PPKM Level 2, Jumlah Wisatawan ke Batu Melonjak pada Akhir Pekan
Pada akhir pekan pertama PPKM level 2 di Kota Batu, Jawa Timur, kunjungan wisatawan terlihat meningkat dari sebelumnya. Okupansi hotel pun tembus 50 persen.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
BATU, KOMPAS — Memasuki pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 2, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Batu, Jawa Timur, melonjak. Peningkatan jumlah wisatawan ini juga tidak lepas dari kelonggaran yang diberikan pemerintah, salah satunya diperbolehkannya anak usia di bawah 12 tahun untuk memasuki lokasi wisata.
Dari pengamatan, Minggu (24/10/2021), peningkatan jumlah wisatawan terlihat di sejumlah lokasi wisata, seperti Jatim Park 2 dan Jatim Park 3. Begitu pula sentra bunga dan tanaman hias di Sidomulyo. Alun-alun Kota Batu juga banyak didatangi pengunjung.
Akses jalan menuju Batu pun padat oleh kendaraan dari luar daerah, seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pulau Madura, dan Jember. Bahkan, kemacetan cukup panjang terlihat di beberapa lokasi, seperti Simpang Tiga Jalan Brantas-Bukit Berbunga di Batu serta simpang tiga Karangploso dan simpang empat Kepuharjo di Kabupaten Malang.
Dari arah Jatim Park 3 sampai Kota Batu, kendaraan juga padat. Hal ini terjadi karena di kawasan itu terdapat banyak restoran, yang juga dipenuhi oleh wisatawan.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Group Titik S Arianto mengatakan, ada kenaikan jumlah wisatawan dibandingkan saat Batu masih berstatus PPKM level 3. Batu memasuki level 2 sejak 18 Oktober. ”Sekarang anak-anak sudah boleh masuk ikut orangtuanya. Tentu saja, orangtua menggunakan aplikasi Peduli Lindungi,” katanya.
Hampir semua wahana Jatim Park Group sudah beroperasi kembali meski ada satu-dua yang terbatas hanya pada akhir pekan, seperti Batu Night Spectacular dan Museum Tubuh. Menurut Titik, pihaknya juga masih membatasi jumlah wisatawan 50 persen dari kapasitas setiap wahana.
”Jatim Park 2 yang beroperasi sejak September lalu, misalnya, kini dibatasi 2.000 orang per hari. Wahana yang lain tergantung, kalau areanya lebih sempit, ya, kapasitasnya lebih sedikit,” ujarnya.
Pendapat senada disampaikan Direktur Taman Rekreasi Selecta Sujud Hariadi. Menurut dia, terjadi kenaikan jumlah wisatawan hingga 200 persen di tempatnya. Jika sebelumnya jumlah pengunjung maksimal 800-900 orang, saat ini jumlahnya bisa 2.000 orang per hari. Selecta memiliki kapasitas hingga 10.000 pengunjung.
”Selain anak-anak sudah boleh masuk, kolam renang juga sudah diperbolehkan beroperasi. Ini membawa angin segar bagi pelaku wisata. Meski begitu, protokol kesehatan juga tetap dipertimbangkan,” ujarnya. Sujud mengklaim semua obyek wisata di Batu telah menggunakan fasilitas Peduli Lindungi.
Untuk menjamin pelaksanaan protokol kesehatan, menurut dia, ada petugas internal (satgas) yang disiapkan untuk memantau wisatawan. Satgas tersebut berasal dari pegawai internal lokasi wisata ditambah satgas dari desa. Mereka bertugas mengawasi apabila ada wisatawan yang lalai terhadap protokol kesehatan.
Apalagi, kontur lokasi wisata di Batu naik turun, napas mereka terengah-enggah. Habis foto, lupa memasang masker kembali.
”Biasanya wisatawan tidak sengaja, ada yang lupa lalu melepas masker. Apalagi, kontur lokasi wisata di Batu naik turun, napas mereka terengah-enggah. Habis foto, lupa memasang masker kembali. Jadi, mereka harus kami ingatkan terus dengan satgas internal,” ucapnya.
Sujud, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, mengatakan, kenaikan jumlah wisatawan tidak hanya terjadi pada obyek wisata, tetapi juga hotel. Saat ini, okupansi hotel di Batu tembus 50 persen dari kapasitas yang diperbolehkan pada akhir pekan. Sementara untuk hari kerja, okupansinya berkisar 20-30 persen.
Pelaku wisata di Batu berharap kondisi bisa terus membaik dan status level 2 PPKM pun bisa segera membaik menjadi level 1. Ini agar geliat dunia pariwisata di Batu bisa semakin terasa dan kunjungan wisatawan semakin meningkat.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq mengatakan, hampir semua obyek wisata di Batu telah beroperasi selama PPKM level 2. Mereka beroperasi dengan protokol kesehatan dan pembatasan sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah melalui instruksi menteri dalam negeri.
”Sesuai rencana, semua obyek wisata di Batu sudah menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Mudah-mudahan sesuai harapan, dengan kesiapan kita, semua kegiatan wisata di Batu bisa berjalan lancar,” katanya.
Arief berharap kondisi saat ini bisa memicu semangat pelaku wisata untuk bangkit kembali setelah terpuruk oleh pandemi. Pandemi cukup memukul dunia pariwisata di Batu. Bahkan, pertumbuhan ekonomi di Batu terkoreksi minus 6,61 persen dari sebelum pandemi yang mencapai 6,52 persen.