Dampak Abu Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap di Sumur Warga dan Lingkungan
Sejumlah sumur warga tercemar abu bekas kebakaran kilang PT Pertamina RU IV Cilacap. Warga berharap adanya bantuan air bersih karena air sumur dipakai untuk minum dan kebutuhan sehari-hari.
Oleh
Willibrodus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sumur dan lingkungan warga di Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tercemar abu kebakaran dari kilang PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap, Sabtu (13/11/2021) malam. Di tengah air keruh dan bau jelaga, warga menguras sumurnya secara mandiri.
”Sumurnya butek (keruh), ireng (hitam) dan bau, sudah ditawu (ditimba atau dikuras) banyak. Padahal, ini buat diminum dan lain-lainnya keperluan keluarga seperti mencuci,” kata Poniman (66) warga RT 007 RW 003 Gumilir, Minggu (14/11/2021).
Poniman menyampaikan, kejadian ini pertama kali ia alami selama ini. Selain sumur kotor, jelaga atau langes abu bekas kebakaran juga tampak di dedaunan dan tanaman sekitar. Di jalan raya sekitar Stasiun Gumilir, trotoar dan genangan air di tepi jalan juga menghitam. ”Saya berharap ada bantuan air bersih dari Pertamina. Saya tidak tahu ini kalau diminum berbahaya atau tidak,” ujarnya.
Sansuardi (53), tetangga Poniman, mengalami hal serupa. Meski sumurnya ada di dalam rumah bagian belakang, karena asbes penutup sumur pecah, air hujan membawa abu kebakaran larut ke dalam sumur. ”Tadi pagi bau sekali, ini sudah lumayan bersih,” ujarnya.
Sansuardi juga berharap mendapat bantuan air bersih karena air sumur di rumahnya juga sumber air minum, mencuci piring, baju, dan mandi. ”Ini, kan, limbah, ya, langes (abu atau jelaga). Mudah-mudahan ada bantuan air bersih,” ucapnya. Kawasan Gumilir di sebelah utara dari kilang yang terbakar dengan jarak sekitar 11 kilometer.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten CIlacap Wijonardi menyampaikan, pemkab belum punya data total warga terdampak pencemaran lingkungan. ”Tim kami masih di lapangan untuk melakukan asesmen terkait peristiwa ini,” ujar Wijonardi.
Tangki berisi komponen produk bahan bakar pertalite dengan kapasitas sekitar 31.000 KL di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap terbakar, Sabtu (13/11/2021) pukul 19.10. Pihak Pertamina menyatakan api sudah padam total pada Minggu pukul 07.45.
”Kebakaran tangkai dapat dipadamkan total tadi pukul 07.45 dan dinyatakan aman pada jam 09.15,” kata CEO Subholding Refinery and Petrochemical Djoko Priyono dalam jumpa pers secara virtual.
Djoko mengatakan, pihaknya juga melakukan pengendalian pencemaran lingkungan, antara lain menyiagakan peralatan penanggulangan lolosan minyak dan pemasangan absorbent di parit-parit. ”Kemudian dilakukan patroli vaccum truck di dalam kilang dan juga monitoring oleh kru oil man di sekitar tangki,” ujarnya. Perhatian kepada pengungsi dan masyarakat terdampak juga jadi prioritas Pertamina.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan, insiden di kilang ini akan dievaluasi dan memastikan persediaan BBM tidak terganggu. Masyarakat iminta tidak panic buying karena pasokan BBM aman.
Tepian kawasan jalan raya di sekitar Stasiun Gumilir, Cilacap, tampak menghitam akibat bekas jelaga kebakaran kilang. Kebakaran di Pertamina Cilacap telah dinyatakan padam pada Minggu (14/11/2021) pukul 07.45.