Sistem ”Bubble” Disiapkan untuk Tes Pramusim dan Balapan MotoGP
Sistem ”bubble” atau pemisahan secara ketat akan diterapkan dalam penyelenggaraan tes pramusim dan balapan MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika. Hal itu untuk mencegah penularan Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Rangkaian ajang balap MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika akan dimulai dengan tes pramusim pada 11-13 Februari 2021. Sementara balapan berlangsung pada 18-20 Maret 2022. Penyelenggaraan kedua kegiatan itu masih dalam situasi pandemi dan merebaknya varian Omicron. Oleh karena itu, skenario travel bubble disiapkan untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah di Mataram, Jumat (4/2/2022), mengatakan, NTB sudah sangat siap menjadi tuan rumah tes pramusim dan MotoGP 2022. ”Semoga pandemi tidak memburuk. Siapa tahu, kan? Sehingga kita harus siap antisipasi (kondisi) yang terburuk,” kata Zulkieflimansyah.
Menurut Zulkieflimansyah, saat ini masih dalam situasi pandemi. Termasuk adanya lonjakan kasus varian Omicron. Oleh karena itu, untus tes pramusim dan MotoGP telah disiapkan skenario sistem travel bubble sebagai antisipasi penularan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, sistem bubble adalah sistem yang memisahkan seseorang yang memiliki risiko terpapar Covid-10 (baik dari riwayat kontak maupun riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) dengan masyarakat umum. Hal itu juga disertai dengan pembatasan interaksi hanya kepada orang di dalam satu area pemisahan yang sama.
Fikri memaparkan, untuk tes pramusim, sistem bubble akan mulai diterapkan pada Senin (7/1/2022) yang dijadwalkan menjadi awal kedatangan logistik, termasuk tim ofisial dan pebalap. Pelaksanaannya di lima lokasi yakni Bandara Internasional Lombok, hotel karantina dan isolasi, hotel dan resor peserta, Sirkuit Mandalika, dan rumah sakit rujukan.
Menurut Fikri, begitu tiba di Bandara, tim ofisial dan pebalap yang telah menjalani tes pemeriksaan Covid-19 akan mengikuti proses oleh pihak Imigrasi dan Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Lalu, dengan kendaraan yang telah disiapkan dan pengawalan ketat dari tim keamanan, mereka dibawa menuju hotel yang sudah masuk dalam sistem bubble. ”Ada 21 hotel yang telah ditunjuk untuk sistem bubble ini. Begitu sampai, mereka akan menjalani tes PCR oleh tim dari Rumah Sakit Umum Provinsi NTB,” kata Fikri.
Jika dinyatakan negatif, mereka bisa mengakses sirkuit dan berkegiatan di sana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. ”Setelah selesai di sirkuit, mereka kemudian kembali ke hotel masing-masing. Di sana, mereka tetap mendapatkan pengawasan ketat. Juga disiapkan tim untuk menangani keluhan (kesehatan) dari ofisial dan pebalap,” kata Fikri.
Menurut Fikri, jika hasil pemeriksaan Covid-19 tim ofisial atau pebalap positif, mereka harus dikeluarkan dari bubble. Ada dua alternatif, yakni untuk ofisial dan pebalap akan dibawa ke Gedung Grha Gemilang atau gedung layanan rawat jalan dan rawat inap eksekutif RSUD Provinsi NTB.
”Alternatif kedua adalah, kami minta hotel menyiapkan satu tempat di atas. Tetapi, beberapa hotel menyampaikan bahwamereka sudah penuh atau kesulitan (memenuhi permintaan itu). Terkait dengan hal itu, kami akan finalkan malam ini,” kata Fikri. Menurut Fikri, ofisial atau tim yang terkonfirmasi positif, sesuai aturan, harus menjalani isolasi selama 10 hari.
Direktur RSUD Provinsi NTB yang juga Ketua Satgas Percepatan Vaksinasi NTB Lalu Herman Mahaputra mengatakan, sistem bubble sangat terkunci. Tidak boleh keluar sehingga diharapkan bisa mengurangi penyebaran Covid-19.
Ketua Asosiasi Hotel Mandalika (MHA) Samsul Bahri mengatakan, mereka masih menunggu prosedur standar operasi (SOP) sistem bubble dari pemerintah. Di Mandalika ada 21 satu yang dilibatkan dalam sistem itu.
Selain penerapan standar CHSE, yang gencar kami lakukan saat ini adalah vaksinasi ketiga atau vaksinasi penguat untuk karyawan-karyawan hotel sehingga mereka siap menerima tamu-tamu, baik itu tim ofisial maupun pebalap,
Menurut Samsul, meski SOP sistem bubble belum mereka ketahui, mereka siap melaksanakan hal itu. Apalagi pencegahan Covid-19 memang telah menjadi salah satu prioritas.
”Kami terus bersiap-siap. Selain penerapan standar CHSE, yang gencar kami lakukan saat ini adalah vaksinasi ketiga atau vaksinasi penguat untuk karyawan-karyawan hotel sehingga mereka siap menerima tamu-tamu, baik itu tim ofisial maupun pebalap,” kata Samsul.
Vaksinasi
Zulkieflimansyah menambahkan, berdasarkan data yang ada, saat ini terjadi lonjakan kasus Omicron. ”Tetapi, kita tidak perlu khawatir berlebihan karena berita bagusnya, seperti di Eropa, lonjakan Omicron puluhan ribu tiap hari, tetapi tidak ada yang dirawat. Artinya, tidak seberbahaya varian virus-visus sebelumnya,” kata Zulkieflimansyah.
Sejauh ini belum tercatat ada kasus Omicron di NTB. Meski demikian, terjadi peningkatan kasus harian. Pada 27 Januari 2022, kasus harian Covid-19 di NTB mencapai 6 orang. Namun, pada 3 Januari lalu meningkat menjadi 57 kasus baru.
Oleh karena itu, meski Omicron tidak seberbahaya varian virus sebelumnya, kata Zulkieflimansyah, tidak boleh jemawa sehingga abai terhadap protokol kesehatan. Hal itu harus tetap dijaga, termasuk mempercepat vaksinasi.
Menurut Zulkieflimansyah, percepatan vaksinasi terus dilakukan. Hingga Kamis kemarin, cakupan vaksinasi dosis pertama di NTB telah mencapai 90,86 persen. Sementara dosis kedua telah mencapai 61,71 persen. Saat ini, vaksin ketiga atau vaksin penguat juga telah mulai diberikan.
”Vaksin untuk anak-anak kami targetkan selesai Februari. Secara stok juga saat ini aman,” kata Herman.