Bantuan Pangan untuk Pasien Isolasi Mandiri di Magelang Masih Terus Dilakukan
Bantuan logistik untuk pasien Covid-19 tahun ini relatif sedikit dibandingkan pada masa puncak varian Delta tahun lalu. Namun, stok logistik tetap disiapkan untuk mengantisipasi kondisi terburuk.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Bantuan makanan bagi pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing masih dilakukan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Namun, jumlahnya masih lebih kecil ketimbang saat lonjakan kasus varian Delta beberapa waktu lalu.
Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Nurhadiyanta mengatakan, rata-rata volume bantuan beras yang diberikan saat ini berkisar 3-5 kuintal per hari. Jumlahnya lebih kecil ketimbang bantuan saat muncul varian Delta mencapai 1 ton per hari.
”Selama dua bulan terakhir ini, permintaan bantuan logistik juga belum tentu kami terima tiap hari,” ujarnya, Jumat (11/3/2022).
Selain beras, bantuan logistik lain yang diberikan adalah empat kaleng susu kental manis dan 20 bungkus mi instan. Bantuan tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan pasien selama menjalani isolasi mandiri 10 hari di rumah. Terhitung sejak Februari, Nurhadiyanta mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan sekitar 300 paket bantuan, dengan total volume beras mencapai sekitar 1,5 ton.
”Kami masih harus berjaga-jaga, mengantisipasi terjadinya kembali peningkatan kasus. Persediaan logistik tetap harus disiapkan karena sampai sekarang juga tidak diketahui, kapan pandemi akan berakhir,” ujarnya.
Selain dari pemerintah, bantuan logistik juga diberikan oleh sejumlah komunitas di Kabupaten Magelang. Namun, berbeda dengan masa maraknya varian Delta, pengiriman bantuan pun relatif sedikit karena banyak pasien Covid-19.
Tri Mufida Nastiti, dari komunitas Berbagi Nasi, mengatakan, saat ada permintaan bantuan logistik, pihaknya tetap berupaya memenuhi kebutuhan pasien selama 10 hari menjalankan isolasi mandiri. Namun, khusus untuk bantuan nasi bungkus yang diberikan setiap dua hari sekali, misalnya, kebanyakan pasien biasanya hanya mau menerima dua kali pengiriman nasi bungkus.
”Ketika kami akan mengirimkan nasi bungkus ketiga, banyak pasien biasanya justru menolak. Mereka merasa sudah tidak membutuhkan bantuan karena di hari kelima atau keenam menjalankan isolasi, banyak pasien sudah merasa sehat dan sudah bekerja, serta menjalankan beragam aktivitas di luar rumah lainnya,” ujarnya.
Tri juga terlibat dalam komunitas pendampingan isolasi mandiri Isoman Iso. Komunitas Isoman Iso juga berupaya memberikan bantuan paket bahan pokok serta kebutuhan lain seperti peralatan mandi dan berbagai perlengkapan untuk kebutuhan bayi. Namun, aktivitas komunitas Isoman Iso, menurut dia, juga sempat terganggu karena banyak anggota komunitas, termasuk Tri sendiri, justru terkonfirmasi Covid-19.
”Menjalani isolasi 10 hari di isolasi terpusat di Kota Magelang, saya pun akhirnya tidak bisa menjalankan aktivitas apa-apa,” ujarnya.