Gerimis, Antusiasme, dan Unjuk Rasa Sambut Jokowi di Jambi
Dalam kunjungan kerja di Jambi, Presiden Joko Widodo, tak hanya disambut gerimis, tapi juga antusiasme warga hingga unjuk rasa meminta perhatian sang Kepala Negara.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi, Kamis (7/4/2022), Presiden Joko Widodo yang didampingi sang istri, Iriana Joko Widodo, langsung disambut gerimis. Di tengah rintik-rintik, Jokowi bertolak menuju Pasar Angso Duo.
Dalam kunjungan kerja kali ini, cukup banyak kegiatan yang diagendakan dari pagi hingga sore. Jokowi dijadwalkan sudah harus kembali terbang sekitar pukul 16.00.
Karena itu, setiba di bandara dan disambut para pejabat daerah, Presiden dan Ibu Negara langsung menuju Pasar Angso Duo. Agendanya adalah menyerahkan bantuan langsung tunai minyak goreng.
Sebanyak 100 pedagang dan 100 penerima program keluarga harapan (PKH) memperoleh sejumlah bantuan. Bantuan berupa modal kerja Rp 1,5 jutan dan bantuan langsung tunai minyak goreng Rp 300.000 per orang.
Di tengah penyerahan bantuan itu, puluhan mahasiswa dari sejumlah kampus di Jambi berunjuk rasa. Aksi itu sempat menimbulkan tindakan dorong-mendorong di antara mahasiswa dan aparat keamanan. ”Kami menuntut Presiden untuk menurunkan harga minyak goreng, bahan bakar, dan supaya Presiden menolak soal usulan presiden tiga periode,” ujar Hadi, salah seorang mahasiswa yang berdemo.
Tak lama dari pasar, rombongan Presiden bertolak menuju Desa Pudak di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Di pabrik pinang milik CV Indokara, Jokowi melepas keberangkatan tujuh kontainer berisi 126 ton pinang biji untuk diekspor ke Pakistan. Ia pun menyempatkan diri menyapa dan berbincang dengan puluhan pekerja di pabrik itu.
Para buruh yang sebagian besar ibu-ibu tampak semringah. ”Senang sekali bisa akhirnya bertemu langsung dengan bapak Presiden,” ujar Nurmala (48), salah seorang pekerja. Ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan foto sang Presiden.
Di sana, Jokowi tampak kagum. Ia menyebut bahwa potensi pinang sangat besar. Ia pun memerintahkan Menteri Pertanian untuk mengembangkan varietas-varietas unggul agar produktivitas pinang di sana semakin meningkat. Manajemen dan pemanfaatan teknologi modern perlu diterapkan agar komoditas itu bisa menjadi penopang ekonomi yang kuat.
Sebelum meninggalkan pabrik, Presiden dan Ibu Negara membagi-bagikan kaus kepada para pekerja pabrik. Mereka pun tampak histeris berebutan menyambut pemberian itu.
Selanjutnya, rombongan menuju Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi untuk meninjau Candi Kedaton. Di tengah perjalanan menuju Kedaton, ia juga sempat mengecek proyek peningkatan kualitas jalan akses Candi Muaro Jambi dan Pelabuhan Muara Sabak.
Menjelang akhir rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Jambi, Presiden dan Ibu Iriana kembali menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat penerima manfaat di Pasar Bedug, Kota Jambi. Di sana, sebanyak 100 pedagang Pasar Bedug juga mendapatkan bantuan modal kerja dan bantuan langsung tunai.
Di tengah penyerahan bantuan, terjadi lagi gelombang unjuk rasa. Mahasiswa dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) kembali menyampaikan aspirasi serupa. ”Kami ingin menyampaikan aspirasi agar Presiden menurunkan harga minyak goreng. Soalnya emak-emak di sini merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng yang berbuntut naiknya harga bahan makanan,” kata Usman, Komite Eksekutif KAMI Provinsi Jambi.
Baru sedetik kain itu diangkatnya, sejumlah aparat langsung mendekat dan menghadangnya.
Sewaktu mengetahui kendaraan Presiden akan melintas, Usman pun cepat-cepat mengibarkan selembar kain bewarna putih bertuliskan ”Pak Jokowi, tolong turunkan harga minyak goreng.” Namun, baru sedetik kain itu diangkatnya, sejumlah aparat langsung mendekat dan menghadangnya.
Oleh para petugas, kain itu langsung direbut dari pegangan Usman. Ia pun diseret mundur beberapa meter ke belakang untuk menjauhi jalan. Badan Usman masih terus ditahan para aparat itu hingga kendaraan Presiden melintas dan semakin menjauh menuju bandara. Barulah para petugas itu melepasnya. ”Betapa sulitnya rakyat kecil ingin menyampaikan aspirasi,” ujar Usman.