Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Surabaya sepakat mendukung penerapan level 3 PPKM serentak kurun 24 Desember 2021 - 2 Januari 2022 dengan melarang kegiatan kerumunan di ruang publik terkait Natal dan Tahun Baru.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Surabaya memastikan peniadaan perayaan Natal dan pawai atau konvoi Tahun Baru karena penerapan level 3 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat 24 Desember 2021-2 Januari 2022.
”Kami ingin memastikan pengendalian pandemi Covid-19 bisa terwujud, tidak sampai terjadi perburukan situasi,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Jumat (3/12/2021).
Eri mengatakan telah menerbitkan surat edaran kepada aparatur kota, kecamatan, dan kelurahan untuk diteruskan sampai pengurus RW, RT, dan gugus tugas Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo mengenai pencegahan dan penanggulangan Covid-19 saat Natal dan Tahun Baru.
Aparatur sampai gugus tugas kampung tangguh diharapkan tetap bersinergi untuk menjaga kinerja optimal dalam pengendalian dan pencegahan melalui pengetesan (testing), pelacakan (tracking), penelusuran (tracing), dan perawatan (treatment) atau 4T.
Aktivitas warga di satuan permukiman agar dipantau sehingga selalu menerapkan protokol kesehatan, yakni bermasker, menjaga kebersihan diri dengan rutin mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang lain, tidak berkegiatan yang menimbulkan kerumunan, dan menekan mobilitas kecuali untuk kepentingan mendesak atau darurat.
”Perlu menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak mudik dan atau bepergian,” kata Eri.
Jika ada kalangan warga yang datang dari daerah dengan tingkat risiko penularan tinggi, aparatur dan gugus tugas harus bergerak cepat dalam pemantauan dan pemeriksaan. Kalangan yang dicurigai sehingga sepatutnya diperiksa melalui tes usap PCR diharapkan segera bisa diwujudkan.
Pawai atau konvoi kendaraan juga perayaan di jalan raya tidak diperkenankan. ( Akhmad Yusep Gunawan)
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan meminta masyarakat tidak mengadakan kegiatan pawai atau yang mengundang kerumunan massa terkait Tahun Baru.
”Pawai atau konvoi kendaraan juga perayaan di jalan raya tidak diperkenankan,” kata Yusep.
Masyarakat kembali diminta kebesaran hati untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di rumah bersama keluarga. Peribadatan masih mungkin diadakan tetapi dengan kehadiran umat yang amat terbatas. Namun, peribadatan juga amat disarankan kembali dilangsungkan secara dalam jaringan (online) selama penerapan level 3 itu.
Guru besar imunologi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Theresia Indah Budhy, amat berharap masyarakat mengikuti anjuran pemerintah tidak mudik dan tidak bepergian selama penerapan level 3. ”Demi kebaikan bersama agar situasi tidak memburuk lagi,” katanya.
Serangan pandemi sejak Maret 2020 yang hampir dua tahun ini belum teratasi memberi pengalaman berharga bagi masyarakat dalam pengendalian dan pencegahan. Indah mengingatkan, beberapa pekan setelah musim libur, terutama hari raya, terjadi kenaikan kasus atau situasi pandemi memburuk. Hal itu jelas terkait peningkatan mobilitas umum yang linier dengan pengabaian terhadap protokol kesehatan.
”Virus korona berkarakter pintar dan cepat bermutasi, varian terbaru Omicron memiliki sepuluh karakter varian sehingga punya daya tular yang amat cepat,” kata Indah, Ketua Program Studi Imunologi Sekolah Pascasarjana Unair.
Menurut Indah, solusi terbaik dalam pengendalian dan pencegahan adalah memastikan penerapan protokol kesehatan, pembatasan sosial (PPKM), 4T, dan vaksinasi. Masyarakat perlu terus diingatkan agar tetap mengedepankan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan. Apalagi saat ini sedang berlangsung musim hujan yang berpotensi membuat tubuh rentan serangan penyakit.
Pola hidup sehat sebenarnya sederhana, tetapi menuntut komitmen tinggi dalam penerapan, seperti mengonsumsi makanan minuman bergizi, bernutrisi, dan bervitamin. Jika diperlukan mengonsumsi suplemen vitamin. Istirahat cukup, berolahraga untuk menjaga kebugaran, dan menekan potensi terkena stres atau tekanan psikologis dalam kehidupan sehari-hari.
”Jika sakit segera melapor dan memeriksakan diri sehingga penanganan dan antisipasi dapat cepat ditempuh,” kata Indah.
Dalam capaian vaksinasi, Jatim secara umum perlu terus memacu percepatan dan perluasan cakupan. Secara umum, vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 atau komplet sudah diberikan kepada hampir 15,748 juta jiwa atau 49,5 persen dari target sasaran. Beberapa daerah, termasuk Surabaya, sudah hampir mencapai 100 persen.
Di Surabaya, vaksin komplet sudah diberikan kepada 2,187 juta jiwa atau 98,6 persen sasaran. Capaian mengagumkan terjadi di Kota Mojokerto dengan cakupan 101,4 persen atau 102.945 jiwa dan Kota Kediri dengan cakupan 104,6 persen atau 232.310 jiwa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan akan terus mendorong percepatan dan perluasan vaksinasi di daerah-daerah yang selama ini tertinggal, misalnya di Pulau Madura. Sosialisasi pentingnya vaksinasi sebagai bagian dari pengendalian dan pencegahan pandemi Covid-19 juga penting diterapkan.
”Saya ucapkan selamat kepada daerah-daerah dengan cakupan yang amat tinggi dan mengagumkan. Saya berharap situasi itu dapat memacu daerah lain untuk meningkatkan kinerja vaksinasi,” kata Khofifah, mantan menteri sosial.
Berbagai program terpadu oleh pemerintah, TNI/Polri, partai politik, lembaga negara, dan organisasi massa dalam vaksinasi bermuara pada satu tujuan, yakni percepatan dan perluasan cakupan untuk kekebalan kelompok. Vaksinasi bukan obat, melainkan diyakini meningkatkan peluang seseorang selamat dari ancaman kematian ketika diserang Covid-19.