Relief Candi Dijadikan Kekhasan Produk Kerajinan Borobudur
Relief Candi Borobudur tidak akan pernah habis digali sebagai inspirasi produk kerajinan. Warga diharapkan mengembangkannya menjadi produk khas Borobudur.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Masyarakat di kawasan Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terus didorong memanfaatkan relief Candi Borobudur sebagai inspirasi setiap produk kerajinan mereka. Dengan upaya ini, relief candi diharapkan bisa menjadi ikon atau penanda produk khas kawasan Borobudur, yang membedakan dari produk-produk sejenis dari daerah lain.
Ketua Kegiatan Aktualisasi Relief di Seni Kriya Balai Konservasi Borobudur (BKB) Isni Wahyuningsih mengatakan, pemanfaatan relief sebagai inspirasi produk kerajinan antara lain bisa diaplikasikan dalam motif batik. ”Tidak lagi meniru motif batik Yogya, Solo, atau Pekalongan. Warga Borobudur bisa mengembangkan motif sendiri dengan memakai gambaran di relief Candi Borobudur,” ujar Isni, Selasa (14/6/2022).
Upaya mewujudkan ide tersebut, dilakukan BKB dengan melakukan pelatihan tentang batik yang melibatkan empat kelompok pembatik dari desa-desa di sekitar Candi Borobudur, pada 6-9 Juni 2022. Dari pelatihan tersebut, empat kelompok pembatik menghasilkan sejumlah motif khas dengan mengambil inspirasi antara lain dari pohon bodhi, manggis, bunga mangga, dan menara. Seluruh simbol itu termuat di relif Candi Borobudur. Untuk selanjutnya, dia berharap masyarakat terus mengembangkan karya dengan mengambil bagian-bagian relief lain.
Isni mengungkapkan, BKB terus berupaya mengaktualisasikan relief dalam berbagai karya seni warga Kecamatan Borobudur. Tahun lalu, misalnya, BKB melibatkan sejumlah seniman dari Borobudur untuk menerapkan cerita dari relief menjadi karya tari dan sendratari.
Setelah tahun ini dituangkan dalam bentuk motif batik, upaya mendorong warga setempat memanfaatkan relief sebagai inspirasi produk akan dilanjutkan pada bidang kuliner dan beragam produk kerajinan lainnya.
Koordinator Kelompok Pembatik Muda Narwasena Magelang, Nur Wulan Yulianing, mengatakan, pihaknya membuat motif batik dengan mengambil cerita dari dari panel 20-25 relief Gandawyuha. Relief ini bercerita tentang serangkaian proses yang dilalui Sudhana untuk mencari pencerahan yang akhirnya didapatkan dalam bentuk untaian kalung semacam tasbih dari surga.
Masukan dari arkeolog dari UGM menyarankan agar saya tidak memakai motif menggunakan simbol-simbol agama, dan Bhikku Pannavaro meminta kami agar tidak menggambar stupa, arca, dan cakra sebagai motif batik. (Nur Wulan Yulianing)
Dalam proses pencarian relief yang tepat untuk menjadi motif batik ini, lanjut Nur, dirinya sudah berkonsultasi dengan banyak pihak, termasuk arkeolog, akademisi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan Kepala Sangha Theravada Indonesia Bikkhu Sri Pannavaro.
”Masukan dari arkeolog dari UGM menyarankan agar saya tidak memakai motif menggunakan simbol-simbol agama, dan Bhikku Pannavaro meminta kami agar tidak menggambar stupa, arca, dan cakra sebagai motif batik,” ujarnya.
Nur mengatakan, pihaknya sangat bersemangat mengembangkan motif khas berdasar relief candi. Selain akan terus menggali dan mencari ragam relief lain, dia memastikan kelompoknya akan terus berupaya menyebarluaskan dan mengajarkan motif-motif batik yang sudah dibuat agar nantinya bisa dikenal sebagai motif khas Borobudur.
Nita Azhar, desainer batik asal Yogyakarta, mengatakan, sejak 1997, dia juga telah membuat lebih dari 50 motif batik yang terinspirasi dari cerita relief di Candi Borobudur. Menurut dia, relief candi adalah sumber inspirasi yang tidak akan habis untuk digali menjadi beragam karya. Khusus terkait batik, satu gambar di relief, seperti gambar bunga Lotus, saja bisa diolah menjadi ratusan hingga ribuan motif berbeda.
Selain menjadi aset sejarah, Candi Borobudur juga kaya nilai-nilai spiritual sebagai tempat ibadah agama Buddha. Ketika relief tersebut dituangkan dalam produk kerajinan, maka nilai spiritual itu yang makin memberi nilai tambah produk.
“Narasi spiritual dalam relief akan menjadikan produk kerajinan tersebut menjadi karya yang luar biasa,” ujarnya.