Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Juga mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Akibat erupsi 4 Desember 2021, morfologi puncak Gunung Semeru berubah. Muncul bukaan baru aliran lava. Perubahan itu berada di wilayah kawah hingga lereng di bagian tenggara.
Hingga Sabtu (11/12/2021) ini, cuaca di sekitar lereng Semeru cerah. Kondisi puncak Semeru terlihat jelas. Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendeteksi ada bukaan aliran baru lava.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Lapan-BRIN Rokhis Khomarudin menyampaikan bahwa Gunung Semeru mengalami perubahan bentuk di wilayah kawah hingga lereng di bagian tenggara.
Menurut citra satelit USGS, bukaan baru aliran lava itu tercatat sepanjang 710 meter dengan lebar 110 meter. Adanya bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) telah menyebabkan kerusakan lahan mencapai 2.417,2 hektar. ”Terjadi perubahan di puncak Gunung Semeru, new lava flow,” kata Rokhis dalam konferensi pers pada Jumat (10/12/2021).
Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
Adapun rincian luas kerusakan lahan meliputi hutan 909,8 hektar (ha), lahan terbuka 764,5 ha, hutan sekunder 243,1 ha, lahan pertanian 161,5 ha, ladang/tegalan 161,2 ha, perkebunan 77,9 ha, permukiman 67,8 ha, semak/belukar 20,9 ha, dan tubuh air 10,4 ha.
Adapun hingga Sabtu (11/12/2021), aktivitas vulkanik Semeru terus fluktuatif. Pada pengamatan pukul 00.00-06.00 terekam Semeru mengalami 3 kali gempa guguran, 1 kali gempa embusan, dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan. Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru.
”Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Juga, mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk,” kata Liswanto, pengamat Gunung Semeru di Pos Pantau Gunug Sawur, Candipuro, Lumajang.
Selain itu, mulai Jumat (10/12/2021) hingga Minggu (12/12/2021), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi prakiraan cuaca potensi hujan sedang hingga lebat di kawasan puncak dan lereng Gunung Semeru.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam Konferensi Pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hal itu perlu diwaspadai semua masyarakat khususnya di sekitar Gunung Semeru.
”Wilayah Gunung Semeru, sampai dengan tiga hari ke depan, kami melihat masih ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terutama di siang hari,” kata Fachri. Potensi hujan terjadi antara pukul 12.00 dan 15.00.
Menurut catatan BMKG, prakiraan cuaca hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Semeru, seperti Kecamatan Poncokusumo, Wajak, Tirtoyudo, dan Kecamatan Ampel Gading di Kabupaten Malang. Serta Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Candipuro, Tempursari, dan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang.