Antisipasi Banjir, Lahan Kolam Retensi Sungai Cilember Mulai Dikeruk
Sungai Cilember di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi kerap meluap saat hujan deras dan berdampak banjir. Pembangunan kolam retensi seluas 7.000 meter persegi diharapkan bisa mengantisipasi banjir di hilir sungai.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
CIMAHI, KOMPAS — Kolam retensi seluas 7.000 meter persegi yang bakal dibangun di perbatasan Kota Bandung-Cimahi untuk mengantisipasi banjir Sungai Cilember mulai dikeruk. Pengerukan dimulai agar lokasi tersebut bisa menampung air di musim hujan tahun ini, meskipun kolam ditargetkan baru rampung pada 2023.
Sejumlah alat berat tampak menggali lahan yang berada di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Rabu (17/11/2021). Lahan berbatasan langsung dengan Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Didi Ruswandi menjelaskan, kolam retensi yang dibangun itu mampu mengurangi debit air Sungai Cilember saat banjir hingga 30 persen. Sungai Cilember merupakan salah satu sungai di Bandung yang airnya kerap meluap di musim hujan.
”Kemarin sempat banjir di sekitaran Cimindi karena luapan Sungai Cilember. Dengan kolam retensi ini, diharapkan bisa mengurangi potensi banjir di hilir sungai,” ujarnya.
Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Kota Bandung Yul Zulkarnaen, kolam retensi itu dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dengan target rampung tahun 2023. Selagi menunggu pembangunan tersebut, Pemerintah Kota Bandung dan Kota Cimahi sepakat untuk mengeruk terlebih dahulu agar bisa menjadi area parkir air Sungai Cilember.
”Ini desain dan anggaran dari BBWS seluas 1,1 hektar. Sekitar 7.000 meter persegi untuk kolam retensi, sisanya untuk instalasi air bersih. Sementara menunggu proyek rampung, kami akan mengeruk terlebih dahulu lahan ini untuk menjadi kolam retensi sebagai antisipasi banjir,” ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyatakan pengerukan menjadi bentuk kolaborasi Bandung dan Cimahi untuk mengantisipasi banjir di wilayah yang beririsan. Pengurangan debit air Sungai Cilember di musim hujan ini jadi salah satu cara untuk menghindari banjir di kawasan hilir sungai, yaitu Kecamatan Cimindi dan Cibereum yang ada di Cimahi.
Pengerukan menjadi bentuk kolaborasi Bandung dan Cimahi untuk mengantisipasi banjir di wilayah yang beririsan. (Ngatiyana)
”Harapannya, tahun 2023 embung ini selesai dibangun dan bisa menjadi kolam retensi yang permanen untuk mengatasi banjir,” ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial menuturkan, bantuan yang diberikan oleh Kota Bandung berupa alat berat untuk pengerukan. Nantinya, kolam seluas 7.000 meter persegi ini akan memiliki kedalam 3 meter lebih.
”Yang terpenting kami nyangkul dulu, alat-alatnya dari Kota Bandung. Dengan prinsip kolaborasi ini diharapkan bisa mengatasi banjir di kawasan irisan Bandung-Cimahi ini,” ujarnya.
Selain kolam retensi Sungai Cilember, lanjut Yul, pembangunan kolam retensi di Jalan Bima, Kecamatan Cicendo, ditargetkan rampung akhir 2021. Infrastruktur tersebut diharapkan bisa menjadi parkir air dari aliran Sungai Citepus yang sering meluap di saat hujan deras.
Pembangunan kolam retensi ini menambah infrastruktur penanggulangan banjir di Kota Bandung. Saat ini, sebanyak tujuh kolam retensi telah berfungsi menampung air. Kolam ini berada di Taman Lansia, Kandaga Puspa, Sarimas, Sirnaraga, Rancabolang, Cisurupan, dan Gedebage.