Sirkuit Mandalika telah selesai menggelar Kejuaraan Dunia Superbike yang penuh drama akibat cuaca buruk dan persaingan sengit di lintasan. Ajang ini memberi banyak pelajaran untuk lebih baik saat menggelar MotoGP 2022.
Oleh
AGUNG SETYAHADI/ISMAIL ZAKARIA
·6 menit baca
PRAYA, MINGGU — Sirkuit Mandalika memberi kesan manis bagi para pebalap Superbike. Mereka memuji, lintasan sepanjang 4,3 kilometer itu sangat menyenangkan karena saat kondisi hujan justru memiliki daya cengkeram terbaik di dunia. Namun, ada sejumlah catatan perbaikan, terutama drainase di area run-off sirkuit, yang menyebabkan genangan air di sejumlah area yang bisa membahayakan pebalap.
Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) yang berakhir pada Minggu (21/11/2021) menguak banyak kekurangan sekaligus kelebihan sirkuit yang menjadi modal penting untuk menggelar MotoGP 2022 dengan lebih baik. Sisi positif yang juga menggembirakan penonton adalah Mandalika mampu menghadirkan balapan sangat ketat dan menghibur. Trek yang mengalir dengan kecepatan tinggi ini membuat momen mendahului jadi menegangkan, seperti saat Toprak Razgatlioglu bersaing dengan Jonathan Rea, Axel Bassani, dan Scott Redding pada balapan pertama.
Duel sengit itu menghadirkan juara baru Superbike, Razgatlioglu, yang membela tim Pata Yamaha with Brixx. Dia menghentikan usaha Rea, pebalap andalan Kawasaki Racing, untuk meraih gelar ketujuh beruntun. Razgatlioglu pun menjadi juara Superbike pertama dari Turki.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan tim saya yang telah melakukan pekerjaan luar biasa tahun ini. Kadang kami menangis, kadang kami meraih balapan yang bagus, dan sekarang kami di sini,” ujar Razgatlioglu seusai balapan.
Dia mempersembahkan gelar juara ini bagi mendiang ayahnya. ”Ini hari yang istimewa. Gelar juara ini untuk ayah saya. Dia tidak bisa berada di sini karena telah meninggal, tetapi saya merasa dia menyaksikan,” kata pebalap berusia 25 tahun itu. ”Saya sangat bahagia, hari yang luar biasa bagi saya, kami juara. Dan, terima kasih kepada semua orang di seluruh dunia.”
Balapan kedua, yang berlangsung 12 putaran karena ditunda satu jam akibat hujan deras, juga sangat menghibur. Balapan dalam kondisi trek basah ini menguak sisi-sisi sirkuit yang sebelumnya tidak muncul.
Daya cengkeram tinggi
”Daya cengkeramnya sangat tinggi dalam kondisi hujan, luar biasa, mengingat tidak ada setelan elektronik dan suspensi bagi para pebalap. Lintasan memiliki daya cengkeram sangat tinggi. Ini jadi menyenangkan karena motor tidak tergelincir terlalu banyak sehingga bisa sedikit tancap gas, sama seperti kondisi kering. Saat lebih dingin, lintasan ini punya daya cengkeram lebih baik. Ini menjadi balapan yang menyenangkan di Mandalika,” ujar pebalap Aruba.it Racing-Ducati, Scott Redding.
Rea juga menilai, Mandalika merupakan salah satu sirkuit dengan daya cengkeram tertinggi di dunia. ”Ini salah satu sirkuit dengan daya cengkeram tertinggi dalam kondisi basah, mungkin terbaik di dunia dalam kondisi basah. Masalahnya hanya drainase di luar lintasan, air di area run-off cukup dalam. Saya harap mereka bisa mengatasi itu, atau mungkin dengan menggeser jadwal balapan ke pukul 14.00 dari pukul 15.00,” ujarnya.
Dia juga memuji penyelesaian sirkuit hingga bisa menggelar balapan kelas dunia, padahal empat pekan lalu kondisi sirkuit masih belum siap. ”Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa. Saya melihat foto-foto sirkuit ini empat pekan lalu, yang belum siap untuk menggelar ajang kelas dunia. Jadi, selamat untuk semua orang di sini, pengelola sirkuit dan panitia penyelenggara. Ini pengalaman yang sangat menyenangkan,” kata juara juara dunia Superbike itu.
Pebalap tim GRT Yamaha, Garrett Gerloff, juga memuji trek Mandalika. ”Lintasan dalam kondisi basah luar biasa, daya cengkeramnya sangat tinggi. Saya terkejut dengan itu. Tetapi, saya lebih senang kondisi kering karena menyenangkan dan daya cengkeram bagus, mengalir, serta tidak terlalu menakutkan,” ujar pebalap asal Amerika Serikat itu.
