Tetap Jalankan Protokol Kesehatan meskipun Kasus Covid-19 Melandai
Meski pandemi Covid-19 sudah menunjukkan tanda melandai, Mendagri M Tito Karnavian mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengenakan masker. Kasus rendah bukan berarti tidak ada kasus.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengingatkan pentingnya tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengenakan masker, meskipun pandemi Covid–19 di Indonesia sudah menunjukkan tanda melandai. Pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat agar tetap disertai kepatuhan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
”Angka kasus yang rendah bukan berarti tidak ada kasus,” kata Tito ketika diminta tanggapannya mengenai kebijakan pemerintah dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dalam jumpa pers serangkaian kegiatan Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah (Gilas Sampah) di Pantai Jerman, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (17/4/2022), Tito menerangkan, Presiden Joko Widodo bersama jajaran menteri terkait penanganan pandemi Covid-19 secara rutin memantau dan mengevaluasi perkembangan kondisi pandemi Covid-19.
Pemerintah, tambah Tito, juga mengadakan survei serologi antibodi untuk mengetahui persentase penduduk memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Hasil survei serologi antibodi pada November-Desember 2021 menunjukkan sekitar 86,6 persen populasi penduduk Indonesia memiliki antibodi terhadap Covid-19. Adapun survei serologi antibodi pada Maret 2022 mengindikasikan persentase antibodi meningkat pada populasi.
”Ini menjadi modal penting. Antibodi bisa menetralisasi virus,” kata Tito.
Perkembangan penanganan pandemi Covid-19 menunjukkan penambahan harian kasus terkonfirmasi Covid-19 sudah di bawah 1.000 kasus, angka kematian terkait Covid-19 dinyatakan sudah di bawah 3 persen, dan persentase pemakaian tempat tidur (BOR) di rumah sakit di bawah 25 persen. Jangkauan vaksinasi Covid-19 juga sudah relatif tinggi. Kondisi itu membuat pemerintah memberikan pelonggaran atau relaksasi dalam masa PPKM tersebut.
”Namun, masyarakat tetap diimbau menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, karena antibodi tidak bisa mencegah penularan,” kata Tito yang didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dalam jumpa pers di Pantai Jerman. ”Penularan dapat dicegah dengan menggunakan masker dan menerapkan 3M.”
Karena tema G20 adalah isu iklim dan lingkungan, (Indonesia) sebagai tuan rumah harus bersih, jangan sampai lingkungannya jorok.
Kolaborasi
Dalam kegiatan Gilas Sampah di Pantai Jerman, Tito meminta seluruh kepala daerah dan pemerintah daerah agar serius mengelola dan menangani sampah. Tito mengatakan, isu lingkungan juga menjadi fokus perhatian dunia, termasuk negara-negara anggota G20.
”Karena tema G20 adalah isu iklim dan lingkungan, (Indonesia) sebagai tuan rumah harus bersih, jangan sampai lingkungannya jorok,” kata Tito dalam sambutannya.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Bali sedang bergerak menangani sampah mulai dari sumber, yakni berangkat dari desa, kelurahan, ataupun desa adat. Koster menyebutkan sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber sebagai dasar kebijakan pengelolaan sampah di desa, kelurahan, dan desa adat di Bali.
”Pemilahan sampah sudah dimulai dari rumah tangga, setidaknya sampah dipilah tiga komponen, yakni organik, anorganik, dan residunya,” kata Koster.
Adapun Gilas Sampah menjadi kegiatan kolaborasi sejumlah kementerian dan lembaga bersama pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pengelolaan dan penanganan sampah. Selain Kementerian Dalam Negeri, kegiatan Gilas Sampah juga didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kegiatan Gilas Sampah juga didukung Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), dan beberapa organisasi nonpemerintah/LSM, di antaranya Komunitas Eco Enzyme Nusantara, EcoBali, dan Plastic Exchange.
Acara Gilas Sampah di Pantai Jerman, Minggu, dihadiri pula oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kepala Polda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen Sonny Aprianto, dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Lebih lanjut Tito mengatakan, momentum KTT G20 di Indonesia menjadi sejarah bagi Indonesia. Lokasi-lokasi tuan rumah kegiatan serangkaian pertemuan G20 di Indonesia, termasuk di Bali, menjadi cerminan Indonesia di mata dunia.
”Tidak bisa ditawar lagi, Bali sebagai tuan rumah utama harus menunjukkan lingkungan yang aman, lancar, dan nyaman. Harus menunjukkan bisa mengelola lingkungan. Yang paling gampang, sampahnya harus dibersihkan,” ujar Tito.
Tito menambahkan, selain untuk kepentingan KTT G20, pengelolaan dan penanganan sampah secara baik dan berkelanjutan juga bertujuan menjaga lingkungan demi kelestarian alam dan keamanan nasional, untuk warisan bagi generasi penerus, dan untuk kepentingan pariwisata Indonesia.
”Saya minta semua kepala daerah aware, segera bergerak, dan berkontribusi dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. Saya ingin gerakan pengelolaan sampah dan bersih kota menjadi gerakan bersama,” ujar Tito.