Penumpang di Terminal Bus Palangkaraya Melonjak, Kebanyakan Pemudik Antarkota
Arus mudik terlihat di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bahkan, di Terminal WA Gara, Kota Palangkaraya, lonjakan penumpang bus antarkota antarprovinsi terjadi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Terminal Antarkota Antarprovinsi WA Gara di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mulai terlihat ramai tiga hari menjelang perayaan Idul Fitri. Pada hari biasa, terminal yang mulai beroperasi sejak 2011 itu rata-rata hanya mengangkut 12 orang per hari, tetapi kini mencapai 900 orang per hari.
Kepala Terminal WA Gara Kota Palangkaraya Suko Sungkowo mengungkapkan, lonjakan penumpang terjadi sejak dua hari lalu. Penumpang didominasi warga yang bepergian antarkota dan kabupaten. ”Pangkalan Bun, Sampit, dan Lamandau jadi destinasi paling banyak dituju pada Lebaran kali ini. Dari data yang kami peroleh, belum ada penumpang ke luar provinsi,” ujarnya, Jumat (29/4/2022).
Suko menjelaskan, total bus yang beroperasi di terminal tersebut mencapai 32 unit. Pada hari biasa, bus yang beroperasi maksimal tiga unit dengan jumlah penumpang 12 orang. Kini, seluruh 32 bus beroperasi dengan total penumpang mencapai 900 orang per hari. Kenaikan itu lazim terjadi menjelang hari raya.
Suko tidak menampik bahwa di hari biasa banyak penumpang lebih memilih naik bus di pinggir jalan atau di kantor resmi perusahaan bus. Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, salah satunya karena minimnya angkutan penyambung dari terminal yang terletak di lingkar luar Kota Palangkaraya tersebut. Terminal itu juga cukup jauh dari permukiman penduduk. ”Tetapi saat ini bisa dilihat semuanya berangkat dari sini karena memang aturannya demikian. Kami sudah sering memberi sanksi kalau ada bus yang tidak mengangkut penumpang dari sini (terminal),” ujar Suko.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangkaraya Alman Pakpahan sependapat dengan Suko. Menurut dia, faktor yang membuat terminal tersebut sepi penumpang adalah karena angkutan penyambung belum memadai. ”Banyak angkot sudah tidak laik jalan di Kota Palangkaraya sehingga kami larang angkut penumpang. Selain itu, karena masyarakat tidak lagi mau naik angkot,” kata Alman.
Dia menjelaskan, banyak orang menggunakan transportasi dari aplikasi daring. Sayangnya, transportasi daring hingga kini belum memiliki izin trayek sehingga tidak bisa mengantar penumpang sampai di dalam terminal.
Alman mengungkapkan, pihaknya berharap pemerintah pusat bisa mengintervensi pemilik aplikasi daring tersebut untuk bisa mengurus izin trayek sehingga aksesnya tidak dibatasi ketika masuk ke terminal, bandara, dan pelabuhan. ”Sudah berkali-kali kami meminta pemerintah pusat untuk bisa melihat fenomena ini supaya bisa menghindari konflik,” katanya.
Sementara itu, Jumat sore, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin berkunjung ke terminal dan bandara di Kota Palangkaraya untuk memantau arus mudik di Kota Palangkaraya. Ia memeriksa kelayakan kendaraan di terminal. ”Pemerintah ingin memastikan masyarakat bisa mudik dengan aman. Kami berupaya maksimal agar mudik kali ini, yang jumlahnya begitu besar, bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Fairid mengungkapkan, terjadi kenaikan jumlah penumpang angkutan umum dan kendaraan pribadi pada masa mudik tahun ini. Hal itu terjadi lantaran selama masa pandemi dua tahun sebelumnya, masyarakat dilarang mudik dan dibatasi aktivitasnya. ”Kali ini benar-benar dibuka. Kami juga tidak melakukan penyekatan di jalanan, tetapi menyiapkan petugas di posko untuk mengatur lalu lintas agar pengendara lebih nyaman,” ujar Fairid.