Antrean Warga Mencari Pertalite Terjadi di Kendari, Pertamina Jamin Stok Aman
Antrean panjang warga yang ingin membeli pertalite terjadi merata di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Masyarakat khawatir stok menipis di tengah kebutuhan yang meningkat.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Antrean panjang warga yang ingin membeli pertalite merata di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Hal itu dipicu kekhawatiran masyarakat pada keterbatasan stok hingga potensi kenaikan harga pertalite. Sejauh ini, Pertamina memastikan stok pertalite cukup dengan kenaikan hingga 10 kali lipat.
Di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kendari, antrean panjang kendaraan untuk mendapat pertalite terjadi hingga Selasa (5/4/2022) siang. Di SPBU Tapak Kuda, misalnya, antrean kendaraan terjadi sejak pagi hingga siang hari.
Ratusan kendaraan mengantre hingga 50 meter dari SPBU. Akibatnya, kondisi itu membuat akses jalan umum tersendat. Kondisi yang sama terjadi di SPBU Saranani, Ahmad Yani, dan sejumlah SPBU lainnya.
Ridwan (40) warga, mengatakan terpaksa mengantre karena stok bahan bakarnya semakin menipis. Selama tiga hari terakhir, ia tidak mengisi bahan bakar akibat SPBU yang selalu penuh kendaraan. ”Mau tidak mau harus antre, karena mau dapat di mana lagi. Beli di eceran pasti bisa, tapi akan jauh lebih mahal,” kata pegawai swasta ini.
Menurut Ridwan, ia mengantre di SPBU karena khawatir stoknya akan habis. Terlebih lagi, di masa Ramadhan, kebutuhan untuk mobilitas meningkat sejak pagi hingga malam hari. ”Belum lagi kalau nanti harganya tiba-tiba naik kayak pertamax. Tekor juga kalau beli pertamax terus,” ujarnya.
Fadli (34), warga lainnya menambahkan, sebelumnya rutin membeli pertamax untuk kendaraan dengan harga Rp 9.000-an per liter. Namun, setelah naik menjadi Rp 12.750 per liter, ia beralih ke pertalite.
Pekerja swasta ini menyampaikan, kenaikan hingga Rp 3.000 per liter menjadi beban yang cukup berat di tengah situasi seperti saat ini. Belum lagi dengan kebutuhan di saat Ramadhan yang juga semakin meningkat.
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina MOR VII Sulawesi Taufik Kurniawan menjelaskan, peningkatan komsumsi pertalite di Kendari dan Konawe Raya terjadi sejak awal April. Kondisi ini terpantau tidak terjadi di wilayah lain di Sulawesi.
Saat ini, tutur Taufik, komsumsi pertalite di Kendari dan sekitarnya mencapai 358 kiloliter dalam sehari. Jumlah ini berbeda jika dibandingkan dengan konsumsi harian pada Maret lalu yang di kisaran 320 kl per hari.
”Jadi, memang ada kenaikan sekitar 38 kl di rata-rata harian sejak awal April. Namun, angka ini masih terhitung normal dan masih sangat terpenuhi dengan stok yang ada,” kata Taufik. Jumlah stok pertalite yang ada di TBBM Kendari mencapai sekitar 5.200 kl. Jumlah ini masih sangat cukup meski terjadi peningkatan hingga 15 kali lipat dari angka normal.
Menurut Taufik, peningkatan komsumsi yang terjadi kemungkinan hanya pengaruh panik akan kenaikan harga pertamax. Warga lalu berbondong-bondong membeli pertalite meski stok yang ada masih sangat cukup.
”Kondisinya memang ada peningkatan permintaan sehingga antrean kendaraan terjadi. Tapi kami belum akan menambah stok karena yang ada masih sangat cukup. Kami berharap masyarakat tidak panik karena sejauh ini juga tidak ada kendala, baik stok maupun pengiriman. Kami hanya berkoordinasi dengan pemerintah daerah, aparat, dan terus menyuplai bahan bakar ke SPBU secara rutin,” katanya.