Sukarelawan Diminta Bantu Petakan Layanan dan Kebutuhan Pengungsi Semeru
Upaya meningkatkan layanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak bencana terus ditingkatkan. Semua sukarelawan diminta membantu memetakan layanan kebutuhan yang diperlukan agar bisa segera ditindaklanjuti.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA,KOMPAS — Upaya meningkatkan layanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak bencana awan panas guguran Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, terus ditingkatkan. Memasuki hari kelima tanggap darurat, Rabu (8/12/2021), semua sukarelawan yang terlibat penanganan diminta membantu memetakan layanan kebutuhan para pengungsi agar bisa segera ditindaklanjuti.
Permintaan itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat bertemu para sukarelawan yang membantu penanganan bencana dari berbagai organisasi dan daerah, Selasa (7/12/2021) malam. Pertemuan berlangsung di posko tanggap darurat di Kantor Kecamatan Pasirian.
”Tolong dibantu melakukan pemetaan terkait beberapa permasalahan untuk meningkatkan kualitas layanan pengungsi, terutama bagi ibu hamil, difabel, anak-anak, dan lanjut usia,” ujar Khofifah.
Dia mengatakan, pemetaan layanan dan kebutuhan pengungsi diyakini bisa mengurai persoalan yang terjadi di lapangan selama masa tanggap darurat bencana yang berlangsung 14 hari. Hal itu penting agar pengungsi merasa lebih nyaman tinggal di pengungsian hingga situasinya aman.
Mantan Menteri Sosial itu juga meminta para sukarelawan berkomunikasi dengan pengelola tempat pengungsian untuk menyampaikan kebutuhan pengungsi misalnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, air panas, dan hal lainnya yang lebih spesifik. Kebutuhan spesifik itu, misalnya, makanan khusus bayi dan anak-anak, karena dia melihat dapur umum hanya menyediakan makanan untuk orang dewasa.
Khofifah menyadari tinggal di pengungsian tidak nyaman, apalagi bercampur dengan orang lain yang tidak dikenal. Oleh karena itulah, pihaknya berupaya membangun tempat hunian sementara sebagai tempat bernaung dan berlindung yang lebih aman dan nyaman. Setidaknya, para pengungsi bisa berkumpul dengan keluarga atau kerabat dekat.
Kebutuhan hunian sementara itu mendesak karena rumah-rumah pengungsi saat ini dalam kondisi rusak sehingga tidak bisa ditinggali. Permukiman tersebut juga berada di kawasan rawan bencana yang berisiko tinggi untuk ditinggali mengingat aktivitas vulkanik Gunung Semeru sulit diprediksi.
Selain kebutuhan dasar, Gubenur Jatim juga meminta para sukarelawan mendata pengungsi bencana Semeru yang belum tervaksin Covid-19. Sukarelawan diminta mendekati warga agar mau divaksin supaya mereka lebih terlindungi kesehatannya saat berada di pengungsian. Data itu akan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Jatim.
Sukarelawan agar mendata pengungsi bencana Semeru yang belum tervaksin Covid-19.
Perempuan gubernur pertama di Jatim itu juga meminta ada kanal atau saluran komunikasi khusus yang bisa menampung beragam informasi di lapangan dan masukan dari para sukarelawan. Kanal khusus itu membuka akses langsung untuk berinteraksi dengan Komandan Satuan Tugas Penganan Erupsi Semeru dan pengambil kebijakan sehingga responsnya menjadi lebih cepat.
”Jadi kita bisa terus memperbarui berbagai rekomendasi dan segera direspons. Karena saya yakin teman-teman sukarelawan berasal dari berbagai spesifikasi keahlian yang tentunya dapat memberikan penguatan dan dukungan bagi para pengungsi,” ucap Khofifah.
Menanggapi permintaan tersebut, salah seorang sukarelawan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana yang biasa dipanggil Mbah Dharmo mengatakan perlu keterpaduan data dan pengelolaan logistik yang lebih efektif serta mekanisme pendataan di setiap lokasi pengungsian. Selain itu, pemilahan bantuan agar pendistribusiannya sesuai kebutuhan pengungsi.
”Harapannya pendataan dan pendistribusian logistik semakin terpadu, termasuk pengolahan data untuk kebutuhan pengungsi,” ujarnya.
Kesejahteraan ternak
Memasuki hari kelima tanggap darurat bencana awan panas guguran Semeru, bantuan dari masyarakat terus mengalir. Selain bantuan berupa barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan, pakaian, alas tidur, dan alat kebersihan pribadi, juga ada bantuan pakan ternak dan dokter hewan.
Bantuan pakan ternak dan dokter hewan itu disalurkan Brigade Penolong 13 Kwartir Daerah Gerakan Pramukan Jatim. Adapun sasaran bantuan adalah para pemilik ternak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim Arum Sabil mengatakan, pemberian bantuan pakan ternak dan dokter hewan didasarkan hasil asesmen yang menunjukkan kondisi hewan ternak pengungsi kurang diperhatikan, terutama kebutuhan pakannya. Rumput yang menjadi bahan pakan utama saat ini sulit diperoleh karena lahan pertanian tertutup abu vulkanik dan material erupsi lainnya.
”Adapun jumlah bantuan yang disalurkan sebanyak 1 truk pakan ternak. Tidak hanya masalah makanan, kondisi kesehatan hewan ternak juga diperhatikan,” kata Arum.
Dia mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan obat-obatan untuk hewan ternak dan mengirimkan tim dokter hewan bersinergi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jatim. Ternak warga perlu diselamatkan karena merupakan sumber ekonomi selain lahan pertanian.
Rufiah, salah satu dokter hewan di Kabupaten Lumajang, mengatakan, kondisi ternak banyak yang mengalami luka-luka dan cedera terdampak bencana awan panas guguran Semeru, Sabtu (5/12/2021). Sebagian besar luka tersebut akibat terkena abu panas. Selain itu, banyak hewan ternak cedera patah tulang karena terburu-buru saat dievakuasi.
Hewan ternak yang selamat saat ini sejatinya hanya sebagian. Banyak hewan ternak milik masyarakat yang mati terkubur material vulkanik erupsi Semeru, seperti sapi, kerbau, kambing, dan ayam. Hewan-hewan tersebut tidak sempat diselamatkan oleh pemiliknya.