Enam Orang Diperiksa Terkait Pembunuhan Anggota Brimob di Jayawijaya
Enam orang diperiksa pihak kepolisian terkait peristiwa pembunuhan satu anggota Brimob, Brigadir Dua Diego Rumaropen di Jayawijaya. Upaya ini untuk mengungkap adanya unsur perencanaan dalam pembunuhan Diego.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAWIJAYA, KOMPAS — Sebanyak enam orang diperiksa terkait pembunuhan Brigadir Dua Diego Rumaropen di daerah Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (18/6/2022) kemarin. Para pelaku juga merampas dua pucuk senjata api dari tangan korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani di Jayapura pada Minggu (19/6/2022) membenarkan informasi pemeriksaan orang dalam kasus pembunuhan Bripda Diego. Pemeriksaan ini mengungkapkan adanya indikasi unsur perencanaan dalam penyerangan Diego.
Diketahui, kronologi kejadian ini bermula ketika korban mengikuti pimpinannya, yakni Ajun Komisaris Rustam, menuju Napua sekitar pukul 15.20 WIT. Tujuannya untuk menembak sapi atas permintaan seorang warga bernama Alex Matuan. Diduga sapi milik Alex ditembak mati untuk dikonsumsi.
Setelah melepaskan tembakan, Rustam pun meninggalkan Diego beserta dua pucuk senjata untuk memeriksa kondisi sapi tersebut. Tiba-tiba datanglah dua orang menyerang Diego hingga tewas. Mereka pun merampas dua pucuk senjata jenis AK 101 dan sniper styer.
Korban meninggal dunia di lokasi kejadian karena terluka di kepala dan bagian rusuk sebelah kiri. Korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena yang berjarak sekitar empat kilometer dari lokasi kejadian.
”Dua dari enam orang yang diperiksa adalah warga yang meminta bantuan agar sapi miliknya ditembak dan anggota kami yang mengajak korban ke lokasi tersebut,” papar Faisal.
Ia pun menuturkan, sebanyak 52 personel dikerahkan Polda Papua untuk menangkap pelaku yang membunuh Bripda Diego dan merampas dua pucuk senjata, yakni jenis AK 101 dan sniper styer. Personel ini terdiri dari 32 personel dari Polda Papua dan 20 personel dari Brimob Wamena.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas gugurnya Bripda Diego. Ia pun telah memerintahkan upaya penegakan hukum yang tegas dan terukur untuk menangkap para pelaku dan mendapatkan kembali dua pucuk senjata itu.
Seharusnya ada lima personel saat bertugas di lapangan. (Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri)
Ia pun berharap kejadian penyerangan aparat dan perampasan senjata tidak terulang kembali. Anggota diimbau untuk melaksanakan tugas di lapangan sesuai prosedur.
”Kami menerjunkan tim dari Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua untuk menyelidiki adanya unsur penyalahgunaan prosedur dalam peristiwa ini. Seharusnya ada lima personel saat bertugas di lapangan,” tegas Mathius.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy mengatakan, pihaknya sungguh menyayangkan aksi pembunuhan Bripda Diego di Jayawijaya. Yan berpendapat, diperlukan upaya penegakan hukum dalam peristiwa ini namun sesuai prosedur dan tepat sasaran.
Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambon menegaskan, pihaknya terlibat dalam aksi pembacokan Bripda Diego. Aksi ini dipimpin langsung oleh Naman Tabuni bersama seorang bawahannya.
”Kami menyampaikan turut berduka karena korban adalah anak asli Papua. Kami terpaksa menempuh cara tersebut untuk mendapatkan tambahan senjata api,” ungkap Sebby.