Jutaan Pemudik Telah Pulang, Rekayasa Lalu Lintas Tetap Direncanakan
Jutaan pemudik diperkirakan telah pulang dan sampai ke kampung halaman. Meski begitu, kepolisian tetap berencana memberlakukan rekayasa lalu lintas di jalan tol untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama arus mudik beberapa hari terakhir, jutaan pemudik diperkirakan telah pulang dan sampai ke kampung halaman. Meski begitu, kepolisian dan sejumlah pihak terkait tetap berencana memberlakukan rekayasa lalu lintas di jalan tol pada Sabtu (30/4/2022) untuk mengantisipasi kepadatan arus pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada H-7 hingga H-4 atau 25-28 April 2022, total pergerakan penumpang di semua moda angkutan umum mencapai 2.579.283 orang. Jumlah ini masih lebih kecil dengan perbandingan 43,3 persen jika dibandingkan dengan pergerakan penumpang kumulatif pada periode sama tahun 2019 yang sebesar 4.551.686 penumpang.
”Namun, data kumulatif tahun ini masih sementara dan masih akan terus bergerak,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Jumat (29/4/2022)
Sementara itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat, 1.157.959 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 sampai H-4 Lebaran atau 22-28 April 2022. Angka itu merupakan akumulasi arus lalu lintas dari empat gerbang tol (GT) utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), serta GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans-Jawa dan Bandung).
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, mengatakan, berdasar perhitungan Jasa Marga, puncak arus mudik untuk kendaraan yang melewati GT Cikampek Utama ke arah timur atau Tol Trans-Jawa diprediksi terjadi pada Jumat.
”Kami prediksi Jumat malam ini sebagai puncak arus mudik. Mungkin pemudik baru mulai jalan sehabis maghrib atau setelah shalat Tarawih. Jadi sampai di GT Cikampek Utama agak malam,” kata Heru.
Rekayasa lalu lintas
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Jumat sore, menyatakan, diprediksi masih ada 211.000 kendaraan yang akan meninggalkan Jabotabek menuju ke arah timur atau Tol-Trans Jawa. ”Tadi kita lihat bahwa masih ada prediksi kemungkinan sekitar 211.809 pemudik yang saat ini terlihat kecenderungannya akan mudik,” kata Listyo di GT Cikampek Utama.
Kondisi ini menunjukkan masih ada potensi pergerakan kendaraan yang cukup besar di sejumlah ruas jalan tol. Oleh karena itu, kepolisian masih berencana melakukan rekayasa lalu lintas di jalan tol.
Sebelumnya, pada Kamis (28/4/2022) mulai sekitar pukul 17.30, kepolisian menerapkan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah dari Kilometer (Km) 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Km 414 GT Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah. Sistem satu arah yang awalnya direncanakan berakhir pada Kamis pukul 24.00 itu kemudian diperpanjang hingga Jumat pagi.
Listyo menyebut, perpanjangan penerapan sistem satu arah itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang melaju ke arah timur atau meninggalkan Jakarta.
”Kalau tidak dilakukan perpanjangan one way (satu arah), tentunya akan terjadi kemacetan yang luar biasa. Tentunya masyarakat yang dari arah timur menuju ke barat (Jakarta), masih ada ruang untuk memanfaatkan jalur-jalur arteri,” kata Listyo.
Selain rekayasa lalu lintas, upaya mengurangi kepadatan kendaraan juga dilakukan melalui program mudik gratis. Pada Jumat, Polri menggelar mudik gratis dengan 200 lebih armada bus yang diikuti belasan ribu pemudik.
Listyo menyatakan, mudik gratis diadakan untuk membantu masyarakat pulang kampung. Selain itu, program ini juga bisa mengurangi beban jalan yang diperkirakan melonjak saat mudik Lebaran tahun ini karena dua tahun terakhir ada larangan mudik.
Kepadatan
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Firman Shantyabudi mengakui, saat pemberlakuan sistem satu arah di tol pada Kamis-Jumat, sempat terjadi kepadatan di jalur arteri maupun di gerbang-gerbang tol. Hal ini, antara lain, karena sebagian pengguna jalan memilih untuk menunggu di gerbang tol karena mekanisme satu arah dijadwalkan selesai Kamis pukul 24.00.
Berdasar pantauan Kompas, kepadatan akibat sistem satu arah itu antara lain terjadi di jalur pantai utara Cirebon, Jawa Barat, menuju Jakarta. Hingga Jumat petang, antrean kendaraan sekitar 5 km yang menuju Jakarta terpantau dari Mundu hingga pertigaan Kalijaga, Kota Cirebon.
Penumpukan kendaraan juga terjadi di sekitar Km 70 Jalan Tol Cipularang. Dheamyra Aysha Ihsanti (21), salah satu pengendara, menuturkan, sejumlah pengendara arah Jakarta yang terjebak di sekitar Km 70 Jalan Tol Cipularang sempat menutup jalur ke arah Bandung pada Jumat pagi.
”Lima jam mobil tidak bergerak. Pengendara tidak bisa sahur, tidak bisa ke toilet. Akhirnya, banyak yang protes dan menutup jalan menuju arah Bandung agar diketahui petugas. Mereka menutup dengan menaruh pembatas jalan di tengah jalur dan semua orang berdiri di sana,” kata Dhea saat dihubungi, Jumat sore.