Pembelajaran tatap muka 100 persen segera diuji coba di Surabaya, Jawa Timur, dengan harapan dapat mengatasi penurunan daya persekolahan yang selama ini berlangsung dalam jaringan atau ”online”.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya akan mengadakan uji coba persekolahan 100 persen atau pembelajaran tatap muka penuh untuk jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dalam masa pandemi Covid-19 pada Senin (10/1/2022).
Uji coba itu menindaklanjuti pembaruan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pembelajaran di Masa Pandemi untuk Tahun Ajaran 2022.
”Dari hasil rapat koordinasi, pelaksanaan PTM penuh tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat karena masih dalam situasi pandemi Covid-19,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh dalam jumpa pers, Rabu (6/1/2022) siang. Protokol itu terutama pemeriksaan suhu tubuh pelajar, keharusan pemindaian kode batang (barcode) aplikasi PeduliLindungi, keharusan mencuci tangan secara rutin, memakai masker atau pelindung, dan menjaga jarak.
Yusuf mengatakan, dalam uji coba nanti bukan berarti PTM penuh menghadirkan seluruh pelajar. Dalam uji coba, persekolahan dibagi menjadi dua sif dalam sehari. Sif pertama kehadiran 50 persen, sedangkan sif kedua menghadirkan 50 persen pelajar lainnya. Karena ada dua sif, persekolahan selama masa uji coba tidak bisa dijalankan segera selama enam jam seperti sebelum serangan pandemi.
”Akan dievaluasi terlebih dahulu. Jika tidak meningkatkan risiko penularan Covid-19, PTM penuh tidak lagi memakai sistem sif,” kata Yusuf.
Selama masa uji coba nanti, jam pelajaran bagi murid SD maksimal dua jam. Sif pertama berlangsung pukul 07.00-09.00 WIB. Sif berikutnya pukul 09.30-11.30. Untuk siswa siswi SMP, persekolahan selama tiga jam. Sif pertama berlangsung pukul 06.30-09.30, sedangkan yang berikutnya pukul 10.00-13.00.
Dari hasil rapat koordinasi, pelaksanaan PTM penuh tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Gugus Tugas Covid-19 sekolah harus dijalankan kembali dengan tambahan anggota satuan polisi pamong praja kelurahan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan secara disiplin. Di setiap sekolah harus disediarakan area transit atau perpindahan bagi para pelajar sebelum masuk kelas atau sebelum penjemputan seusai pembelajaran. Keberadaan area transit untuk memastikan para pelajar tidak menimbulkan kerumunan yang meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Yusuf mengatakan, orangtua atau wali tetap diberikan kewenangan untuk mengizinkan atau menolak angota keluarga mengikuti PTM penuh. Pilihan mengizinkan atau tidak melihat situasi terkini di mana ada ancaman varian baru B 1.1.529 atau Omicron yang berkarakter amat cepat menular. Para pelajar yang tidak diizinkan oleh keluarga untuk PTM akan kembali mengikuti persekolahan secara dalam jaringan atau online.
Secara terpisah, Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Swasta Erwin Darmogo mengatakan, sekolah-sekolah telah siap untuk melaksanakan PTM penuh. Namun, pelaksanaannya tetap mengikuti panduan atau arahan Pemerintah Kota Surabaya.
”Dalam pemantauan kami, pembelajaran online berdampak adanya learning lost yang hanya bisa diatasi melalui PTM,” kata Erwin. Dorongan persekolahan penuh dari pemerintah pusat, katanya, tidak dipandang sebagai euforia, tetapi tuntutan untuk persiapan dan penyiapan secara maksimal agar dapat terlaksana secara aman demi kesehatan seluruh sivitas. Sekolah-sekolah terus membenahi segala prasarana dan sivitas untuk memastikan PTM terlaksana dengan baik.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, untuk mendukung rencana kebijakan PTM penuh itu, vaksinasi bagi anak-anak atau usia 6-11 tahun terus didorong. Sampai Rabu petang, vaksinasi dosis 1 telah diberikan kepada 168.843 orang. Adapun untuk pemberian komplet atau dosis pertama dan kedua baru diberikan kepada 18 anak. Adapun untuk kelompok remaja atau usia 12-17 tahun, vaksinasi komplet telah diberikan kepada 249.568 orang atau cakupan 92,9 persen.