21 Desa Wisata asal NTB Masuk 500 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022. Penilaian telah sampai pada 500 besar dan 21 di antaranya adalah desa wisata asal Nusa Tenggara Barat.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ribuan desa wisata di Indonesia mengambil bagian dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2022 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saat ini, tahap penilaian telah masuk 500 besar dan 21 desa wisata di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi di Mataram, Rabu (20/4/2022), mengatakan, 21 desa wisata yang masuk 500 besar tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pada tahap awal, NTB mengusulkan 153 desa wisata.
Sebanyak enam desa wisata berasal dari Kabupaten Lombok Barat, yakni Banyumulek, Dewi Bahari Batu Putih, Lembar Selatan, Buwun Sejati, Batu Kumbung, dan Mekarsari. Sementara empat desa wisata berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, yakni Desa Wisata Halal Setanggor, Desa Wisata Edukasi Religi Kebangsaan Jango, Rembita, dan Puyung.
Selain itu, empat desa wisata berasal dari Kabupaten Lombok Timur, yakni Tetebatu, Sapit, Loyok, dan Labuhan Lombok. Lainnya adalah Desa Wisata Taman Loang Baloq (Kota Mataram), Genggelang (Lombok Utara), Ekowisata Bahari Prajak (Sumbawa), Bukit Not Beka Beka Taliwang (Sumbawa Barat), Desa Wisata Tenun (Kota Bima), Malaju Mantika (Dompu), dan Kampung Bawang Bima (Kabupaten Bima).
”Kami terus menunggu proses seleksi hingga 50 besar diumumkan. Sembari 21 desa wisata yang lolos mulai mempersiapkan diri mengikuti tahapan penilaian selanjutnya,” kata Yusron.
Yusron berharap hasil yang diraih desa wisata asal NTB bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Pada ADWI 2021, Desa Bonjeruk dari Lombok Tengah berhasil meraih juara empat kategori toilet terbaik. Dua desa lainnya yang berhasil masuk 50 besar adalah Desa Senaru dari Lombok Utara dan Desa Sesaot di Lombok Barat.
Oleh karena itu, menurut Yusron, setelah ada kepastian desa wisata asal NTB masuk 50 besar, baru akan dilakukan pendampingan. ”Kami juga berharap desa wisata mempersiapkan diri dengan baik. Pemerintah kabupaten dan kota juga harus mendampingi mereka secara optimal,” kata Yusron.
Sebelumnya, pada Senin (18/4/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengumumkan 500 besar ADWI 2022. Menurut Sandiaga, tahun ini, usulannya mencapai 3.419 desa wiasta atau melebihi target 3.000 desa wisata.
Jumlah itu, kata Sandiaga, lebih tinggi dari ADWI 2021, yakni 1.831 desa wisata. ”ini apresiasi dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat seluruh Indonesia,” kata Sandiaga.
Tahun ini, ADWI mengangkat tema ”Indonesia Bangkit”. Seperti tahun sebelumnya, ada tujuh aspek penilaian, yakni daya tarik pengunjung, homestay, toilet umum, suvenir, digital dan kreatif, standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, serta kelestarian lingkungan (CHSE) dan kelembagaan.
Jika mengacu pada ADWI 2021, akan ada sejumlah tahapan seleksi hingga terjaring 50 besar desa wisata. Setelah itu, ada penilaian berupa kunjungan dewan juri ke desa-desa wisata tersebut. Setelah itu, ditentukan juara untuk masing-masing dari tujuh kategori penilaian.
Bangga
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puyung Muhammad Khulaifi sangat bangga bisa masuk 500 besar ADWI 2022. Menurut dia, hal itu merupakan hasil kerja keras semua anggota Pokdarwis Puyung sejak diresmikan tahun 2022.
”Semuanya di luar dugaan. Apalagi, kami bersaing dengan 3.419 desa wisata terbaik di seluruh Indonesia. Kami optimistis,” kata Khulaifi.
Khulaifi menambahkan, mereka akan melakukan persiapan secara maksimal jika bisa lolos ke tahap berikutnya. ”Kami sudah mempersiapkan empat spot unggulan yang akan siap dikunjungi oleh dewan juri saat penilaian lapangan,” kata Khulaifi.
Menurut Khulaifi, berbagai daya tarik pariwisata dikembangkan di Puyung, mulai dari tenun, belasan hektar tanaman holtikultura organik dan ramah lingkungan, hingga kesenian tradisional. Pengembangan desa wisata juga dengan melibatkan masyarakat dalam membuat produk olahan makanan.