Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap Diinvestigasi, 80 Warga Mengungsi
Kebakaran di area kilang Pertamina Cilacap kembali terjadi pada Sabtu (13/11/2021) malam. Kebakaran terjadi bersamaan dengan petir saat hujan deras di Cilacap. Namun, penyebab pasti masih dalam investigasi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Tangki berisi komponen produk pertalite dengan kapasitas sekitar 31.000 kiloliter di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap terbakar, Sabtu (13/11/2021) pukul 19.10. Kebakaran hanya berselang lima bulan dari musibah serupa, Jumat (11/6/2021). Dalam insiden kali ini, tak ada korban jiwa, tetapi sedikitnya 80 warga sekitar mengungsi.
”Pada pukul 19.10 ada kejadian tank fire yang merupakan tangki komponen produk pertalite, jadi ini masih belum jadi produk, di 36T102 dan memang bersamaan tadi pada saat terjadinya petir,” kata General Manager PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap Eko Sunarno dalam jumpa pers di Cilacap, Sabtu malam.
Eko menyampaikan, tangki tersebut sudah bisa diisolasi dan untuk area lainnya bisa dikendalikan serta sudah dilakukan proses pendinginan. ”Terkait dengan unit proses, kami coba sesuaikan untuk mengikuti alih tangki. Beberapa proses disesuaikan, tetapi intinya unit proses semuanya masih berjalan normal, hanya kapasitasnya disesuaikan. Transfer produk pertalite ke TBBM Lomanis juga masih berlangsung dari tangki 36T101,” paparnya.
Eko menambahkan, dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa dan semua pekerja sudah dievakuasi keluar dari area kebakaran. ”Kami belum bisa memastikan (penyebabnya). Kejadian pukul 19.10 itu hampir bersamaan dengan adanya petir, tetapi belum bisa dipastikan sebelum dipadamkan dan kami lakukan investigasi,” ujarnya.
Menurut Eko, warga Lomanis di sekitar tangki juga ada yang diungsikan sebanyak 80 orang. Mereka dievakuasi di aula kelurahan dan masjid.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Cilacap Komisaris Suryo Wibowo menambahkan, pihaknya mengerahkan 200 personel dan mensterilkan area kebakaran hingga radius 1 kilometer. Arus lalu lintas di Jalan MT Haryono yang berada di sekitar areal kebakaran juga dialihkan ke jalan lain.
”Di sekitar lokasi lebih kurang radius 1 kilometer sudah steril, tidak ada kendaraan yang masuk, dialihkan menjauh dari Lomanis dan sekitarnya,” kata Suryo.
Pantauan Kompas, pancaran api dari kebakaran tangki kilang itu tampak membuat langit Cilacap bercahaya pada malam hari. Sekitar 500 meter dari lokasi kebakaran, kobaran api membubung dan hawa panas terasa.
”Awalnya ada petir tidak begitu besar, ada kilatan, tahu-tahu langit sini sudah terang. Orang-orang keluar dan ternyata ada kebakaran. Tidak terdengar suara ledakan, hanya suara petir. Di sini hujan sejak sekitar pukul 18.00,” tutur Khozinul Akhlak (53), warga RT 002 RW 003, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah.
Menurut Khozinul yang juga pengurus seksi pembangunan di RT 002, ada sekitar 50 keluarga terdiri dari ibu dan anak-anak mengungsi, sementara bapak-bapak berjaga di rumah. ”Warga panik dan ibu-ibu minta mengungsi. Ada yang mengungsi di rumah saudara,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap Luhur Satrio Muchsin menyampaikan, tim pemadam kebakaran juga telah ikut bergabung dengan tim Pertamina untuk memadamkan api. ”UPT Damkar dengan armada baru dan empat personel telah masuk ring satu lokasi kebakaran,” kata Satrio.
Seperti diberitakan Kompas.id, kebakaran sebelumnya di kilang ini terjadi pada tangki T-205, area 39, tanggal 11 Juni 2021 sekitar pukul 19.45. Tangki tersebut berisi benzena yang merupakan bahan baku pembuatan minyak mentah dan salah satu petrokimia esensial. Kebakaran saat itu berhasil padam setelah sekitar 40 jam.