Pelajaran dari Gelombang Kedua, RS di Kepri Lebih Dini Antisipasi Peningkatan Pasien Covid-19
Belajar dari gelombang kedua pandemi yang disebabkan virus Covid-19 varian Delta pada medio 2021, RSUD Raja Ahmad Tabib, Kota Tanjung Pinang, lebih dini bersiap mengantisipasi peningkatan pasien di Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib, Kota Tanjung Pinang, mulai meningkat sejak akhir Januari 2022 seiring dengan peningkatan kasus baru di Provinsi Kepulauan Riau. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kini pengelola RS lebih dini bersiap mengantisipasi peningkatan jumlah pasien.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Raja Ahmad Tabib, Asep Guntur, Rabu (9/2/2022), mengatakan, kini ada 11 pasien Covid-19 yang dirawat. Sepanjang 2022, jumlah pasien Covid-19 terbanyak yang dirawat di RSUD Raja Ahmad Tabib adalah 13 orang.
”Ruang perawatan yang kami siapkan untuk pasien Covid-19 untuk sementara kapasitasnya 20 pasien. Namun, kapasitas ruang rawat nanti bisa ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 75 orang,” kata Asep saat dihubungi dari Batam.
Peningkatan pasien Covid-19 mulai terjadi di RSUD Raja Ahmad Tabib sejak akhir Januari 2022. Dari 11 pasien yang kini dirawat, sejumlah dua orang diduga terjangkit Covid-19 varian Omicron.
Menurut Asep, pengelola RSUD Raja Ahmad Tabib memetik banyak pelajaran dari pengalaman lonjakan kasus Covid-19 besar-besaran yang terjadi pada gelombang kedua pandemi, medio 2021. Kini pengelola Raja Ahmad Tabib lebih dini mengantisipasi peningkatan pasien.
Selain menyiapkan ruangan tambahan, RSUD Raja Ahmad Tabib juga telah mendapat tambahan 45 perawat dan empat petugas laboratorium. Adapun dokter spesialis paru-paru rencananya akan ditambah dari dua orang menjadi tiga orang.
Saat gelombang kedua pandemi terjadi pada medio 2021, RSUD Raja Ahmad Tabib mengalami kesulitan karena satu dari tiga mesin oksigen sentral mereka rusak. Kini, mesin oksigen sentral itu telah diperbaiki. Selain itu, RSUD Raja Ahmad Tabib juga memiliki cadangan ribuan liter oksigen cair serta cadangan tabung oksigen yang lebih memadai.
Hingga 9 Februari, kasus aktif Covid-19 di Kepri sebanyak 296 orang atau meningkat 23 kasus dari satu hari sebelumnya. Adapun kasus Omicron di Kepri berjumlah 174 orang yang 14 orang di antaranya merupakan pekerja migran.
Wakil Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepri Tjetjep Yudiana menyatakan, telah terjadi transmisi lokal penularan Covid-19 varian Omicron di Kepri. Pemerintah Kabupaten/Kota di Kepri diminta mengaktifkan kembali sistem karantina terpadu untuk mencegah penularan terus meluas.
Di RSUD Raja Ahmad Tabib, menurut Asep, pasien Covid-19 yang dirawat berasal dari kategori umur yang beragam. Dua pasien yang diduga mengidap Omicron masih berusia balita. Mereka mengalami infeksi saluran pernapasan akut disertai kejang.
Oleh karena itu, Asep mengimbau warga Kepri agar tetap waspada terhadap Covid-19. Selain membahayakan bagi lansia, penyakit ini juga berbahaya bagi orang muda dan dewasa yang memiliki penyakit penyerta.
Sebagian besar orang yang sudah divaksinasi tidak mengalami gejala ketika terjangkit Omicron. Namun, virus ini tetap berbahaya bagi orang dengan komorbid dan lansia.
Sebelumnya Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri Rusdani mengatakan, pemerintah dan warga harus kembali menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Batam dan Tanjung Pinang yang terus meningkat harus diwaspadai.
”Sebagian besar orang yang sudah divaksinasi tidak mengalami gejala ketika terjangkit Omicron. Namun, virus ini tetap berbahaya bagi orang dengan komorbid dan lansia,” ucap Rusdani, Senin (7/2/2022).