Pelaku Wisata di Batu Ikuti Aturan Pusat soal Libur Akhir Tahun
Pelaku wisata di Batu, Jawa Timur, meminta agar tempat wisata tetap bisa beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama libur Natal dan Tahun Baru.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·5 menit baca
BATU, KOMPAS — Pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur, siap mengikuti kebijakan pemerintah pusat terkait libur Natal dan Tahun Baru 2022. Namun, mereka juga berharap pemerintah tetap mengizinkan tempat wisata beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Seperti diketahui, pemerintah akan menyamakan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) semua daerah menjadi level 3 selama libur Natal dan Tahun Baru 2022. Kebijakan ini diberlakukan untuk memperketat mobilitas orang guna menekan angka penyebaran Covid-19.
Pergerakan orang diperkirakan meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru. Adapun Kota Batu saat ini tengah berada di level 2 bersama dua daerah lainnya di Malang Raya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, Sabtu (20/11/2021), mengatakan, kebijakan pemerintah pada masa tahun baru kali ini membuat pelaku wisata di Batu harus kembali bersabar.
”Kebijakan ini sebenarnya cukup berat bagi kami. Namun, kami sadar bahwa kebijakan pemerintah punya tujuan baik untuk mengendalikan pandemi. Harapannya, tahun depan perkembangan pandemi bisa lebih baik dan menjadi endemi,” ujarnya.
Dunia pariwisata di Batu mulai bergeliat kembali sejak September lalu. Geliat ini tidak saja terlihat di lokasi wisata, tetapi juga sudut-sudut kota yang ramai oleh kendaraan dari luar daerah. Saat itu, beberapa obyek wisata mulai beroperasi kembali (uji coba) setelah tutup cukup lama akibat PPKM.
Menurut Sujud, pada saat PPKM level 3, beberapa obyek wisata di Batu memang beroperasi dalam rangka uji coba. Sementara untuk masa Natal dan Tahun Baru mendatang, pihaknya belum tahu apakah kebijakan serupa akan diterapkan atau ada perubahan.
”Kalau melihat mal masih buka (Natal dan Tahun Baru), kemungkinan lokasi wisata juga masih bisa buka meski dengan pembatasan. Hotel dan restoran juga buka dengan pembatasan 50 persen dari kapasitas,” ujarnya.
Disinggung soal okupansi hotel yang biasanya sudah ramai sejak pertengahan November, Sujud mengatakan sudah ada, tetapi jumlahnya tidak banyak. Biasanya, bukan hanya wisatawan dari Jawa Timur yang booking hotel dan home stay di Batu sejak jauh hari, melainkan juga wisatawan dari luar daerah, termasuk Jakarta.
Sujud memperkirakan calon wisatawan masih menunggu kepastian terkait aturan dari pemerintah soal libur akhir tahun. Begitu pula dengan pihak hotel, mereka belum mempunyai persiapan khusus untuk menyambut masa pergantian tahun.
Sebelum pandemi, hotel di Batu biasa memiliki serangkaian agenda menarik, mulai dari pertunjukan musik, pesta kembang api, dan aneka hiburan lainnya. Agenda serupa biasa disiapkan oleh penyedia tempat wisata, khususnya wisata buatan.
”Sepertinya tahun baru kali ini suasananya hampir sama dengan tahun lalu. Bedanya, tahun lalu ada penyekatan-penyekatan. Untuk tahun baru kali ini, informasinya tidak ada penyekatan,” ujar Sujud yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta itu.
Tingkat hunian hotel di Kota Batu sebenarnya telah membaik sejak memasuki PPKM level 2. Pada akhir pekan, tingkat okupansi hotel sudah mencapai 50 persen dari kapasitas yang disyaratkan, sedangkan pada hari kerja mencapai 20 persen.
Namun, bencana banjir bandang yang terjadi 4 November kemarin berdampak terhadap turunnya tingkat hunian hotel. Banyak wisawatan menahan diri untuk datang ke Batu lantaran menganggap bencana tersebut menerjang semua wilayah. Padahal, kawasan terdampak hanya berada di wilayah Kecamatan Bumiaji jauh dari lokasi wisata.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto mengatakan, pihaknya berharap tempat wisata diizinkan beroperasi dengan protokol kesehatan selama pergantian tahun. Pelaku wisata masih menunggu surat edaran dan petunjuk teknis dari Kementerian Dalam Negeri soal ketentuan bagi pelaku wisata.
Disinggung soal persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru sebagaimana selalu ada di setiap obyek wisata, Titik mengatakan sejauh ini belum ada. ”Kami masih fokus dengan fasilitas yang sudah ada,” ucapnya melalui Whatsapp.
Di tempat terpisah, Sabtu pagi, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada pelaku wisata untuk tidak terlalu euforia menggaet wisatawan sebanyak mungkin pada masa pergantian tahun. Pelaku wisata musti tetap memperhatikan aturan.
”Mereka diharapkan bisa menggaet wisatawan dengan tetap memperhatikan kapasitas setiap obyek wisata sehingga kesehatan tetap terjaga,” katanya saat berbicara di hadapan puluhan awak media dari Surabaya dalam rangka liputan khusus dampak pascabencana, di Balai Kota Among Tani.
Menurut Dewanti, semua pihak di Batu merasakan bagaimana dampak pandemi, termasuk dunia pariwisata. Di masa-masa, awal pandemi, semua tempat wisata tutup. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Kota Batu yang tadinya menjadi yang paling tinggi di Jawa Timur, yakni 6,5 persen, terkoreksi sampai minus 10 persen.
Sementara itu, dalam rangka mempromosikan potensi wisata, Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pariwisata menggelar pameran Expo Pariwisata Hybrid Event 2021 yang berlangsung 19-21 November 2021 di Jatim Park 3.
Selain untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Batu, expo ini juga bertujuan membantu dan meningkatkan pemasaran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif di Batu.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini digelar secara fisik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan daring melalui Youtube. Kegiatan ini juga mengundang pemerintah daerah dan instansi lain, seperti dari Kota Malang, Magelang, Pekalongan, Kabupaten Lampung Utara, Kota Cimahi, Kabupaten Situbondo, Lamongan, dan Gresik.
”Kami ingin memberikan kesempatan kepada UMKM, pelaku ekonomi kreatif, serta pariwisata agar dapat promosi secara offline dan online. Selain itu, kami ingin menarik minat wisatawan untuk berwisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan),” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq.