Vaksinasi Anak Rendah, Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen di Kota Cirebon
Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menerapkan pembelajaran tatap muka 100 persen secara terbatas pada Senin (10/1/2022). Padahal, capaian vaksinasi Covid-19 untuk anak masih rendah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon mulai menerapkan pembelajaran tatap muka 100 persen secara terbatas pada Senin (10/1/2022) meski capaian vaksinasi Covid-19 anak masih rendah. Pemkot diharapkan mempercepat cakupan vaksinasi anak sekaligus mengawasi protokol kesehatan selama proses pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Irawan Wahyono mengatakan, 162 SD dan 43 SMP di Cirebon telah melaksanakan pembelajaran tatap muka sepenuhnya. ”Ini PTM 100 persen kehadiran siswa, tapi masih terbatas. Misalnya, dalam satu hari hanya ada enam jam pelajaran,” katanya.
Satu jam pelajaran di sekolah menengah atas dan sederajat dibatasi 45 menit, sedangkan di SMP hanya 40 menit. Adapun, satu mata pelajaran di SD hanya berlangsung 35 menit. Pembatasan lainnya, kantin dan pedagang di sekolah dilarang berjualan. Protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak, juga dilakukan.
Pihaknya telah membentuk satuan tugas Covid-19 dan pengawas di setiap sekolah untuk mengecek disiplin kepatuhan protokol kesehatan. ”Kami sudah mengecek infrastruktur, seperti wastafel dan lainnya. Kami juga menggelar simulasi mitigasi kasus Covid-19. Puskesmas juga on call (bersiaga) jika ada yang sakit,” katanya.
Meski demikian, capaian vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di Kota Cirebon masih rendah. Dari sasaran 31.187 anak, baru 6.779 orang yang menjalani vaksinasi dosis pertama atau 21,74 persen. Bahkan, belum satu pun anak menerima vaksinasi dosis kedua.
”Kami targetkan dua minggu ini vaksinasi anak selesai,” ujar Irawan.
Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon Tresnawaty khawatir dengan rendahnya cakupan vaksinasi anak di tengah pemberlakuan PTM 100 persen. ”Apalagi, (varian) Omicron muncul. Memang belum terlihat peningkatan kasus luar biasa. Tapi, bukan berarti kita harus lalai,” paparnya.
Selain percepatan vaksinasi Covid-19 untuk anak, pemkot juga perlu melakukan tes acak secara berkala untuk mendeteksi penyebaran virus.
Apalagi, varian Omicron jauh lebih menular dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya. Anak-anak juga termasuk kelompok rentan terpapar. Ketika pembelajaran tatap muka dibuka pada November 2021, sedikitnya lima siswa terpapar virus korona baru. Tresnawaty meminta dinas pendidikan setempat meningkatkan pengawasannya.
Oleh karena itu, selain percepatan vaksinasi Covid-19 untuk anak, pemkot juga perlu melakukan tes acak secara berkala untuk mendeteksi penyebaran virus tak kasatmata tersebut. ”Nanti dilihat apakah ada yang sakit seminggu ini. Misalnya, ada yang batuk, pilek, panas. Ini harus dites. Kami akan evaluasi ini,” ungkapnya.