Hujan Angin di Malang Raya, Seorang Lansia Meninggal Tertimpa Tembok
Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di Malang Raya, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir. Seorang lansia tewas tertimpa tembok yang roboh.
Oleh
DEFRI WERDIONO, DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di Malang Raya, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir. Kamis (3/2/2022) sore, seorang lansia tewas tertimpa tembok yang roboh. Masyarakat pun diimbau mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi selama puncak musim hujan.
Hujan deras disertai angin kencang, Kamis (3/2/2022) sore, menumbangkan sejumlah pohon di kota dan Kabupaten Malang. Di Kota Malang, seorang warga berusia 62 tahun asal Jalan Teluk Cendrawasih meninggal dunia akibat tertimpa tembok kantor Kecamatan Blimbing di Kelurahan Arjosari.
Selain itu, hujan angin juga menyebabkan pohon tumbang. Pohon tumbang menimpa kendaraan roda empat di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo. Angin kencang juga melanda di RT 002, 003, 004, RW 003 Kelurahan Balearjosari. Akibat angin kencang itu, sejumlah atap rumah warga rusak. Di beberapa wilayah, pada saat itu juga terjadi hujan es.
”Hujan dan angin kencang kali ini memang menimbulkan korban jiwa. Seorang warga lanjut usia meninggal dunia setelah tertimpa tembok kantor kecamatan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Alie Mulyanto, Kamis (3/2/2022).
Menurut Alie, korban saat itu sedang melintas di lokasi kejadian saat hujan deras terjadi. Tak lama, tembok sepanjang 10 meter setinggi 5 meter itu roboh. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi akhirnya meninggal dunia.
”Kondisi ekstrem seperti ini masih akan terjadi selama beberapa waktu ke depan. Masyarakat diminta selalu waspada. Semoga tidak ada lagi korban ke depannya,” kata Alie.
Sementara itu, di Kabupaten Malang, BPBD setempat mencatat ada dua desa terdampak, yakni Banjararum dan Tunjungtirto di Kecamatan Singosari. Di Tunjungtirto, ada 35 rumah rusak ringan, 3 rusak sedang, dan 1 fasilitas umum rusak. Adapun di Banjararum, ada 13 rumah rusak ringan, 3 rusak sedang, dan 2 rusak berat.
”Hujan deras disertai angin. Hujan es. Anginnya juga kencang sekali dari arah barat. Sekitar pukul 14.45. Mengetahui pohon ini hendak roboh dan sebagian akarnya terangkat, saya kemudian berlari menjauhinya,” ujar Pujino, petugas satpam di salah satu perusahaan swasta di kawasan Karanglo, Banjararum.
Hujan bercampur angin mengakibatkan pohon pule berukuran cukup besar di dekat Pujino berada tumbang ke arah Jalan Raya Malang-Surabaya. Beruntung, batang pohon tertahan tembok sehingga tidak sampai merintangi jalan.
Kondisi ekstrem seperti ini masih akan terjadi selama beberapa waktu ke depan. Masyarakat diminta selalu waspada. Semoga tidak ada lagi korban ke depannya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengimbau masyarakat waspada terhadap puncak musim hujan di bulan Februari yang disertai La Nina. Hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi terjadi.
”Hindari aktivitas di ruang terbuka dan waspadai potensi pohon tumbang,” ujarnya. Terkait kerusakan yang terjadi, menurut Sadono, BPBD masih melakukan asesmen dan mengkaji secara cepat, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah desa.
Sebelumnya, Rabu (2/2/2022) sore, sejumlah pohon di Desa Curung Rejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, juga tumbang akibat hujan disertai angin kencang. Beberapa fasilitas umum dan rumah warga juga rusak akibat peristiwa ini.
Peristiwa di Curang Rejo ini hanya berselang lima hari setelah angin kencang dan hujan deras merusak puluhan rumah warga di Desa Jabung dan Slamparejo di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Total ada 67 rumah warga yang rusak kala itu, sebagian besar mengalami kerusakan ringan (54 unit) dan 13 unit di antaranya rusak sedang.
Puncak
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang Anung Suprayitno mengatakan, Januari-Februari merupakan puncak musim hujan dan pengaruh monsoon Asia masih kuat di masa tersebut.
”Karena puncak musim hujan, kelembaban di atmosfer tinggi. Pagi panas, intensitas pertumbuhan awan-awan konvektif menjadi masif. Timbul awan kumulonimbus sehingga berpotensi timbul angin kencang dan hujan es,” ujarnya.
Menurut Anung, potensi hujan deras disertai angin kencang bisa diamati dari pergantian cuaca yang cepat. Jika pagi hari matahari bersinar terik, kemudian berubah mendung tebal pada sore harinya, kemungkinan bakal turun hujan deras disertai angin.
Anung juga menyebut saat ini terjadi pergeseran tipe hujan pada puncak musim hujan kali ini. Jika dulu hujan biasa turun dengan durasi lama sepanjang hari, saat ini durasinya lebih singkat tetapi deras. ”Secara kuantitas (volume air) sama, tetapi periode waktu turunnya saat ini sebentar, tetapi deras. Tidak ngrecih seperti sebelumnya,” ucapnya.
Mengenai sampai kapan potensi hujan deras akan turun, khususnya di wilayah Malang Raya, Anung menjelaskan, cuaca ekstrem masih bisa muncul sampai menjelang masa peralihan ke musim kemarau.
Saat pancaroba, kemungkinan cuaca ekstrem juga masih bisa muncul. Diperkirakan peralihan ke musim kemarau berlangsung April-Mei. ”Awal Maret nanti akan kami rilis lagi perkembangan prakiraan awal kemarau,” ucapnya.