Ini salah satu sirkuit dengan daya cengkeram tertinggi dalam kondisi basah, mungkin terbaik di dunia dalam kondisi basah. Masalahnya hanya drainase di luar lintasan, air di area run-off cukup dalam.
Gerloff menilai, saluran drainase di sekitar lintasan perlu diperbaiki untuk mengalirkan air lebih cepat, sedangkan di dalam trek genangan tidak terlalu masalah. ”Tidak terlalu buruk, sayangnya kami harus menunggu. Saat saya melintasi area yang ada banyak airnya memang sedikit melintir, tetapi bukan masalah besar, masih bisa diterima. Mungkin beberapa lokasi di luar lintasan, sistem drainase perlu lebih baik, tetapi di lintasan bagus,” ucapnya.
Setali tiga uang, Redding pun menilai, saluran drainase menjadi pekerjaan rumah pengelola sirkuit. ”Genangan air menjadi masalah yang menyebabkan kami menunggu sangat lama. Sirkuit ini tampaknya disiapkan dengan sangat buru-buru. Semua orang di sini bekerja siang dan malam untuk membuat ini bisa terjadi. Saya sangat bersyukur dengan itu. Karena, saat Anda buru-buru, kadang Anda melupakan sesuatu atau melakukan kesalahan, tetapi itu tidak terjadi, dan yang pasti tidak menduga akan turun hujan selebat ini. Jadi, drainase perlu diperbaiki,” ujar pebalap asal Inggris itu.
”Namun, kita tahu, enam bulan yang lalu di sini tidak ada apa-apa, dan saya sangat menghargai semua orang yang membangun sirkuit ini dalam waktu sangat singkat,” ujar Redding, yang finis ketiga dan kedua dalam dua balapan Superbike di Mandalika.
Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah bagi pengelola sirkuit juga ada di area tanah sekitar tribune yang sangat becek saat hujan. Kondisi itu menyulitkan penonton untuk berjalan menuju tribune karena licin dan kotor. Genangan air juga muncul di area bazar UMKM tribune barat, terowongan menuju tribune utama, serta area panggung hiburan di belakang tribune utama. Area tanah itu perlu pengerasan dengan cor ataupun paving block agar penonton nyaman.
Sementara itu, area belakang paddock yang merupakan akses tim peserta untuk mengangkut logistik balapan sering tertutup kendaraan roda empat dan roda dua yang parkir. Mobil para tamu VVIP parkir sembarangan sehingga menyulitkan personel tim untuk membawa troli berisi ban dari paddock Pirelli ke paddock tim. Kondisi ini beberapa kali ditertibkan oleh personel Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku promotor lokal balapan, tetapi selalu terulang lagi.
Sistem penukaran tiket serta pemeriksaan saat masuk ke tribune juga perlu ditingkatkan. Pada Sabtu siang, misalnya, penukaran kuitansi dengan tiket fisik terganggu oleh aliran listrik yang padam dan gangguan internet. Pencetakan tiket pun antre cukup lama, bisa mencapai 30 menit.
Direktur MGPA Ricky Baheramsjam menilai, penyelenggaraan Superbike ini merupakan tahap pembelajaran untuk menggelar balapan level dunia yang lebih besar, yaitu MotoGP. Pengalaman menggelar Superbike ini sangat penting untuk memperbaiki masalah operasional penyelenggaraan, juga menyelesaikan infrastruktur pendukung sirkuit.
”Semua perlu bangga dengan ini, semua telah melakukan pekerjaan dengan fantastik. Saya berterima kasih kepada Dorna, FIM, ITDC, dan personel MGPA yang luar biasa. Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bangga karena balap motor kelas dunia sudah kembali. Saya sangat gembira, bersyukur, dan juga berterima kasih kepada semua orang,” kata Ricky.
Terkait dengan kesiapan menggelar MotoGP saat tes pramusim 2022 pada Februari serta balapan seri kedua pada Maret, Ricky mengakui, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal ini menjadi tantangan besar karena hanya tersisa waktu efektif sekitar tiga bulan untuk menyelesaikan berbagai kekurangan. Apalagi, akan dilakukan homologasi ulang untuk mendapat akreditasi A sebagai syarat menggelar Grand Prix.
”Selalu ada kurva pembelajaran yang besar. Itulah mengapa kami menggelar Superbike lebih dulu sebagai ujian. Kami beruntung karena bisa memetik pengalaman, tetapi masih banyak hal di depan kami. MotoGP ajang yang lebih besar. Jadi, kami harus bersiap menyambut itu. Kami bergantung kepada pemerintah, kami juga bergantung kepada pemerintah daerah, supaya kami bisa siap menggelar MotoGP,” kata Ricky.