Petugas Jaga Tak di Tempat Saat Tahanan Polres Batanghari Kabur
Kaburnya tahanan berlangsung di tengah blok lapas yang tidak mendapatkan penjagaan. Tahanan pun leluasa membuka terali jendela blok lapas dan keluar hingga melewati dinding dan pagar lapas.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Petugas jaga dari Kepolisian Resor Batanghari diduga tidak ada di tempat sewaktu 24 tahanannya kabur pada Minggu (14/11/2021) malam. Absennya petugas membuat tahanan leluasa membobol terali jendela sel dalam salah satu blok di sana.
Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Jambi Kelas II Muara Bulian Marojahan Doloksaribu mengatakan, dirinya baru mengetahui 24 tahanan polres kabur 1,5 jam kemudian atau Senin (15/11/2021) dini hari. Ia dihubungi salah satu stafnya yang kedatangan seseorang mengaku sebagai tahanan yang kabur dan kembali masuk untuk menyerahkan diri.
Marojahan pun langsung datang mengecek. Setibanya di sana, ia langsung menuju blok yang dipinjam Polres Batanghari untuk menempatkan para tahanan mereka sementara.
”Sewaktu saya lihat di blok memang seluruh tahanan sudah kabur. Petugas jaga tidak ada di tempat. Blok itu kosong,” katanya.
Padahal, menurut Marojahan, pengamanan di blok itu merupakan tanggung jawab penuh pihak kepolisian. Mereka hanya meminjam tempat untuk menempatkan para tahanan sementara waktu selama berlangsungnya pembangunan markas polres itu.
”Sesuai kesepakatan, kami hanya meminjamkan tempat tetapi urusan pengamanan sepenuhnya tanggung jawab mereka (polisi),” katanya.
Hingga Selasa (16/11/2021) pagi, 5 dari 24 tahanan Kepolisian Resor Batanghari yang kabur itu telah kembali. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto mengatakan, satu orang langsung menyerahkan diri 1,5 jam setelah kabur. Menyusul empat orang lagi ditemukan aparat di kebun-kebun sekitar lapas.
Mulia membenarkan perihal laporan kronologis dari Polres Batanghari, kaburnya tahanan berlangsung Minggu malam. Petugas piket penjagaan sempat memeriksa sel tahanan pukul 21.30 WIB.
Sekitar 30 menit kemudian, salah satu tahanan, Ledi Azwar, diduga mengambil balok kayu dari kamar mandi. Balok digunakan untuk mencongkel salah satu besi behel terali jendela ruang tahanan hingga besi itu patah dan lepas dari rangka terali.
Selanjutnya Ledi mengajak tahanan lain agar mau melarikan diri secara bersama-sama sekitar pukul 00.00. Mereka lalu mengatur siasat. Satu tahanan memanggil nama salah satu petugas jaga dari arah dalam ruang sel. Karena tidak ada jawaban dari petugas, peluang itu digunakan para tahanan untuk kabur dari lubang jendela.
Setelah keluar, terali besi yang terlepas diikat dengan tali agar tidak tampak oleh petugas. Setelah masuk di lorong selasar, tahanan mematikan kamera pemantau (CCTV) dengan mencabut kabel dari sambungan listrik sehingga layar monitor mati. Mereka lalu mengambil kunci pintu sel tahanan di dalam saku sebuah kemeja yang tergantung di salah satu jendela ruang jaga. Kemeja itu milik petugas bernama Brigadir Dua Ridho.
Seluruh tahanan kabur melewati pintu penjagaan yang tidak ada petugasnya.
Setelah berhasil mendapatkan kunci, Ledi lalu membuka tiga pintu sel tahanan yang berjumlah 24 orang. Seluruh tahanan kabur melewati pintu penjagaan yang tidak ada petugasnya.
Mereka lalu memanjat dinding bangunan setinggi 2,5 meter. Lalu, mereka memanjat dinding kedua dan akhirnya memanjat dinding pagar LPKA yang tingginya 4 meter. Mereka menggunakan kain sarung yang saling diikatkan agar berfungsi menjadi tali.
Ketika berhasil melewati pagar, para tahanan melarikan diri ke arah perkebunan belakang atau samping kanan lapas tersebut. Namun, hanya 1,5 jam setelah kabur, salah seorang tahanan bernama Rahmat Dwi Putra menyerahkan diri. Dia melapor kepada petugas jaga di pintu utama lapas itu.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi Jahari Sitepu, CCTV yang dimatikan oleh para tahanan kabur merupakan alat milik polres. ”Alat itu milik mereka dan dipasang oleh mereka,” katanya.
Jahari mengatakan, satu blok sel dipinjam oleh Polres Batanghari untuk menempatkan sementara para tahanannya. Saat ini sel di markas polres itu sedang dalam proses pembangunan. Selama masa peminjaman sel, pengamanan dan distribusi logistik bagi para tahanan ditangani langsung petugas dari polres.
”Jadi, petugas mereka (polisi) yang menjaga sel dan juga mengurus makanan untuk tahanannya,” katanya.