Imbas ”One Way”, Jalan Tol Ramai Lancar tetapi Pantura Cirebon Padat Merayap
Kendaraan yang ingin ke Jakarta memadati jalur pantura Cirebon setelah penerapan sistem ”one way” di jalan tol menuju Jawa. Sebaliknya, jalan tol terpantau ramai lancar.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penerapan sistem satu arah atau one way dan ganjil genap kendaraan untuk arus mudik di jalan tol berimbas pada padatnya kendaraan di jalur pantai utara Cirebon, Jawa Barat, menuju Jakarta. Sebaliknya, jalan tol ramai lancar. Kondisi tersebut diperkirakan masih berlangsung Sabtu (30/4/2022) seiring puncak arus mudik.
Hingga Jumat (29/4/2022) petang, antrean kendaraan sekitar 5 kilometer yang menuju Jakarta terpantau dari Mundu hingga pertigaan Kalijaga, Kota Cirebon. Kecepatan kendaraan rata-rata sekitar 10 kilometer per jam. Bukan hanya mobil, bus dan truk juga memadati jalur pantura tersebut. Saking padatnya, pengendara sepeda motor melaju di bahu jalan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Triyono Raharja mengatakan, kepadatan tersebut merupakan imbas dari pemberlakuan sistem satu arah (one way)dan ganjil genap kendaraan di jalan tol arah ke Jakarta. Awalnya, aturan itu berlangsung sejak Kamis (28/4/2022) pukul 17.00-24.00 lalu berlanjut pada Jumat pukul 07.00-24.00.
”(Kemarin) dari arah Jakarta masih padat, jadi lanjut one way sampai sekarang. Kami masih menunggu arahan Korlantas (Korps Lalu Lintas Polri) terkait one way,” ujar Triyono. Akibatnya, sejak Kamis sore, kendaraan yang ingin ke Jakarta tidak bisa melalui Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, hingga Kilometer 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Kendaraan akhirnya memadati jalur arteri. Pihaknya pun berupaya mengantisipasi kepadatan dengan menutup perempatan jalan, seperti di Rajawali, Sunyaragi, dan Kangraksan. Polisi juga mengarahkan mobil dan kendaraan besar melalui jalur alternatif dari Kalijaga-Samadikun-Gunung Jadi-Kapetakan-Karangampel-Indramayu-Jakarta.
”(Pengalihan arus) Ini sistemnya buka tutup. Kalau kendaraan padat dari Kangraksan hingga Kalijaga, jalur itu kami tutup dan dialihkan ke jalan alternatif. Penutupan ini situasional,” ungkapnya. Rekayasa lalu lintas tersebut untuk mengurai kepadatan kendaraan di jalur pantura. Pihaknya juga mengantisipasi kepadatan di jalur alternatif, seperti Pasar Celancang.
Triyono memprediksi, kepadatan di jalur pantura masih berpotensi berlanjut karena pada Sabtu (30/4/2022), sistem satu arah dan ganjil genap berlaku pukul 07.00-24.00. Adapun pada Minggu (1/5/2022), satu arah dan ganjil genap diberlakukan pukul 07.00-12.00. ”Tanggal 29-30 April ini memang puncak mudik. Kalau 1 Mei sisanya saja. Tapi, kami waspada,” ujarnya.
Sebaliknya, katanya, pemberlakuan sistem satu arah dan ganjil genap membuat arus di jalan tol ramai lancar. Adapun area istirahat juga tidak lagi sepadat sebelum penerapan rekayasa tersebut. Di rest area 207A Jalan Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Kamis pukul 14.00, misalnya, tampak lengang. Tidak ada antrean dan penutupan sementara area istirahat.
”Rest area (padat) jam-jam tertentu saja, seperti saat sahur, makan siang, dan buka puasa,” ujar Triyono. Pihaknya mengantisipasi kepadatan di area istirahat dengan penerapan sistem buka tutup. Rest area 207A pada hari biasa dikunjungi 4.000-5.000 kendaraan. Namun, pada Kamis, kendaraan yang datang mencapai 9.000 unit.
Lukman (37), pemudik dari Jakarta, mengapresiasi kebijakan sistem satu arah dan ganjil genap di jalan tol. ”Penerapan one way ini bagus, enggak kayak zaman dulu yang padat merayap. Meskipun lancar, saya enggak berani kecepatan di atas 100 kilometer per jam. Kan, ada aturannya,” ungkap Lukman yang ingin ke Purwokerto, Jawa Tengah.
Dari Jakarta, ia berangkat pukul 06.00 dan tiba di rest area 207A pukul 13.30 atau lebih dari tujuh jam. Biasanya, ia menempuh 9-10 jam dari Jakarta ke Purwokerto. Meski masih sesuai rencana, Lukman tidak bisa lama beristirahat di rest area 102A di Jalan Tol Cikopo-Palimanan. ”Di sana diminta cuma 15 menit. Ya, harus gantian juga sama pemudik lain,” katanya.
Direktur Operasional Astra Tol Cipali Agung Prasetyo mengatakan, penerapan sistem satu arah berlajan lancar. ”Saya ingatkan untuk tetap menjaga jarak aman. Jangan berpindah arus dari (jalur) A ke B karena itu akan membahayakan pengguna jalan,” ujarnya dalam keterangannya.
Pihaknya mencatat, pada Jumat pukul 06.00-15.00, sebanyak 35.725 kendaraan melintasi Cipali menuju ke Jawa Tengah. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan periode yang sama pada Kamis, yakni 20.620 kendaraan. Volume kendaraan secara kumulatif yang terbanyak tercatat pada Kamis, yakni 104.000 unit. Lonjakan kendaraan diprediksi masih terjadi hingga Sabtu.