Jaga Keandalan Sistem, Inter Bus Trafo 5 GITET Krian Ditargetkan Beroperasi April
Pemberian tegangan atau ”energize” Inter Bus Trafo 5 GITET Krian ditargetkan terealisasi pada April untuk menjaga keandalan sistem sekaligus mengamankan pasokan listrik ke pelanggan industri, bisnis, dan rumah tangga.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali saat ini berupaya menyelesaikan pembangunan Inter Bus Trafo 5 bertegangan 500kV/150kV di GITET atau Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Krian, di Sidoarjo. Pemberian tegangan atau energize ditargetkan terealisasi pada April untuk menjaga keandalan sistem sekaligus mengamankan pasokan listrik ke pelanggan industri, bisnis, dan rumah tangga.
General Manager PLN UIT JBM Didik F Dakhlan mengatakan, pembangunan Inter Bus Trafo (IBT) 5 memiliki peran signifikan. Hal itu karena IBT 5 berfungsi mengevakuasi daya pada IBT 1 dan IBT 2 secara bergantian. Adapun kondisi IBT 1 dan 2 telah lama digunakan sehingga fungsinya kurang optimal dan memerlukan peremajaan atau penggantian dengan segera.
”Proses peremajaan sendiri akan memerlukan waktu. Oleh karena itulah, setelah IBT 5 memiliki tegangan atau mendapat energize, beban dari IBT 1 akan dialihkan supaya pekerjaan peremajaan bisa dilakukan tanpa menganggu pasokan listrik ke pelanggan,” ujar Didik, Senin (21/3/2022).
Selain mengevakuasi daya, pembangunan IBT 5 juga mampu menekan biaya konsumsi bahan bakar yang nilainya cukup signifikan. Sebagai gambaran, apabila salah satu IBT (1 dan 2) dipadamkan untuk proses penggantian atau peremajaan, PLN harus membakar solar untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Biaya pembakaran solar itu diprediksi mencapai Rp 650 miliar.
Didik menambahkan, peremajaan IBT 1 dan IBT 2 diharapkan mampu menyalurkan daya masing-masing sebesar 490 MW dengan tegangan 150 kV. Daya IBT 1 dan 2 selama ini dialirkan ke wilayah Surabaya dan sekitarnya, termasuk sebagian Kabupaten Gresik, untuk melayani kawasan Industri, pelanggan bisnis, dan rumah tangga.
”Mengingat pentingnya peran IBT 1 dan 2, kami terus melakukan assesmen selama masa pembangunan IBT 5. Inspeksi dari level 1 hingga level 3 pada IBT 1 dan 2 juga terus dikerjakan demi mempertahankan keandalan sistem kelistrikan,” kata Didik.
Lebih lanjut, Didik berharap pembangunan IBT 5 ini selesai dan beroperasi tepat waktu agar penggantian IBT 1 dan IBT 2 dapat segera terlaksana. Selain itu, masih dalam upaya menjaga keandalan, PLN UIT JBM juga sedang mengevakuasi daya untuk revitalisasi Gas Insulated Substation (GIS) Darmogrande agar pasokan listrik di kawasan perkotaan Surabaya tetap terjaga.
Elektrifikasi wilayah terluar
PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mempercepat pelaksanaan elektrifikasi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) melalui program Listrik Desa (Lisdes). Sampai dengan pertengahan Maret 2022, perusahaan telah mengoperasikan jaringan listrik di 16 dusun yang tersebar di Kabupaten Bangkalan, Sampang, Ponorogo, Tulungagung, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, dan Bondowoso.
”Pengoperasian listrik di 16 dusun tersebut menyuplai kurang lebih 896 pelanggan. Hadirnya listrik di lokasi-lokasi terluar ini diharapkan meningkatkan perekonomian dan kemajuan daerah,” ucap General Manager PLN UID Jatim Lasiran.
PLN UID Jatim menargetkan penambahan pengoperasian listrik di sembilan dusun yang belum berlistrik pada April mendatang. Dengan beroperasinya listrik, masyarakat diharapkan dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk pada Ramadhan tahun ini.
Lasiran mengatakan, pengoperasian listrik di wilayah 3T di Jatim memiliki banyak tantangan. Salah satunya, lokasi dusun yang jauh dari perkotaan sehingga akses jalannya kurang memadai dan belum beraspal. Tantangan lain, pepohonan yang masih sangat rimbun sehingga memerlukan kerja ekstra untuk mengirim tiang listrik, pembangunan, dan penarikan jaringan. Tantangan semakin berlipat di daerah yang berada di kepulauan.
Meski demikian, PLN terus berupaya keras menghadapi tantangan tersebut. Lasiran menargetkan pada 2022 akan dibangun jaringan listrik desa di 98 lokasi yang menyuplai kurang lebih 13.296 pelanggan, termasuk di kepulauan. Pengoperasian listrik itu memerlukan jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 295,07 kms, jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 147,94 kms, dan 89 unit trafo berkapasitas 8.850 KVA.
”Selama proses pembangunan, yakni mulai perizinan hingga pengoperasian, PLN selalu menggandeng pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan. Sinergi hingga level terendah ini menunjukkan komitmen dan kesungguhan PLN berkolaborasi bersama pemerintah daerah dalam mewujudukan pembangunan masyarakat,” tutur Lasiran.
Bupati Sampang Slamet Junaidi mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel PLN yang telah bekerja sama mewujudkan pengoperasian listrik di wilayahnya, yakni Dusun Katedungan dan Dusun Ngansangan, Desa Pasarenan, Kecamatan Kedungdung.
”Selama ini masyarakat di sana belum menikmati penerangan listrik seperti dusun-dusun lainnya. Dengan adanya listrik akan sangat membantu masyarakat menopang aktivitas sehari-hari dan menjadi berkah bagi warga,” ujar Slamet Junaidi.