Kenaikan Harga Masih Terjadi, Kalteng Klaim Pasokan Sembako Aman hingga Lebaran
Harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Kalteng mulai naik. Meskipun demikian, pemerintah mengklaim pasokan masih cukup untuk menyambut Ramadhan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Jelang Ramadhan, petugas Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah semakin gencar melakukan inspeksi ke pasar dan gudang distributor. Selain memeriksa pasokan, mereka mengimbau pedagang dan distributor tidak menimbun komoditas.
Inspeksi mendadak ke pasar dan gudang distributor dilakukan tim gabungan dari Pemerintah Provinsi Kalteng dan Polda Kalteng, Senin (21/3/2022). Hadir juga petugas dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Bulog, dan instansi terkait lainnya.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalteng Komisaris Besar Bonny Djianto mengungkapkan, pemeriksaan dilakukan dari pasar hingga ke pedagang eceran. Tujuannya, memastikan pasokan minyak goreng dan komoditas lainnya tercukupi.
”Yang kami temukan bukan penimbunan. Ada distributor membeli komoditas dengan harga tinggi lalu harus menjual dengan harga eceran sehingga membutuhkan transisi. Namun, akhirnya barangnya keluar juga,” tutur Bonny.
Oleh karena itu, kata Bonny, sejauh ini belum ditemukan adanya kasus penimbunan minyak goreng. Menurut dia, distributor ataupun pemilik ritel masih menyesuaikan diri dengan regulasi yang mendadak dikeluarkan pemerintah.
”Kami akan tindak tegas jika menemukan penimbunan untuk semua komoditas kebutuhan pokok di Kalteng. Saya sudah perintahkan anggota (polisi) untuk cek dari lapangan sampai ke pedagang eceran,” kata Bonny.
Meski belum ada penimbunan, harga minyak goreng di Pasar Besar Kota Palangkaraya masih tinggi, Rp 25.000 per liter. Adapun ayam potong dijual Rp 38.000 per kilogram dan telur Rp 26.000 per kg atau naik dari sebelumnya yang Rp 23.000 per kg. Harga gula pasir juga naik dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg.
Tingginya harga sejumlah komoditas juga terjadi di Pasar Kahayan. Beras paling murah, misalnya, dijual Rp 16.000 per kg. ”(Harga beras) Dari sananya (distributor) sudah naik, biasa kalau jelang hari raya,” kata Helda, pedagang sembako di Pasar Kahayan.
Asisten I Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah Kalteng Leonard S Apung menjelaskan, pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan harga dengan terus melakukan operasi pasar. Selain itu, penyiapan pasokan dan pembukaan pasar penyeimbang juga terus dilakukan.
”Harga beberapa komoditas memang naik, seperti minyak goreng, karena mekanisme pasar. Namun, masyarakat tak perlu cemas karena stok sampai saat ini aman dan akan terus dipantau,” kata Leo.
Leo memastikan stok pangan dengan komoditas minyak goreng, gula pasir, telur, tepung, dan beras cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalteng. Untuk harga, ia berharap pasar penyeimbang akan bisa efektif mengontrol harga pasar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Aster Bonawati mengatakan, pasar penyeimbang sudah dibentuk sejak puluhan tahun lalu di Kalteng untuk mengontrol harga di pasar. Semua komoditas yang dijual di pasar tersebut dijual dengan harga yang sangat terjangkau dan tentunya lebih murah dari harga di pasar.
”Barangnya kami ambil langsung dari produsen. Produsen lokal semua. Harga di pasar penyeimbang semuanya murah, tetapi jumlahnya terbatas sehingga tidak berlangsung lama. Dalam sehari bisa langsung habis,” tutur Aster.
Aster mengungkapkan, pemerintah saat ini menyiapkan industri minyak goreng bekerja sama dengan perusahaan sawit yang ada di Kalteng. Di Kabupaten Kotawaringin Barat, misalnya, beberapa perusahaan sawit sudah bisa memproduksi minyak goreng, tetapi belum dalam jumlah banyak.
”Ke depan, industri hilir perlu disiapkan sehingga Kalteng betul-betul mandiri dalam pangan,” ujarnya.