Sejumlah warga di Kutawaru, Cilacap, Jawa Tengah, mengaku trauma atas kebakaran di kilang Pertamina. Hingga Minggu pagi, api masih berkobar hingga pukul 07.30, tetapi kemudian tampak reda.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Kebakaran di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap membuat sejumlah warga di Desa Kutawaru, Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, mengaku trauma. Kebakaran terjadi pada Sabtu malam dan hingga Minggu (14/11/2021) pagi tadi sekitar pukul 07.30 api masih berkobar. Kebakaran terlihat semakin mereda pagi ini. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari Pertamina bahwa api padam total.
”Semalam panik, takut banget, hujan lebat, dan suara petir keras sekali dan ternyata ada kebakaran di kilang. Masih trauma dengan kebakaran yang terjadi sekitar enam bulan lalu,” kata Sherli Marlinton (29), warga RT 001 RW 001 Desa Kutawaru, Minggu.
Sherli yang sehari-hari berjualan makanan ringan di pusat jajanan serba ada (pujasera) Kutawaru pun kemudian menutup warungnya ketika tahu ada kebakaran. ”Semalam langsung tutup, takut dan kebetulan sepi karena hujan,” katanya.
Kami takut kalau ada kebakaran, malam itu tidurnya tidak nyenyak.
Sherli trauma, antara lain, karena kebakaran Juni 2021 lalu membuat air sumur dan kolam di desanya tercemar. Abu dari asap kebakaran saat itu luruh dan mengotori air baku warga. Meski Pertamina memberikan bantuan air bersih, warga bekerja keras dan gotong royong menguras sumur. ”Alhamdulillah, yang sekarang sumur aman,” ucapnya.
Trauma atas kebakaran kilang juga disampaikan oleh Nardi Mulyono (59) yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di Kutawaru. ”Kami takut kalau ada kebakaran, malam itu tidurnya tidak nyenyak,” katanya.
Kondisi api kebakaran masih fluktuatif hingga dini hari. Pihak Pertamina pun belum memberikan pernyataan bahwa api kebakaran saat ini padam total. Berdasarkan pantuan di lapangan pada Sabtu sekitar pukul 21.00, api berkobar besar, lalu sekitar pukul 23.30 hingga sekitar 00.30 tidak tampak kobaran api. Namun, setelah itu, api kembali berkobar dahsyat diawali dengan bubungan foam atau busa yang beterbangan di tengah kepulan asap.
Kondisi serupa juga terjadi pada Mingggu pagi. Api dan asap hitam tampak membubung tinggi sejak pukul 06.30 hingga pukul 07.30. Namun, selepas pukul 07.30, api tampak padam dari kejauhan dan tidak ada lagi asap pekat setidaknya hingga pukul 09.00. Pada Minggu dini hari, Kelurahan Lomanis tampak sepi dari pengungsi. Yang tampak hanya sejumah aparat pemerintahan dan keamanan. Dilaporkan bahwa sejumlah warga sempat mengungsi ke kelurahan beberapa saat, tetapi kemudian pulang ke rumahnya kembali.
Seperti diberitakan Kompas.id, Minggu (14/11/2021), tangki berisi komponen produk Pertalite dengan kapasitas sekitar 31.000 kiloliter di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap terbakar pada Sabtu (13/11/2021) pukul 19.10. Kebakaran di kilang ini pernah terjadi juga pada Jumat (11/6/2021) malam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Berikut gambaran suasana di kawasan kebakaran di kilang Cilacap: