Warga Terdampak Banjir Rob di Pesisir Jateng Dievakuasi
Banjir rob akibat pasang air laut melanda sejumlah daerah di pesisir pantura Jawa Tengah. Di Kota Semarang, banjir rob mencapai 1,5 meter karena tanggul laut di kawasan Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas jebol.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Banjir rob menggenangi sejumlah wilayah di pesisir utara Jawa Tengah, antara lain di Kota Semarang, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Demak, Pati, dan Rembang. Akibat kejadian itu, sejumlah warga dievakuasi petugas ke tempat yang lebih aman.
Pasang air laut serta gelombang setinggi 2,5 meter melanda sejumlah wilayah di pesisir utara Jateng pada Senin (23/5/2022). Pasang air laut itu lebih tinggi dari rata-rata ketinggian pasang air laut, yakni 1,58 meter. Kondisi itu membuat air melimpas ke permukiman, kawasan industri, dan kawasan pelabuhan.
Di Kota Semarang, tanggul pembatas laut dengan kawasan Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, juga jebol. Akibatnya, kawasan itu terendam air dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Kondisi ini membuat aktivitas di pelabuhan terganggu.
Ribuan karyawan yang tengah bekerja di kawasan Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas pun diminta meninggalkan lokasi secepatnya. Ratusan orang bahkan harus dievakuasi petugas dengan perahu karet lantaran ketinggian air terus bertambah.
"Sekitar pukul 14.00 tiba-tiba kelistrikan di pabrik dimatikan, kemudian para karyawan diminta meninggalkan pabrik secepatnya. Awalnya kami semua bingung, tapi waktu sampai di luar pabrik, saya melihat air sudah tinggi. Sejumlah sepeda motor yang terparkir di depan pabrik hanya nampak spionnya saja bahkan, ada yang hanyut," kata Seli (35), pekerja di kawasan Lamicitra, Senin.
Seli kemudian menuntun sepeda motornya hingga keluar kawasan Lamicitra. Hal itu juga dilakukan ribuan orang lainnya yang bekerja di kawasan itu. Mayoritas orang berjalan sambil menuntun kendaraan menuju bengkel terdekat, karena mesin kendaraan mereka mati setelah terendam banjir. Situasi ini membuat lalu lintas kendaraan di Jalan Pantura Semarang, khususnya di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas tersendat hingga lebih dari 5 kilometer.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih menyebut, kejadian banjir rob yang tergolong ekstrem itu tidak hanya terjadi di Kota Semarang, melainkan juga di Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Demak, Pati, dan Rembang. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, banjir rob ekstrem dipicu oleh adanya kejadian Perigee atau jarak antara bumi dan bulan pada posisi terdekat. Selain itu, Senin juga diperkirakan sebagai masa puncak pasang air laut.
"Masyarakat pesisir dan pemerintah setempat perlu waspada karena kondisi ini diperkirakan terjadi hingga Rabu (25/5/2022). Banjir rob perlu diantisipasi karena diperkirakan bakal menganggu transportasi di sekitar pelabuhan, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, serta aktivitas perikanan darat," ujar Retno.
Di Kota Pekalongan, ratusan warga dari Kecamatan Pekalongan Utara juga dievakuasi petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Polri menuju titik-titik pengungsian, salah satunya di Aula Kecamatan Pekalongan Barat. Hingga Senin malam, jumlah warga yang dievakuasi masih dalam pendataan.
"Ketinggian pasang air laut sekitar 2 meter tapi yang merendam permukiman sekitar 80 sentimeter. Seingat saya, ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2022. Terakhir kali ada kejadian seperti ini pada 2018," ucap Dani, salah satu ketua Rukun Warga di Pajang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara.
Dani dan warga pesisir Kota Pekalongan berharap, pemerintah bisa kembali meninggikan tanggul laut di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Meninggikan tanggul laut terakhir kali dilakukan tahun 2018.
Posko darurat
Senin petang, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turut meninjau banjir rob di Kota Semarang. Ia meminta para kepala daerah, khususnya di wilayah pesisir pantura untuk menyiapkan posko darurat, mulai dari posko kesehatan, kebencanaan, hingga dapur umum.
"Saya juga mendapat laporan dari warga, ada yang tidak bisa mengevakuasi keluarganya karena banjir rob. Kita minta pemerintah kabupaten/kota terdampak untuk segera menurunkan timnya, agar upaya penyelamatan bisa dilakukan dengan cepat," tutur Ganjar.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, pihaknya akan segera melakukan penanganan terhadap masyarakat, salah satunya mendirikan dapur umum. Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga akan berupaya memperbaiki tanggul yang jebol.
BPBD Kota Semarang, Senin petang menambal tanggul yang jebol dengan karung pasir. Selain untuk menahan limpasan air laut, upaya ini juga dilakukan sembari menunggu solusi permanen yang akan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juwana.