Serap Tenaga Kerja hingga 21.000 Orang, Masyarakat Lokal Harus Disiapkan
Kebutuhan tenaga kerja di KEK Mandalika mencapai 21.000 orang. Oleh karena itu, persiapan yang serius perlu dilakukan, terutama untuk memastikan masyarakat lokal tidak hanya jadi penonton.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika dengan berbagai ajang bergengsinya tidak hanya membutuhkan kesiapan infrastruktur. Namun, juga tenaga kerja yang kompeten dengan jumlah sekitar 21.000 orang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB I Gde Putu Aryadi, dalam keterangan persnya di Mataram, Kamis (16/12/2021), mengatakan, pengembangan KEK Mandalika dan berbagai ajang, baik nasional maupun internasional, harus melibatkan masyarakat lokal setempat. ”Jangan sampai masyarakat lokal hanya menjadi penonton,” kata Gde.
Oleh karena itu, kata Gde, upaya untuk menyiapkan tenaga kerja lokal terus dilakukan, termasuk menyambut ajang balap MotoGP yang dijadwalkan berlangsung pada Maret 2022.
”Tenaga dengan keahlian yang dibutuhkan agar bisa disiapkan dari sekarang. Terlebih pada Februari, ajang pramusim (MotoGP) siap digelar sehingga dalam waktu singkat, lembaga pendidikan dan pelatihan bisa bergerak cepat untuk membantu menyiapkan tenaga kerja lokal yang kompeten,” kata Gde.
Menurut Gde, proyeksi kebutuhan tenaga kerja di KEK Mandalika dalam jangka menengah mencapai sekitar 21.000 orang. Itu belum termasuk di luar kawasan yang berada sekitar 18 kilometer selatan Bandara Internasional Lombok tersebut.
Dikatakan, NTB tidak boleh kehilangan momentum sehingga harus disiapkan sejak awal. Koordinasi dengan pihak terkait, termasuk PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), harus dilakukan.
Kolaborasi sangat dibutuhkan sehingga NTB bisa menjadi tuan rumah yang baik. (Gde Putu Aryadi)
APV Site Operation The Mandalika I Made Pari Wijaya, dalam siaran tersebut, mengatakan, dari 21.000 orang, posisi atau keahlian yang dibutuhkan yakni house keeping sekitar 17 persen, keamanan dan layanan food and beverage 16 persen, dapur 15 persen, mekanik 10 persen, dan resepsionis 9 persen.
Melihat kebutuhan itu, Made Pari sependapat jika sumber daya manusia harus disiapkan dari awal. Apalagi dengan sederet kegiatan yang akan diselenggarakan di Mandalika dalam waktu dekat.
Ajang pramusim
Ia merinci, kegiatan tersebut, yakni ajang pramusim MotoGP pada Februari, Festival Pesona Bau Nyale pada 18-20 Maret, dan MotoGP Mandalika Round mulai 20 Maret.
Kemudian, pada Agustus ada HK Endurance Challenge Mandalika Series, Mandalika Ultra 100 pada September, Idemitsu Asia Talent Cup pada 11-14 November, dan World Superbike pada 19-21 November 2022.
”MotoGP penontonnya sekitar 75.000 orang. Ini di dalam tribune, belum di luar tribune. Dengan demikian, kami butuh tenaga kerja terlatih,” kata Made Pari.
Berkaca dari pengalaman WSBK 2021, kata Made Pari, ada empat aspek yang bisa mendapatkan dampak positif dari ajang di Mandalika, yaitu akomodasi atau penginapan, kuliner, transportasi, dan suvenir (merchandise).
Dalam catatan Kompas, sektor akomodasi mengalami peningkatan signifikan dengan okupansi kamar hingga 99 persen. Tidak hanya di dalam kawasan, tetapi juga di luar kawasan Mandalika, termasuk Kota Mataram.
Omzet restoran di dalam kawasan Mandalika melonjak hingga di atas 100 persen. Tidak sedikit restoran yang sebelumnya tutup karena pandemi juga beroperasi kembali. Warung-warung milik warga juga ikut terimbas.
Usaha travel yang sepanjang pandemi tidak jalan, turut bergerak. Hal itu terlihat dari penggunaan kendaraan milik mereka untuk menjemput atau mengantar tim yang sedang bertugas di Mandalika.
Sebelumnya, pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, M Firmansyah, juga menekankan agar pembangunan Mandalika berdampak pada masyarakat lokal, baik di dalam maupun luar kawasan.
Akan tetapi, karena tidak semua orang atau tenaga bisa ditampung di Mandalika, perlu ada pengembangan kawasan-kawasan lain untuk mendukung Mandalika. Namun, untuk sampai ke sana, perlu dibahas aturan main yang jelas dengan melibatkan semua pihak terkait.
Terkait hal itu, kata Gde, Pemerintah Provinsi NTB menggandeng Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dan Industri Daerah untuk menyiapkan tenaga lokal yang kompeten dalam menghadapi berbagai ajang di Mandalika.
”Kolaborasi sangat dibutuhkan sehingga NTB bisa menjadi tuan rumah yang baik,” kata Gde.