasi berbagai kecurangan yang terjadi di SPBU sejak kelangkaan solar bersubsidi terjadi. Di Manado, misalnya, dua dari 22 SPBU sedang dipantau dan dibina oleh Pertamina setelah pegawainya ketahuan menjual solar bersubsidi yang saat ini berharga Rp 5.150 per liter kepada penimbun. Para penimbun itu menggunakan tangki modifikasi yang bisa menampung ratusan liter solar.
Jika sudah terdata, kata Taufiq, para konsumen tinggal menunjukkan kode respons cepat (QR code) saat pembelian. Transaksi pun akan lebih cepat dan tepat sasaran. Pertamina juga tidak bermaksud membatasi volume penjualan kepada tiap konsumen, tetapi membatasi penjualan pada konsumen tertentu saja.
Ia mengatakan, volume penjualan juga pasti wajar jika KTP, STNK, sampai surat rekomendasi pengguna yang bekerja sebagai nelayan, misalnya, sudah terdata. ”Kami juga tidak ada tujuan profit atau mendorong masyarakat beralih ke pertamax. Pokoknya, subsidi yang telah disediakan pemerintah itu tidak mengarah ke kebocoran,” katanya.
Sulut mendapatkan kuota solar bersubsidi sebesar 143.987 kiloliter untuk tahun 2022. Pemerintah Provinsi Sulut telah menyatakan akan mengajukan tambahan kuota sejak kelangkaan terjadi, tetapi hingga kini belum ada tambahan.