Ringankan Warga, Jateng Siapkan Program Mudik Gratis
Perantau asal Jawa Tengah menyambut baik adanya program mudik gratis. Program itu diharapkan bisa meringankan beban masyarakat menengah ke bawah.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jawa Tengah menjadi daerah tujuan mudik terbesar pada Lebaran 2022. Untuk meringankan masyarakat, pemerintah setempat bekerja sama dengan sejumlah pihak mengadakan program mudik gratis. Program itu disambut antusias oleh para perantau.
Hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan menunjukkan, Jateng menjadi daerah yang paling banyak dituju oleh pemudik. Dari sekitar 85,5 juta orang yang akan bepergian ke luar kota selama masa mudik Lebaran, sekitar 23,5 juta orang atau sekitar 27,5 persen di antaranya hendak melakukan perjalanan ke Jateng.
Sebagian besar orang yang akan mudik ke Jateng merantau ke sejumlah wilayah di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jateng mengadakan program mudik gratis bagi warga yang memiliki kartu tanda penduduk Jateng atau yang lahir di Jateng.
Peserta mudik gratis diwajibkan sudah menjalani vaksinasi dosis ketiga. Selain itu, mereka yang boleh ikut serta dalam program itu, antara lain, asisten rumah tangga, pengemudi angkutan daring, buruh bangunan, pedagang kecil, dan pedagang asongan.
Mudik gratis tersebut akan diselenggarakan serentak pada Kamis-Jumat (28-29/4/2022). Lokasi keberangkatan adalah Museum Purna Bhakti Pertiwi Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, dan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Adapun peserta mudik bisa mendaftar secara daring. Karena kuotanya terbatas, pada Rabu (20/4/2022) sudah ditutup.
”Mudik Lebaran gratis tahun ini dibuka dengan kuota terbatas karena sebelumnya belum direncanakan. Begitu (ada) keputusan Presiden yang memperbolehkan mudik, baru kami agendakan,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu.
Sebelum pandemi, mudik gratis menjadi program rutin yang digelar Pemprov Jateng. Pada 2019, misalnya, ada sekitar 20.000 pemudik yang difasilitasi mudik gratis ke Jateng menggunakan bus, kapal, dan kereta api.
Tahun ini, para pemudik akan diangkut menggunakan bus dan kerata api. Ganjar, Pemprov Jateng, pemerintah kabupaten/kota di Jateng, serta Bank Jateng telah menyiapkan 118 bus dan empat gerbong Kereta Api Tawang Jaya dengan kapasitas lebih kurang 300 tempat duduk.
Selain memfasilitasi pemudik dari Jabodetabek, Ganjar juga membuka peluang untuk memfasilitasi mereka yang merantau di luar Pulau Jawa.
Peluang bagi pemudik di luar Pulau Jawa juga sedang dibahas. ”Ada usulan dari Palembang, Bandung, Medan juga ingin pulang, maka nanti akan kami carikan cara yang lain untuk bisa membawa mereka. Apakah sponsorship dari perusahaan atau yang lain,” ujarnya.
Program mudik gratis tersebut disambut antusias oleh warga Jateng di Jabodetabek. Warga Jateng yang ada di Jabodetabek sudah lama menantikan adanya program ini.
”Antusiasme warga Jateng di sini sangat luar biasa. Bagaimana tidak? Kami semua sudah dua tahun tidak pulang kampung,” kata Ketua Paguyuban Jateng Leles Sudarmanto.
Mudik Lebaran gratis tahun ini dibuka dengan kuota terbatas karena sebelumnya belum direncanakan.
Leles menuturkan, mudik gratis yang digelar tahun ini tak seperti sebelum pandemi, tetapi hal itu patut disyukuri karena bisa membantu meringankan sebagian pemudik. Ia berharap ke depan program mudik gratis ini bisa digelar kembali dengan meriah.
”Ayo ramaikan program mudik gratis ini! Karena ini masih pandemi, kita semua harus menjaga diri dan tetap patuh protokol kesehatan. Jangan sampai lengah karena sekarang Covid-19 masih berkeliaran,” ujar Leles.
Suswanti (50), warga Banyumas yang merantau ke Jakarta, tertarik mengikuti mudik gratis. Program itu dinilai bisa memangkas biaya operasionalnya untuk pulang kampung. Jika mudik dengan biaya pribadi, Suswanti harus mengeluarkan sekitar Rp 300.000 untuk satu tiket.
”Karena saya mudik bersama dua anak saya, jadi paling tidak perlu biaya Rp 900.000. Itu hanya untuk tiket saja, belum ditambah biaya lain-lainnya. Dengan keadaan ekonomi yang susah seperti saat ini, program mudik gratis sangat membantu,” tutur Suswanti.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno menyebut, program mudik gratis tidak hanya menguntungkan bagi warga kelas menengah ke bawah. Program itu juga bisa membantu meningkatkan perekonomian pelaku usaha transportasi.
”Mudik gratis akan membantu perusahaan otobus wisata dan perusahaan otobus antarkota antarprovinsi meneguk keuntungan setelah dua tahun ikut ’berpuasa’ akibat pandemi. Selama dua tahun, sudah dua kali pula mudik Lebaran dilarang,” katanya.