Solar Bersubsidi Langka di Manado, Sulut Akan Minta Tambahan Kuota
Para sopir truk dan kendaraan pengangkut logistik lainnya kesulitan mendapatkan solar bersubsidi di Manado. Pertamina menyangkal adanya kelangkaan, sementara pemerintah provinsi meminta penambahan kuota.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·5 menit baca
MANADO, KOMPAS — Para sopir truk dan kendaraan pengangkut logistik lainnya kesulitan mendapatkan solar bersubsidi di Manado, Sulawesi Utara. Persediaan begitu terbatas dan kerap sudah habis pada siang hari. Pertamina menyangkal adanya kelangkaan, sementara pemerintah provinsi meminta penambahan kuota.
Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Sario di Jalan Bethesda, solar bersubsidi berjenis B30 sudah habis pada Kamis (24/3/2022) pukul 14.24 Wita. Para sopir truk dan mobil pikap yang telah mengantre berjam-jam pun terpaksa bubar tanpa mendapatkan setetes pun dari bahan bakar minyak (BBM) seharga Rp 5.150 per liter itu.
Andi (22) dan Ghery (22), sopir dan kenek sebuah Mitsubishi Colt yang bertugas mendistribusikan susu dari gudang PT Sinar Anugerah Suwaan di Airmadidi, Minahasa Utara, adalah segelintir konsumen terakhir yang cukup beruntung. Mereka berhasil mendapatkan sekitar 58,25 liter solar yang setara dengan Rp 300.000 setelah mengantre selama 1,5 jam.
”Seminggu ini susah sekali mencari solar. Di mana-mana habis. Kami pikir, kalau memang tidak kebagian solar, ya, terpaksa isi Pertamina Dex (Rp 13.200 per liter) atau Dexlite (Rp 12.400 per liter). Selama ini begitu, daripada tidak bisa jalan. Untungnya kami tidak perlu nombok, bos tetap mau ganti,” kata Andi.
Steven Legi, pengawas SPBU itu, mengatakan, stok yang datang dari depot BBM di Bitung hanya 8 kiloliter (8.000 liter) sesuai dengan kuota yang ditetapkan. Namun, pasokan tidak datang setiap hari. Waktu kedatangan pun tidak pasti. ”Hari ini datang pagi, jadi cepat habis. Sebenarnya (stok 8 kiloliter) kurang, apalagi para sopir ini isi full tank karena mereka jalan jauh,” katanya.
Sekitar pukul 15.20 Wita, SPBU Winangun di Jalan Sam Ratulangi masih sangat padat oleh beragam jenis truk, bus, dan kendaraan bermesin diesel lainnya. Antrean memanjang hingga ke tepi ruas jalan yang menghubungkan Manado dengan Minahasa, Tomohon, dan Jalan Lingkar Luar Manado (MORR) itu.
Audy Pioh (48), sopir truk pembawa bahan pokok, akhirnya dapat mengisi tangki truknya setelah menanti lebih dari empat jam sejak pukul 11.00 Wita. ”Setengah mati mau cari solar (bersubsidi). Di daerah Warembungan, Sario, Wanea, semua kosong. Jadi, harus antre biarpun lama, daripada tidak bisa jalan bawa barang (pesanan),” katanya.
Sementara Audy hanya membeli Rp 150.000 atau 29,12 liter untuk truk engkelnya, beberapa sopir lain mengisi tangki hingga ke kapasitas maksimal, bahkan 150 liter untuk dibagi-bagikan kepada sejawat-sejawatnya yang satu perusahaan. Opsi itu lebih ekonomis ketimbang membeli Pertamina Dex, Dexlite, atau solar eceran di warung.
Utomo, pengawas SPBU Winangun, mengatakan, hari ini total ada 16 kiloliter pasokan solar yang datang dari depot di Bitung, pertama kali dalam sebulan. Sebelumnya, pasokan setiap hari hanya 8 kiloliter. ”Petugas depot selalu bilang stok terbatas, harus berbagi,” ujarnya.
Menurut data PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII yang membawahkan Sulawesi, stok harian di depot BBM PT Pertamina di Bitung mencapai 15.000 kiloliter per hari. Adapun konsumsi harian di 15 kabupaten/kota di Sulut hanya 1.500 kiloliter atau 10 persennya.
Kami juga akan mengusulkan penambahan kuota solar. Usulannya sedang diatur setelah berdialog dengan pemerintah kabupaten/kota dan lantas gubernur menandatangani. (Fransiskus Maindoka)
Karena itu, kata Utomo, pasokan seharusnya didistribusikan secara seimbang ke semua SPBU. ”Ini, kan, untuk kepentingan publik, pelayanan masyarakat. Jangan ada SPBU yang dibiarkan kosong sehingga yang lainnya padat,” katanya.
Pada 2022, pemerintah menyediakan 15,1 juta kiloliter solar bersubsidi secara nasional. Sulut mendapatkan kuota 143.987 kiloliter.
Jaga stok
Di lain pihak, Senior Supervisor Communication dan Relations PT Pertamina MOR VII Taufiq Kurniawan mengatakan, kondisi ini tidak mencerminkan kelangkaan karena rerata harian stok di depot BBM jauh lebih banyak daripada konsumsi di Sulut. Namun, Pertamina bertugas membatasi penyaluran agar tidak melebihi kuota yang telah ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).
Konsumsi BBM di Sulut saat ini cenderung meningkat dari 900 kiloliter menjadi 1.500 kiloliter per hari. Keadaan ini adalah cerminan dari berputarnya roda aktivitas industri dan transportasi darat pascagelombang Covid-19 varian Omicron yang diiringi pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Faktor lain yang juga memengaruhi adalah banyaknya warga yang beralih dari Pertamina Dex dan Dexlite ke B30 akibat kenaikan harga. Sebelumnya, harga Dexlite di kisaran Rp 9.700 per liter dan Pertamina Dex Rp 12.500 per liter. Terdapat selisih harga yang lebar dengan B30.
Akibatnya, kata Taufiq, setengah dari 91 SPBU di seluruh Sulut telah menyalurkan pasokan melebihi kuota yang ditetapkan baginya. ”Sudah ada over pasokan 9 persen. Jadi, kami harus mengatur agar hingga akhir tahun stok solar bersubsidi masih ada. Kan, tidak mungkin kami menyalurkan lebih dari kuota yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
Menurut Taufiq, keadaan ini bisa diatasi dengan menegakkan Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 4 Tahun 2020. Aturan itu telah memuat batasan volume yang boleh dibeli pengendara kendaraan pribadi ataupun angkutan orang dan umum sesuai jumlah rodanya. SPBU juga harus mengembalikan kelebihan BBM yang telah disalurkannya demi menjaga stok.
Pemerintah daerah pun diharapkan turut mengambil kebijakan secara proaktif. Karena itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Fransiskus Maindoka mengatakan, instansi terkait di bawah pemprov telah berkonsolidasi dengan kepolisian untuk mengawasi distribusi solar bersubsidi.
”Kami juga akan mengusulkan penambahan kuota solar. Usulannya sekarang sedang diatur setelah berdialog dengan pemerintah kabupaten/kota, kemudian Pak Gubernur (Olly Dondokambey) akan menandatangani,” katanya.