Industri Kelas Atas Diharap Bantu Pemulihan Wisata
Industri kelas atas diharapkan mau membantu kalangan pelaku wisata agar bisa kembali menggeliat bangkit. Bantuan industri ini sangat diharapkan terutama untuk kembali menggerakkan aktivitas wisata yang ada wisata di desa
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat
MAGELANG, KOMPAS — Setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19, industri maju kelas atas atau upscale industry di masa sekarang diharapkan mau terlibat membantu geliat pemulihan aktivitas wisata. Bantuan ini sangat diperlukan untuk menggerakkan kembali kegiatan wisata lokal yang sebelumnya mati karena minimnya kunjungan wisatawan.
”Bantuan dan dukungan dari kalangan upscale industry ini sangat dibutuhkan karena kelompok ini memiliki kemampuan lebih untuk bangkit dan pulih lebih cepat dibandingkan dengan kelompok lain,” ujar Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat bertemu dengan para pelaku wisata di Kabupaten Magelang di Balai Ekonomi Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (15/4/2022).
Dalam pantauannya ke sejumlah negara, di Chiangmai, Thailand, misalnya, sudah mulai kembali pulih dan bangkit saat ini.
Sebagai bagian dari kalangan upscale industry, hotel-hotel berbintang, terutama hotel bintang lima, diminta turut menjalankan peran dan dukungannya membantu pemulihan wisata di Kabupaten Magelang.
Hal ini, antara lain, bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan pelaku-pelaku wisata yang ada di desa-desa.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati turut mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022).
Mengubah strategi
Setelah dua tahun lebih dihantam pandemi, Lestari mengatakan, para pelaku wisata diharapkan mengubah strategi dan pola pemikiran. Tidak lagi semata-mata memikirkan promosi, tetapi saat ini, setiap pelaku wisata harus mampu rendah hati, kembali berpikir bagaimana menjual.
”Jika ingin destinasi yang ditawarkan ’terjual’, janganlah ragu untuk langsung mengirimkan undangan kepada orang-orang, kelompok masyarakat yang menjadi target pasarnya,” ujarnya.
Situasi pandemi ini membuat kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia merosot tajam. Berdasarkan data yang disusun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2019, jumlah wisatawan asing mencapai 16,1 juta orang.
Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Iman Santoso mengatakan, para pelaku dan pegiat wisata lokal yang ada di desa diharapkan tidak patah semangat dan tetap mau aktif bergerak.
Terdampak pandemi, tren wisata pun kini berubah. Demi menghindari resiko penularan, tujuan atau obyek wisata yang berada dalam ruang tertutup mulai dihindari. Orang lebih memilih berwisata di ruang-ruang terbuka.
”Wisata olahraga, wisata budaya, dan wisata di alam terbuka sekarang menjadi tren jenis wisata yang diminati dan semua potensi itu ada di desa,” ujarnya.
Seorang anak menikmati suasana di Alun-alun Malang, Jawa Timur, 27 Desember 2021. Ia dan keluarga berlibur dalam masa pandemi Covid-19 yang belum mereda. Berlibur tetap menjadi kebutuhan meski harus dengan kehati-hatian dan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menekan risiko penularan Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein mengatakan, akibat pandemi, jumlah destinasi wisata di Kabupaten Magelang yang semula mencapai 290 destinasi, pada 2021 berkurang menjadi 239 destinasi.
Sebanyak 51 destinasi lainnya berhenti beroperasi karena minimnya jumlah kunjungan. Jumlah total wisatawan yang pada 2019 mampu mencapai 6,5 juta orang, pada 2020 dan tahun 2021 anjlok hanya mencapai kurang dari 1 juta orang per tahun.
Wisata olahraga, wisata budaya, dan wisata di alam terbuka sekarang menjadi tren jenis wisata yang diminati dan semua potensi itu ada di desa (Iman Santoso).
Saat ini, sejumlah destinasi sudah kembali mulai menggeliat bangkit. Namun, aktivitas saat ini masih jauh dari capaian pada kondisi normal sebelum pandemi.
”Di salah satu destinasi wisata, misalnya, jumlah wisatawan pada akhir pekan hanya berkisar 1.000-1.500 orang per hari. Padahal, pada akhir pekan sebelum pandemi, jumlah wisatawan mampu mencapai sedikitnya 3.000 orang per hari,” ujarnya.
Namun, karena sudah mulai menggeliat bangkit, Kabupaten Magelang sudah berani menetapkan target jumlah kunjungan wisatawan sekitar 50 persen dari capaian saat kondisi normal atau sekitar 3 juta per tahun.
Target ini ditetapkan menyesuaikan adanya pembatasan jumlah kunjungan pada rata-rata destinasi wisata yang ditetapkan sebanyak 50 persen dari kapasitas tempat.