Jalan Nasional Mulai Dibersihkan dari Material Semeru
Jalan nasional yang tertutup lahar hujan di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, mulai dibersihkan. Langkah ini mendorong terbukanya akses jalan penghubung Malang dan Lumajang.
Oleh
NINO CITRA
·3 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Sejumlah alat berat diterjunkan untuk membersihkan jalan nasional yang berada di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). Langkah tersebut menjadi salah satu upaya mendorong terbukanya akses jalan penghubung antara Lumajang dan Malang. Terputusnya akses jalan membuat sebagian warga tak bisa bekerja.
Sedikitnya terdapat empat eskavator yang diterjunkan dalam pembersihan jalan tersebut. Alat itu merupakan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan TNI. Pembersihan dimulai sekitar pukul 09.00.
Jalan yang tengah dibersihkan itu bernama Jalan Raya Dampit-Lumajang. Jalan itu menghubungkan antara Lumajang dan Malang. Di Dusun Kamar Kajang, sepanjang 700 meter jalan tersebut tertutup material lahar hujan yang sekarang berupa lumpur.
Lumpur itu meluber ke jalan karena sungai yang melintas di dusun tersebut dipenuhi material selepas terjadi hujan deras, Selasa (7/12/2021) malam. Tebal lumpur itu bisa mencapai 1 meter. Sebagian rumah temboknya jebol akibat digempur material yang meluber itu. Itu karena lumpur tersebut tidak hanya membawa tanah, tetapi juga batu.
”Benar, ini termasuk jalan nasional. Jadi, ini perlu dibersihkan supaya nantinya mempercepat transportasi. Evakuasi juga bisa semakin lancar,” kata Pengawas Lapangan Utama Kegiatan Penanganan Erupsi Semeru dari Kementerian PUPR Eki Muldiyanto saat ditemui di lokasi pembersihan.
Eki belum mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan agar jalan tersebut dapat digunakan kembali. Pembersihan diduga memerlukan waktu lama. Adapun langkah awal yang dilakukan membuat jalur air agar material tersebut bisa terbuang perlahan. Pasalnya, sungai lama yang menjadi aluran air mampat akibat dipenuhi material lahar hujan.
Selain itu, Eki menambahkan, tim gabungan juga membuat tanggul tambahan demi mencegah meluasnya sebaran dampak lahar hujan. Semula, hanya sebagian rumah yang dekat dengan sungai yang tertutup lumpur. Namun, akibat hujan deras, Selasa malam, sebaran lahar hujan meluas sehingga dibuat tanggul tambahan.
Akibat jalan tertutup lumpur, sebagian warga terpaksa tidak bisa bekerja. Khususnya warga yang banyak mengakses jalan nasional tersebut. Salah satunya yang mengalami dampak tersebut adalah Nur Alim (47).
Sehari-hari, Alim bekerja sebagai penjual salak. Buah itu diperolehnya dari wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Jalan nasional tersebut menjadi akses tercepat baginya menuju daerah tersebut.
”Kalau tertutup seperti ini, jelas tidak bisa bekerja. Saya sudah tidak bekerja pasca-erupsi. Soalnya, jalan tertutup lumpur seperti ini dan tidak bisa dilewati,” kata Alim.
Saat ini, anggota keluarga Alim, seperti istri dan anaknya, sudah pergi mengungsi. Mereka bermukim sementara di kediaman saudaranya yang berada di Kecamatan Pasirian. Tempat tinggalnya memang belum terdampak lahar hujan. Namun, peristiwa melubernya lahar hujan membuatnya harus menjaga kewaspadaan.
Kalau tertutup seperti ini jelas tidak bisa bekerja. Saya sudah tidak bekerja pasca-erupsi. Soalnya, jalan tertutup lumpur seperti ini dan tidak bisa dilewati.
Sama halnya dengan Siman (35), warga Dusun Kamar Kajang, lainnya. Senin (6/12/2021), rumahnya belum terkena luberan lahar hujan. Pascahujan deras Selasa malam, kini, material lumpur dari lahar hujan sudah sampai di depan rumahnya.
”Beruntung saya sejak awal memutuskan mengungsi di rumah saudara, di Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe. Ini tadi iseng mengecek kondisi rumah ternyata lumpurnya sudah sampai sini,” ucap Siman.