Geliat Wisata di Bali, Tempat Presiden Habiskan Libur Lebaran, Belum Jadi Jaminan Kebangkitan Pariwisata
Pariwisata tetap butuhkan persiapan matang. Karena itu, geliat pariwisata di masa libur Lebaran belum bisa jadi acuan kebangkitan pariwisata Tanah Air setelah pandemi Covid-19. Apalagi, protokol kesehatan pun melonggar.
BADUNG, KOMPAS — Menikmati libur Lebaran bersama keluarga di Bali, Presiden Joko Widodo berkunjung ke beberapa destinasi wisata seperti Bali Safari and Marine Park, Pura Tirta Empul, dan Pantai Nusa Dua. Di tiap lokasi yang dikunjungi, geliat wisata terlihat mulai terdongkrak setelah sempat lesu akibat pandemi Covid-19. Meskipun demikian, geliat yang tampak saat ini tak jadi jaminan bagi kebangkitan pariwisata setelah pandemi.
Di akun media sosialnya, Sabtu (7/5/2022), Presiden Jokowi membagikan pengalaman liburannya bersama keluarga di Bali.
”Cucu saya, Jan Ethes Srinarendra, begitu menikmati suasana Pantai Nusa Dua bersama adik-adiknya, La Lembah Manah, Panembahan Al Nahyan Nasution, dan Sedah Mirah. Mereka bermain air, berjalan di pasir pantai dengan kaki telanjang, bermain bola, dan menerbangkan layangan burung,tulis Presiden Jokowi di laman akun media sosialnya itu.”
Pengalaman liburan itu dilalui Presiden bersama keluarga saat mengunjungi pantai di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (6/5/2022). Setelah melepas sepatu, Presiden Jokowi mengajak empat cucunya berjalan menyusuri pantai. Cucu pertama Presiden, Jan Ethes, tampak berjalan duluan, kemudian diikuti Presiden di belakang dengan menggandeng La Lembah Manah dan Panembahan Al Nahyan Nasution. Tidak lama, Sedah Mirah pun menyusul untuk ikut bermain air.
Dalam tayangan video di Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Ibu Iriana Joko Widodo tampak duduk di pinggir pantai menyaksikan cucunya bermain air. Tak hanya bermain air, Presiden Jokowi juga menerbangkan layangan burung berwarna biru bersama Panembahan. Selain itu, Kepala Negara juga menemani Jan Ethes bermain bola dengan Sedah Mirah yang bermain pasir di dekatnya.
Baca juga: Pariwisata Kota Singkawang Menggeliat Saat Libur Lebaran
Di sela-sela menemani cucunya bermain, Presiden juga menyapa wisatawan yang berkunjung. Beberapa wisatawan berswafoto bersama Presiden. Sekitar pukul 18.52 WITA, Presiden beserta keluarga meninggalkan Pantai Nusa Dua untuk kembali ke Istana Kepresidenan Tampaksiring.
Pada Jumat itu, Presiden Jokowi juga berkunjung ke cagar budaya Pura Tirta Empul, Kabupaten Gianyar. Presiden Jokowi menyebut bahwa wisatawan mulai berdatangan. Sebelumnya, kunjungan wisatawan ke kawasan pura tersebut sangat menurun akibat Pandemi Covid-19.
”Saya kira ini sebuah pura yang terpelihara, yang bersih, dan juga wisatawan sekarang mulai banyak datang,” ujar Presiden Jokowi.
Kepada wisatawan, Presiden Jokowi meminta mereka tetap menjalankan protokol kesehatan.
Kepada wisatawan, Presiden Jokowi meminta mereka tetap
menjalankan protokol kesehatan.
”Saya titip pesan, tetap jaga protokol kesehatan, jaga kebersihan karena ini adalah aset negara, aset rakyat, aset masyarakat adat yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di desa adat ini dan juga pada pemerintah daerah, ada income di sana dan, ya, mari kita pelihara bersama-sama,” tambahnya.
Baca juga: Pelaku Wisata di Pantura Kalimantan Barat Siapkan Diri Sambut Libur Idul Fitri
Pengawasan lemah
Namun, geliat pariwisata di masa libur Lebaran dinilai belum bisa menjadi acuan kebangkitan pariwisata Tanah Air setelah pandemi Covid-19. Momentum kebangkitan pariwisata masih menunggu evaluasi perkembangan situasi pandemi Covid-19 setelah Idul Fitri. Ketika dihubungi, Sabtu (7/5/2022), Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Prof Azril Azahari menyoroti masih lemahnya pengawasan terutama terkait penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata.
”Pengawasannya itu yang lemah dan belum disiapkan. Kehati-hatian harusnya tetap ada, jangan lengah. Wisatawan banyak terjadi pelonggaran prokes (protokol kesehatan) Covid-19, saya lihat banyak orang yang tidak taat lagi pakai masker. Saya khawatir varian baru. Pengawasan lemah. Siapa yang mengawasi? Tidak ada,” kata Azril yang juga Guru Besar Pariwisata Universitas Trisakti ini.
Ke depan, menurut Azril, pemerintah perlu mempersiapkan rencana matang terkait aliran pengunjung di lokasi wisata pada masa mudik Lebaran.
”Jadi sekarang mudik, jangan hanya sudah mempersiapkan flow orang dan kendaraan, tapi flow orang berwisata yang masih perlu ditingkatkan lagi. Pemda (pemerintah daerah) juga seolah kaget banyak yang berwisata,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pernah memperkirakan bahwa 40 persen dari 80 juta pemudik akan berwisata dengan potensi pergerakan ekonomi mencapai Rp 72 triliun secara nasional.
”Itu penghitungannya masih kasar, harusnya penghitungannya juga memperhitungkan dampak lainnya. Tidak hanya dampak ekonomi, pengaruh ikutannya langsung dan tidak langsungnya seperti apa,” tambah Azril.
Pemerintah diharapkan juga menghitung multiplier effect atau efek berganda dari dongkrakan jumlah wisatawan di libur Lebaran. Perhitungan dampak ini juga termasuk efek negatif yang muncul seperti pengeluaran yang tidak produktif akibat kemacetan di lokasi wisata hingga dampak lingkungan.
Baca juga: Aliran Dana Pemudik ke Daerah Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumya, Sandiaga menyebut Indonesia menjadi acuan dunia dalam penanganan pandemi Covid-19 dan keberhasilan dalam membangkitkan sektor pariwisata setelah dua tahun dihantam pandemi. Hal ini diungkapkan Sandiaga ketika memberikan sambutan di acara High-level Thematic Debate on Tourism yang digelar oleh United Nations General Assembly Hall, New York Amerika Serikat, Rabu (4/5/2022).
Kebangkitan pariwisata
Sandiaga mengatakan, lebih dari 34 juta orang Indonesia bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurut Sandiaga, Indonesia melihat tren positif dalam perjalanan dan pariwisata global dengan pertumbuhan 130 persen pada Januari 2022, dibandingkan dengan tahun 2021. Seiring dengan presidensi G20 dan peran Indonesia sebagai tuan rumah hari pariwisata dunia, pihaknya akan terus mendorong kebangkitan ekonomi, terciptanya peluang usaha, dan terbuka lapangan kerja.
”Dan bersama Presiden Joko Widodo, tentunya kami menyusun tatanan ekonomi pariwisata baru yang lebih terbuka dan berkeadilan. Ini yang kita garis bawahi dan Indonesia mengambil posisi strategis, posisi sebagai negara yang menjadi acuan dari seluruh wilayah di dunia dalam penanganan pandemi Covid-19 dan kebangkitan pariwisata,” kata Sandiaga.
Saat ini, menurut Azril, tren pariwisata juga telah bergeser dari mass tourism atau pariwisata massal ke customize tourism atau wisata yang lebih personal. Wisatawan mementingkan faktor kesehatan, kebersihan, dan jumlah wisatawan yang terbatas.
Azril juga berharap agar Presiden Jokowi tak sekadar mengekspose pariwisata di Pulau Bali. Ia mengingatkan program pemerintah yang ingin mempromosikan destinasi wisata Bali Baru. Di sisi lain, pariwisata di Pulau Bali memang menjadi yang paling terdampak pandemi Covid-19 karena pendapatan asli daerahnya didominasi dari sektor pariwisata.
”Tapi Presiden yang diekspose hanya pariwisata Bali. Seolah pariwisata hanya Bali. Katanya mau mengembangkan Bali Baru. Presiden selalu bilang ada Bali Baru. Potensi pariwisata luar Jawa, daerah Timur Indonesia, Maluku, Sulawesi sangat besar,” ujar Azril.
Saat ini, menurut Azril, tren pariwisata juga telah bergeser dari mass tourism atau pariwisata massal ke customize tourism atau wisata yang lebih personal. Wisatawan mementingkan faktor kesehatan, kebersihan, dan jumlah wisatawan yang terbatas.
”Pergeseran pariwisata dunia termasuk Indonesia ini harus dicermati oleh para pemutus kebijakan, yang harusnya dapat untung dari pembangunan pariwisata adalah masyarakat. Orientasi pemerintah masih proyek yang mass tourism,” tambahnya.