Pemkot Malang Lakukan Tes Usap Acak di Sekolah untuk Tekan Kasus Baru Covid-19
Seiring ditemukannya kasus Covid-19 pada sejumlah siswa sekolah di Kota Malang, Pemkot Malang melakukan tes usap acak ke sekolah-sekolah.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Malang melakukan tes usap acak di sekolah seiring mulai ditemukannya sejumlah kasus Covid-19 pada siswa didik. Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan proses belajar-mengajar dan menekan kekhawatiran orangtua murid.
Jumat (21/1/2022) siang, Dinas Kesehatan Kota Malang mengadakan tes usap antigen acak di SMP Negeri 21 Kota Malang. Tes dilakukan kepada 136 warga sekolah, mulai dari murid, guru, hingga pegawai. Hasilnya, pada semua sampel tes tidak ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19.
”Swab antigen acak ini dilakukan sebagai upaya menjamin pembelajaran tatap muka (PTM) berjalan aman. Karena itu, kami berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan kegiatan ini. SMP Negeri 21 Malang adalah sekolah keenam yang sudah tes acak,” kata Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif.
Pemkot Malang melakukan tes usap acak di sekolah-sekolah di Kota Malang. Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan proses belajar-mengajar di sekolah dan mengurangi kekhawatiran wali murid. Jumat (21/1/2022), tes usap acak dilakukan di SMPN 21 Kota Malang.
Menurut Husnul, kepastian kondisi sekolah aman tersebut perlu dilakukan mengingat dalam beberapa waktu terakhir muncul sejumlah kasus siswa terkonfirmasi Covid-19. Rentetan kasus itu membuat orangtua murid mulai khawatir akan keselamatan anaknya selama di sekolah.
”Kami akan melakukan tes ucap acak dengan cara sampling ke semua SD dan SMP secara bergilir. Jadwal dikoordinasikan oleh dinas pendidikan, kemudian ditindaklanjuti melalui laboratorium kesehatan daerah,” kata Husnul.
Kepala SMPN 21 Malang Hendro Guntur mengatakan sangat mendukung program tes usap acak. Dengan mengetahui secara pasti kondisi kesehatan warga sekolah, menurut Hendro, hal itu akan memberikan kelegaan dan membuat proses belajar-mengajar berjalan lancar.
”Lewat swab acak, akan diketahui kondisi kesehatan guru, karyawan, dan siswa. Lalu, dengan mengetahui kondisi kesehatan tersebut, kami bisa mengantisipasinya. Jika memang ada yang terpapar, bisa segera diambil langkah pencegahan selanjutnya,” katanya.
Ditemukan Kasus Covid-19 di Sekolah, Orangtua Siswa di Kota Malang Mulai Khawatir
Dokumentasi Pemkot Malang
Pemkot Malang melakukan tes usap acak di sekolah-sekolah di Kota Malang. Hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan proses belajar-mengajar di sekolah dan mengurangi kekhawatiran wali murid. Jumat (21/1/2022), tes usap acak dilakukan di SMPN 21 Kota Malang.
Sebelumnya, muncul kasus Covid-19 pada siswa di beberapa sekolah di Kota Malang. Data Pemkot Malang per Kamis (20/1/2022), total jumlah kasus Covid-19 juga melonjak, mencapai 21 kasus baru dalam sehari, dari sebelumnya hanya muncul tambahan 1-2 kasus per hari.
Kepala Disdik Kota Malang Suwarjana mengatakan akan tetap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Menurut dia, kasus-kasus Covid-19 berada di sekolah yang bukan kewenangannya. ”Kalau di wilayah kami, kebijakannya hanya di sekolah itu saja yang akan ditutup. Bukan terus kita tutup semua. Kasihan nanti anak-anak dan orangtua yang sudah senang tatap muka,” kata Suwarjana.
Suwarjana menjelaskan, kebijakan pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Malang itu tidak hanya berdasarkan surat keputusan bersama empat menteri, tetapi juga didukung animo masyarakat sejak 10 Januari 2022. Dia mengklaim, evaluasi PTM juga dilakukan rutin di tingkat SD dan SMP.
”Evaluasi setiap akhir minggu atau tepatnya hari Sabtu. Sifatnya laporan dari sekolah terkait jumlah peserta tatap muka, berapa yang tidak ikut, alasannya apa, kemudian ada kasus positif Covid-19 atau tidak. Alhamdulillah, SD, SMP negeri dan swasta, maupun TK dan PAUD masih aman,” tuturnya.
Selain memastikan kondisi keamanan siswa di sekolah, Suwarjana juga mendorong vaksinasi siswa. ”Peserta didik usia 12 tahun ke atas sudah 100 persen telah vaksin primer. Sementara untuk usia 6-11 tahun sudah mencapai 80 persen divaksin dosis pertama. Selain itu, juga dilaksanakan tes antigen secara acak, yaitu 20-25 persen untuk peserta didik serta semua guru dan non-guru,” katanya.