Kasus Covid-19 di Sekolah Kota Cirebon Bertambah, Pelacakan Ditingkatkan
Sebanyak sembilan kasus positif Covid-19 ditemukan selama pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pelacakan dan tes akan dilakukan di beberapa sekolah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sebanyak sembilan orang terpapar Covid-19 selama pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di Kota Cirebon, Jawa Barat. Meski pembelajaran tetap berlanjut, pelacakan dan tes bakal ditingkatkan.
Kasus Covid-19 tersebut terungkap setelah tes usap acak digelar di enam sekolah dari tingkat dasar hingga menengah atas serta pondok pesantren, awal pekan ini. Dari 600 siswa yang dites, sebanyak lima siswa positif virus korona baru.
”Satu yang positif Covid-19 itu dari SMP dan selebihnya dari madrasah serta pondok pesantren. Tidak ada yang (terpapar) dari SD,” ujar Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi, Rabu (3/11/2021), di Kota Cirebon.
Setelah dilakukan pelacakan kontak erat, ditemukan penambahan empat orang positif Covid-19. Dengan demikian, kasus Covid-19 dari kluster sekolah menjadi 9 orang. Ia belum bisa memastikan keempatnya adalah siswa atau guru.
”Dari hasil tracing, keluarga siswanya negatif Covid-19,” kata Agus. Ia menduga, siswa terpapar Covid-19 di sekolah atau dalam perjalanan.
Menurut dia, pembelajaran tatap muka di sekolah yang ditemukan kasus positif Covid-19 tetap berlanjut karena angka kepositivan kurang dari 1 persen. PTM hanya dihentikan di satu ruang kelas yang terdapat kasus Covid-19.
”Bukan berarti karena di bawah 1 persen ini, kami mengendurkan pengawasan. Kami akan tetap melanjutkan pelacakan,” katanya. Pihaknya telah meminta dinas kesehatan dan dinas pendidikan meningkatkan tes usap acak.
Petugas akan menggelar tes acak minimal 10 persen dari jumlah siswa di sekolah pada pekan depan. Jumlah sekolah masih disusun oleh disdik. ”Kalau (hasil tes) positivity rate di atas 5 persen, sekolah diliburkan,” ujarnya.
Agus menuturkan, penambahan kasus Covid-19 di Cirebon saat ini terjadi pada usia sekolah, 10-17 tahun. Pihaknya telah meminta disdik mengevaluasi proses PTM dan protokol kesehatan di sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Kehumasan SMPN 1 Kota Cirebon Daryo Susmanto mengatakan, protokol kesehatan telah dilakukan selama PTM. Selain mewajibkan siswa mengenakan masker dan menjaga jarak, pihaknya juga membatasi jumlah siswa.
Ketika masih di sekolah, kami masih bisa mengendalikan siswa. Namun, persoalan ketika di luar sekolah. (Daryo)
Siswa yang hadir, misalnya, hanya 25 persen dari total 1.200 murid. Itu pun dibagi dalam dua sif, yakni pukul 07.00-09.00 dan 09.45-11.15. Pembelajaran juga berlangsung secara bergantian setiap pekan. Selebihnya, siswa belajar secara daring.
”Ketika masih di sekolah, kami masih bisa mengendalikan siswa. Namun, persoalan ketika di luar sekolah. Kami tidak tahu persis bagaimana prokesnya. Sekitar 80 persen siswa dan guru juga telah divaksin,” ungkap Daryo.
Hingga kini, kasus positif Covid-19 aktif di kota yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 2 itu sebanyak 13 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada Senin (1/11/2021), yakni 9 orang. Sebagian besar kasus berasal dari kluster sekolah.
Adapun vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk remaja di Kota Cirebon mencapai 3.881 orang atau 11,5 persen dari target 33.583 jiwa. Secara total, vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah menyentuh 93,63 persen dari target 245.508 sasaran.